32. Rencana🍒 (Revisi✔)

736 27 0
                                    

Happy reading
__________________√

Evelyn mengetuk ngetuk kuku jarinya diatas meja dengan pikiran yang masih berkecamuk kemana-mana. Ia masih memikirkan soal penculikan yang dialami oleh Gea, siapa dalang dibalik semuanya?

Tangannya mengacak-ngacak rambut prustasi, gini nih kalo musuh terlalu banyak jadi bingung nemuin pelakunya!

Dret...drett

Asik dengan pikirannya sampai-sampai dering telpon pun, Elyn tak menyadari.

Dret...dret

Telpon kembali berdering dengan nyaring, sekarang Elyn tersadar dan langsung mengangkat telepon yang masuk kedalam ponselnya.

"....."

"Gue sakit."

"......"

"Gak perlu."

"....."

"Cuman demam biasa."

"...."

"Hm."

Panggilan berakhir dengan Elyn yang mengakhiri terlebih dahulu.

Gadis itu mengambil laptop yang ada dimeja, menempatkan benda elektronik tersebut dipangkuannya.

Mata tajam itu terus menatap layar laptop yang ada dipangkuannya dengan serius. Bahkan hampir 2 jam lamanya, Elyn terus berhadapan dengan benda tersebut tanpa istirahat.

Senyuman miring terlukis dibibir cantiknya dengan kejam, kedua tangannya ia lipat didepan dada lalu terkekeh pelan, saat tau siapa pelaku tersebut.

"Main-main denganku?!"

Ia menatap remeh bukti yang ada dilaptopnya,"Dasar bodoh! Kau pikir bisa mengelabuhiku? pecundang!"

Elyn mengambil ponselnya yang ada dinakas, sesekali matanya melirik Gea yang tertidur pulas.

"...."

"Kita mulai!"

"..."

"1 minggu kita sudah membiarkannya berkeliaran diluar sana! Dan kini saatnya dia menerima semua yang telah dia perbuat!"

"...."

"Besok, dimarkas!"

"...."

"Hm."

Tut

Elyn mengakhiri panggilan tersebut secara sepihak, sudut bibirnya masih menyunggingkan senyum miring yang sangat mengerikan dengan aura yang sangat kental.

"Let's play the game bitch!"

____________√

"Bagaimana? Apa kamu telah mengelabuhinya?"

Yang ditanya langsung menyunggingkan senyum miring,"Yess! Apa yang tidak aku bisa?"

Pria tersebut menyeringai jahat, "Hahaha ternyata kau tak pernah berubah. Nyonya!" Ujarnya dengan senyum meremehkan.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang