Jeno dan Jisung terus berdebat sampai mereka tiba di asrama. Yang awalnya mereka memperdebatkan rasa lapar Jisung itu berakhir tentang bagaimana sakit hatinya Jeno ketika Jisung mengabaikannya."Kamu bahkan sering menolak ketika aku mengajakmu untuk bermain Game!!" Keluh Jeno yang tidak puas dengan jawaban Jisung.
"Kapan aku menolak Hyung, Aku hanya menolaknya ketika aku sedang dalam keadaan yang tidak baik,,"
"Sekarang aku tanya, Berapa kali kamu dapat bergabung denganku ketika aku mengajakmu?!"
Jisung tidak langsung menjawab Jeno, dia memutar bola matanya ke atas untuk menunjukan bahwa dia sungguh sedang berpikir tentang itu. Meskipun pada kenyataan Jisung sangat tahu pasti berapa kali dia mencari alasan untuk menolak ajakan Jeno.
Jeno lagi-lagi menunjukan wajah lucunya sampai Jisung harus berusaha menahan tawanya untuk tidak pecah.
Jeno mempout bibirnya sambil menunggu Jisung untuk menjawab pertanyaan.
"Aku tidak bisa mengingatnya, karena terlalu banyak waktu yang aku habiskan bersama hyung.."
Jisung sangat bangga dengan jawabannya. Dia menampilkan ekspresi puas di wajahnya tanpa sadar menyentuh rambutnya untuk menunjukan itu pada Jeno.
Namun Jeno memberi ekspresi yang tidak Jisung harapkan,
Jeno menyipitkan matanya tidak percaya dengan apa yang Jisung katakan. Jelas-jelas kalo Jisung hanya membual untuk membuat Jeno merasa lebih baik, tapi Jeno terlalu mengenal Jisung. Dia bahkan ingat dengan jelas detail kecil dari apa yang Jisung lakukan, jadi tidak mungkin Jeno lupa dengan perilaku buruk Jisung padanya.
"Kamu tahu berbohong itu tidak baik?". Jeno berbicara dengan menyindir Jisung secara langsung
"Haha, Aku tidak berniat untuk membohongi Hyung."
"Kamu selalu melakukannya.!"
"Aku tidak akan melakukannya lagi"
"Itu percuma bahkan jika kamu berjanji, kamu selalu mengingkarinya."
"Haha, Maafkan aku.". Jisung tertawa canggung sambil menjawab Jeno.
Jeno berbalik kembali ke depan setelah Jisung menyerah untuk mengakui kesalahannya.
"Aku tidak ingin memaafkan mu."
Jeno tersenyum setelah dia berhasil membuat Jisung merasa bersalah. Tidak mungkin Jeno tidak memaafkan Jisung, dalam lubuk hatinya yang paling dalam hal buruk apa pun yang Jisung lakukan Jeno akan selalu memaafkannya.
"Aaah Hyung.. Kenapa Hyung seperti itu,,"
"Kamu duluan seperti itu padaku."
"Tidak. Bukankah aku sudah minta maaf,, Ayolah Hyung.."
Jisung memerhatikan tubuh Jeno bergetar di depannya seperti dia menangis atau hanya menahan tawanya pikir Jisung.
"Hyung. Apa kamu menangis!?"
Meskipun itu hanya asumsi tapi Jisung masih panik, kalo Jeno benar-benar menangis meskipun itu tidak mungkin pernah terjadi.
"Fufft... HAHAhaha.. Hahaa.."
Benar saja Jeno tertawa terbahak-bahak setelah berhasil membuat Jisung panik.
"Augh!! Hyung kau sungguh membuatku terkejut."
"HaHahaa.. Aku hanya bercanda. Tapi kamu menanggapinya sangat serius. Haha.."
"Tentu saja aku takut, jika kamu benar-benar serius"
"Oh, sungguh?"
"Eung!"
"Kalo begitu ayo bermain Game saat di dorm nanti."