Jaemin merasa indra perasa untuk perasaanya akan segera mati rasa.
3 hari berlalu dan Renjun hanya mengabaikan Jaemin tanpa berbicara dengannya. Apa lagi saat Jaemin mencoba untuk berbicara berdua dengan dia, Jaemin merasa kalo dirinya hanya berbicara seorang diri meskipun Renjun tepat berada di depannya.
Renjun memperlakukan Jaemin seperti hantu yang tidak terlihat ketika mereka berdua. Dan meresponnya simple ketika mereka bersama member lain.
Tidak ada otoritas yang bisa Jaemin gunakan untuk melawan Renjun saat ini. Dia terlalu takut untuk bertindak, merasa jika dia mencoba melakukan sesuatu Renjun mungkin tidak akan berbicara dengan baik lagi padanya.
Hanya menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Renjun.Setelah menunggu 74 jam 53 menit dengan sabar, Jaemin Akhirnya tidak tahan lagi dan berusaha mencari kesempatan untuk berbicara dengan Renjun dan kemudian membahas obrolan yang sempat tertunda sebelumnya.
Member lain sedang di luar, ini seperti kesempatan yang sempurna untuk berbicara dengan Renjun meskipun Renjun masih belum kembali dari pekerjaannya
Jaemin berharap waktunya akan cukup untuk bicara.Jaemin menunggu di ruang tengah asrama nct dream.
Di sana ada sebuah sofa putih panjang dan televisi di depannya.Jaemin menyalakan televisi yang ada di sana tapi matanya hanya tertuju pada ponsel yang dia genggam di tangannya.
Jika orang lain yang melihatnya, mungkin mereka akan mengira dia hanya pengangguran yang memiliki banyak waktu luang untuk bersantai. Tapi jika orang lain yang dapat melihat menembus hati seseorang, mereka akan tahu jika Jaemin sedang dalam suasana gugup untuk berbicara dengan Renjun. Dia takut Renjun tidak akan memaafkannya dan selama hidupnya hanya akan mengabaikan Na Jaemin yang sangat menyukainya.
"Ugh! Ini lebih menakutkan dari Ujian masuk kedokteran. Aku sangat gugup,,"
Jaemin menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa yang lebih pendek dari pundaknya sampai dia harus menatap langit-langit untuk bersandar sepenuhnya.
Dia juga membuang ponsel yang ada di tangannya ke samping tempat duduknya. Kemudian mengacak rambut di kepalanya karena frustasi.
"Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan?" Tanya Jaemin pada keheningan malam di asrama nct dream saat itu.
Ketika pikirannya yang panjang pergi kemana-mana, suara Biip.. Bipp.. Bipp
Menggema di seluar ruangan dekat pintu masuk asrama sampai mengembalikan kesadaran Jaemin kembali pada dirinya.Seseorang membuka pintu asrama Jaemin sangat berharap itu Renjun tapi di sisi lain dia akan merasa lega juga jika itu bukan Renjun.
Dan ternyata orang yang berjalan masuk perlahan dengan membawa beberapa kantong makanan di tangannya itu benar-benar Renjun.
Tidak bisa di hindari jika jantung Jaemin hampir tidak dapat berdetak karena terlalu gugup. Tapi Renjun hanya berjalan dengan santai pergi ke dapur untuk menyimpan makanannya.
Meskipun Renjun sempat melewati ruang tamu asrama dia hanya bersikap seperti tidak ada seorang pun yang duduk di sana, walaupun Jaemin menatap Renjun yang datang sampai dia berlalu. tidak ada kata-kata yang terucapkan bahkan matanya selalu melewati keberadaan Jaemin di sana.Jujur saja dalam hati kecil Renjun dia sangat tidak tega untuk mengabaikan Jaemin setiap waktu. Dia juga tidak bisa selamanya menghindari Jaemin.
Jaemin juga salah satu member yang harus Renjun perhatikan, dia orang yang paling nakal di antara yang lainnya. Bahkan ketika Renjun menyuruhnya untuk makan dia yang paling sulit untuk menurut bahkan hanya untuk makan.
Bibir Renjun sudah gatal untuk berbicara dengan Jaemin. Dia ingin bertanya apa Jaemin sudah makan atau tidak makan sama sekali.
Renjun mencoba diam-diam melirik Jaemin, namun mengurungkannya setelah melihat bahwa mata Jaemin dalam mode tertuju pada dirinya.