Tatapan Renjun menunduk ke gelas yang sudah setengah dia minum.
Dia merasa tidak ingin memperhatikan apa yang ada di depannya.Ketika Chenle menaruh makanan yang dia masak di piring, Renjun hanya melamun diam mematung di tempatnya. Tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya.
Bahkan ketika Chenle terus bolak balik untuk melewatinya, Renjun masih tidak bergerak. Dia tidak duduk maupun pergi dari sana.Tapi Jaemin dan Jeno masih asik dalam dunia mereka ketika mereka saling bercanda.
Tawa lepas mereka saling berdampingan, Mata Jaemin melesat sekilas saat dia masih tertawa karena lelucon Jeno, untuk melirik Renjun.
Dan menyaksikan ekspresi wajah Renjun yang gelap dan hanya menunduk.Jaemin segera memperbaiki ekspresinya, ke wajah biasanya yang santai dengan mata yang tertuju penuh pada Renjun.
Sementara tawa mereka yang perlahan berlalu, Jeno menghampiri Chenle untuk mencicipi makanan yang telah dia buat. Chenle juga bertanya pada Renjun yang masih melamun tapi Renjun hanya menggeleng kepalanya malas. Jaemin belum meras lapar dia juga menolak tawaran Chenle, Karena Chenle dan Jeno pergi menghampiri Jisung dengan makanan yang telah siap.
Tangan Renjun melepaskan gelas yang dia pegang selama dia berada di dapur, Dia berniat untuk kembali ke kamarnya dengan perasaan sesak yang aneh di dadanya, sangat tidak nyaman sampai membuatnya merasa sedih, Entah kenapa itu menghancurkan Mood Renjun ketika dia baru bangun tidur.
Jaemin menghentikan Renjun yang hendak kembali ke kamarnya.
Itu bukan wajah yang bersahabat yang Renjun tampilkan ketika berbalik untuk melihat Jaemin.
Padahal Renjun akan terlihat manis jika dia tersenyum."Injunie.."
Renjun menghentikan langkahnya kemudian menoleh pada Jaemin yang memanggilnya.
Menampilkan wajah lelahnya yang lesu, Tapi Jaemin membalasnya dengan senyum lembut bahkan sebelum Renjun berbalik ke arahnya.
Jaemin sudah tersenyum penuh kelembutan yang di tunjukan pada Renjun.Ekspresi wajah Jaemin yang manis dengan senyumnya. Mengembalikan kesadaran Renjun pada dirinya.
Renjun tersentak ketika dia mendapati Jaemin tersenyum dan memanggilnya, seakan-akan kalo Renjun tidak menyadari tindakannya barusan."Hah?? Oh, Ada apa?" Jawab Renjun
"Ke Marilah,, Ayo duduk." Pinta Jaemin pada Renjun yang masih berdiri malas di depannya.
Jaemin menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya, Agar Renjun duduk di sebelahnya.
Meskipun Renjun cemberut, Dia masih menghampiri Jaemin sesuai keinginannya.
Renjun duduk di tempat yang Jaemin tepuk sebelumnya, kemudian menatap tajam sebagai tuntutan untuk meminta penjelasan.
"Ingin minum?". Jaemin melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada jeno sebelumnya.
Renjun mengalihkan pandangannya saat menolak tawaran Jaemin
"Tidak, Terimakasih. Itu tidak cocok dengan lidahku"
"Uh! Maafkan aku, Lain kali aku akan pesan juga untuk kamu."
"Tidak perlu, aku akan membelinya sendiri" . Setiap jawaban Renjun untuk Jaemin tidak memiliki ekspresi apa pun selain kekesalan yang coba Renjun tahan.
"U..uh.. U.. Uhh, Kenapa? Kenapa tidak perlu?"..
Jaemin menyandarkan setengah tubuhnya di meja depannya, Untuk memberi Renjun tatapan dengan godaan yang mampu membuat Renjun tertawa lagi.
Senyuman di wajahnya juga tidak memudar hanya karena Renjun memberikan tatapan tidak ramah pada Jaemin.
Namun Renjun hanya semakin menekuk wajahnya sampai pipinya yang lembut bengkak dengan bibir yang semakin tidak wajar seperti bebek.