14. Ngambek🍒 (Revisi✔)

1.7K 82 0
                                    

Happy reading
*
*
*
*
*

Elyn hanya bisa terdiam melihat tindakan Aidan yang dengan telaten menyuapinya, ia sudah menolak karna tangannya masih berfungsi dengan baik.

"Aaaaa buka mulutnya." Titah Aidan di sertai senyum kecil.

Elyn membuka mulutnya menerima sendok yang berisi bubur. "Udah." Ucap Elyn datar.

"Hem...padahal ini dikit lagi Ay, makan lagi yaa....supaya cepet sembuh." Bujuk Aidan dengan wajah lucunya.

Menggeleng kepalanya pelan, rasa bubur itu terasa hambar di lidahnya. "Hambar."

Aidan tersenyum geli mendengar ucapan tunangannya ini. "Kan kamu lagi sakit, wajar kalo kamu ngerasain buburnya hambar."

Elyn menatap netra hitam Aidan dengan seksama, mata itu sangat cantik. Sedangkan Aidan yang di tatap malah salah tingkah, bahkan telinga dan pipi Aidan terlihat memerah bak kepiting rebus.

Elyn terkekeh kecil melihat Aidan blushing."Pipi lo merah."

Ucapan dari Elyn membuat telinga dan pipi Aidan tambah memerah, Pria itu menundukkan kepalanya. "Ihhh. Kamu jangan gitu, Idan kan jadi baper." Ujar Aidan sembari tersenyum malu-malu.

Aidan polos mode On guys.

Elyn mengangkat tangannya memegang dagu Aidan agar menatap dirinya. "Kenapa baper?" Tanya Elyn pura-pura bingung.

"Eyn kan jarang natap Idan kaya gitu, jadi Idan baper xixi."

Mata Aidan berkedip lucu, Elyn hanya bisa menahan gemas melihat wajah Aidan yang sangat menggemaskan.

"Eyn kata Mamih kalo Idan di tatap gitu sama perempuan, dan Idan ngerasa senang tandanya Idan jatuh cinta sama perempuan itu." Ucap Idan masih dengan wajah polosnya seolah sedang bercerita bersama sang Ibu.

"Jadi Idan jatuh cinta sama Eyn dong?" Tanya Aidan dengan memiringkan kepalanya dan masih menatap polos Elyn.

Elyn terdiam mendengar ucapan Aidan. Apa benar Pria ini mencintainya atau hanya sekedar penasaran padanya?

"Eyn.." panggil Aidan pelan.

"Eyn ishh.."

Elyn menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

Aidan memilin-milin ujung baju yang di pakai Evelyn dengan kepala menunduk. "Em..boleh gak kalo Idan peluk Eyn?"

"Gak!" Jawab Elyn datar.

Aidan melepaskan baju Elyn yang tadi ia pegang. Bahu pria itu terlihat bergetar menahan tangis.

Elyn menghela nafas lelah, pasti beberapa detik lagi Aidan akan menangis.

"Huaaaaa Eyn jahat! Idan gak like sama Eyn hiks, Idan ngambek hisk sama Eyn, pokonya Idan ngambek sama hiks Eyn..." Aidan menghapus air matanya dengan masih sesegukan.

Dengan terpaksa Elyn memperboleh kan Aidan memeluknya. Tangan Elyn memegang tangan Aidan yang masih mengusap air mata yang terus mengalir tanpa henti.

"Sini." Elyn menarik Aidan kedalam dekapan hangatnya.

Pria itu menangis kembali di dalam pelukan Evelyn. "Eyn hiks kalo gak hiks mau jangan hiks peluk Idan hiks." Cicit Aidan pelan.

Elyn tak menjawab dan hanya mengusap punggung Aidan yang bergetar karna menangis. "Jangan nangis."

Aidan mendongakkan wajahnya menatap wajah Elyn dari bawah. Hidung pria itu memerah dengan bibir mengerucut lucu, dan mata yang berkaca-kaca.

"K-kenapa? Hiks."

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang