28. Dihukum🍒 (Revisi✔)

846 42 1
                                    

Happy reading
________________√

Setelah dari kelas X, Elyn segera pergi kekelasnya. Gadis itu berjalan pelan, pikirannya menerawang ke kejadian tadi di lorong bersama Aidan.

Tanpa sadar air mata Elyn jatuh perlahan, merasa pipinya basah. Gadis itu menghapus air matanya kasar.

Sialan!

Ia jadi tak mood untuk masuk kelas, kakinya berbelok arah dengan tujuan awalnya.

Kakinya melangkah menuju roftop, ketika ingin menaikki tangga, langkah Elyn terhenti dengan suara seseorang. Tubuhnya reflek bergerak untuk bersembunyi di bawah tangga.

"Sialan! Lagian siapa sih tu cewek?! Cantik juga cantikan gue! Awas aja kalo ketemu gue labrak! Lagian Aidan juga kenapa lebih mentingin dia dari pada gue sih?!" Grutu orang tersebut dengan kesal.

Evelyn hanya diam mendengarkan grutuan orang itu, setelah dia melewati tangga, barulah Elyn keluar dari tempat persembunyiannya.

Ia hanya menatap datar kepergian gadis itu, tangannya terkepal kuat. Memejamkan mata agar bisa mengontrol emosinya.

Dengan tegas, Elyn berjalan menaiki tangga dengan raut wajah yang lebih datar dari sebelumnya. Bahkan aura sekitar sangat mencengkram.

Sesampainya di rooftop, gadis itu menendang pintu sampai roboh.

Bruk!

Ia berjalan kearah sofa yang ada disana, lalu menduduki sofa tersebut. Tanpa memperdulikan nasib pintu yang telah ia rusak.

Elyn mengeluarkan benda nikotin yang sering ia bawa tanpa di ketahui oleh orang-orang. Kakinya dinaikkan dengan gaya big bos.

Mengapit rokok tersebut di bibirnya lalu menyalakan korek api.

Ia menyandarkan punggungnya di sofa dengan mata tertutup, sesekali menyesap benda kecil tersebut dengan tenang.

Suasana hatinya saat ini sedang kacau, jika kalian mengira bahwa Elyn akan membalas gadis yang tadi bersama Aidan. Maka kalian salah! Ia akan diam jika dia tak mengganggunya, bahkan jika Aidan dia rebut, ia tak masalah.

Elyn akan tetap memegang teguh pendiriannya. Jika, ia tak akan memperebutkan seorang laki-laki. Jika gadis itu mau, maka ambillah. Bukannya ia tak mau berjuang, tetapi ia hanya malas. Menurutnya hanya membuang buang waktu.

"Waw gue cukup kaget dengan apa yang gue liat.." Ujar seorang laki-laki dari arah pintu rooftop.

Elyn hanya diam seakan menganggap suara itu hanya angin lalu, gadis itu masih santai meroko dengan mata tertutup.

"Evelyn...Evelyn, Si gadis dingin yang gue kira anak baik-baik." Sindirnya.

Laki-laki itu dengan santai mengambil rokok dari tangan Elyn yang mana membuat mata cantik itu terbuka dengan tatapan tajamnya.

"Renoza Defvorta. Untuk seukuran siswa, lo terlalu berani." Ujar Elyn datar.

Bukannya merasa tersinggung, dia malah terkekeh kecil. "Revalina Evelyn Argabintara. Untuk seukuran siswi, lo terlalu berani melanggar aturan sekolah." Ujar Reno santai, bahkan laki-laki itu sudah duduk di sofa bersama Elyn.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang