23. Rumah sakit🍒 (Revisi✔)

1K 55 0
                                    

Happy reading..

____________________________√

Azel hanya menunduk tanpa melihat sang Ayah, ia terlalu takut untuk hanya sekedar melihat wajah Ayahnya kali ini.

"Azel... Jangan menunduk! Tatap wajah papah!"

Azel menggelengkan kepalanya kecil dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia kecewa pada dirinya sendiri karna tidak bisa menepati janjinya pada sang Ayah kala itu.

Papah Azel menghampiri putrinya yang masih menunduk, memeluk Azel dengan hangat. "Apa dia lakuin ini lagi sama kamu hm?"

Azel masih diam di dalam pelukan papahnya, tangan gadis itu membalas pelukan sang Ayah dengan sangat erat seakan tak ada hari esok untuk memeluk Ayahnya.

"Sayang.... Berapa kali papah sudah bilang sama kamu, udah kita tinggal di luar negri aja. Papah gak mau kamu celaka nak..." Lirihnya yang masih bisa di dengar oleh Azel.

Azel menggeleng kecil lalu mendongak menatap Ayahnya dari bawah, air mata Azel sudah membasahi pipi gadis itu. "No Pah! Aku gak mau tinggal di luar negri. Aku mau cari Kakak!"

Pria itu menghela nafas melihat sifat keras kepala putrinya, "Azel...10 tahun telah berlalu, mungkin saja Kakak udah nyusul Mamah kamu di sana. Nak.." Ucap Pria itu memberi pengertian terhadap anaknya.

"Gak Pah! Kakak aku belum di jemput sama Mamah! Kakak aku masih di alam yang sama, sama kita sekarang! Papah jangan ngomong gitu hiks, Azel bakal buktiin ke Papah kalo Kakak masih hidup."

Air mata Azel kembali luruh dengan deras, lagi dan lagi pria paruh baya tersebut hanya menghela nafas sabar. Putrinya ini belum bisa menerima kepergian Istrinya dan hilangnya anak ia yang pertama yaitu Kakak dari Azel.

"Yaudah terserah kamu, dan jangan lupa obatin memar yang ada di wajahmu." Pria itu mencium puncak kepala putrinya lembut lalu berlalu dari sana.

Cup

Azel menatap kepergian Papahnya dengan raut wajah bersalah, ia tau Papahnya telah kecewa dengan dirinya karna tidak bisa menepati janji untuk tidak terluka.

"Maafin Azel..... Pah."

Ia menghela nafas lalu berbalik arah untuk melanjutkan langkahnya yang tertunda.

_______________√

Elyn menatap malas Areksa dkk yang tak henti-hentinya menatap dirinya, apa mereka tak cape? Bahkan jika dilihat lihat mereka tidak mengedip sama sekali.

"Pulang sana!" Usir Elyn terang-terangan.

Axel menatap sengit adik sahabatnya, "Lo ngusir kita?!"

Mendengar pertanyaan yang tidak berfaedah sama sekali membuat Elyn memutar bola matanya malas, "Menurut lo?" Ujar Elyn menaikkan salah satu alisnya.

Pemuda itu berdecak sinis, "Udah untung ada yang jenguk lo! Dasar gak tau terima kasih!"

Elyn tersenyum miring, "Gue gak nyuruh."

Axel geram melihat sifat menyebalkan adik temannya ini, "Terserah." Cueknya.

Karna malas meladeni, Axel menyibukkan dirinya dengan memainkan ponsel tetapi pemuda itu hanya menggeser-geser layar ponselnya saja tanpa membuka salah satu aplikasi.

Revalina's TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang