Keadaan saat itu membuat Renjun tercekik, double J yang ada di hadapannya membuat kepala Renjun sangat pusing.
Seberapa jauh Renjun dapat mempertahankan kesabaran yang setipis tisu itu, dia tidak tahu, yang pasti hari ini mungkin akan menjadi hari kematian Park Jisung di tangan Hyung nya Renjun."Pergi Tidur Sekarang! Apa kamu harus mengurusi urusan orang dewasa Hah!??!" Bentak Renjun kesal
Dengan matanya yang merah menyala, Renjun menatap Jisung dengan tatapan penghakiman yang tidak mungkin bisa dia bantah
Bahkan tanpa Jisung inginkan kakinya sudah gemetar untuk segera lari dari amukan Renjun.Jisung yang polos tidak mungkin bisa mengatasi kemarahan Renjun jika bukan karena kepolosannya, dia pasti sudah di buat menjadi samgyeopsal oleh Renjun.
Jadi, dari pada mendapat Omelan, Jisung memutuskan untuk kabur dan membiarkan mereka berdua menyelesaikan urusan mereka sendiri terlebih dulu, baru Jisung berniat untuk mencari tahu nanti.Setelah Jisung pergi ke kamarnya tanpa sepatah kata lagi,
Renjun beralih memelototi Jaemin dengan tindakan hakimnya"Kenapa kamu hanya diam?! ... Masuk!!"
Jaemin belum sempat menjawab Renjun, tapi Renjun sudah membuka jalan untuk masuk ke kamarnya, tidak seperti sebelum Renjun mengabaikannya, memblokir pintu masuk ke kamarnya
Kali ini, sebagai perintah Renjun mutlak Jaemin dengan senang hati masuk dengan penuh kepuasan."Duduk!"
Nada bicara Renjun sungguh seperti orang yang siap mengamuk tapi sebenarnya alasan apa yang Renjun miliki untuk marah pada Jaemin?
Jaemin sendiri yang merasa tidak melakukan hal buruk tentu saja tidak tahu karena dia hanya menjadi orang yang di abaikan tanpa mengetahui alasannya.“Ada apa kamu mencari ku?”
“Kamu tidak bicara pada ku, Kamu juga tidak mengatakan apa pun alasan kamu menghindari ku. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa aku melakukan sebuah kesalahan?”
Jaemin duduk dengan patuh di tempat tidur Renjun, seperti yang sudah Renjun instruksikan jadi dengan berani Jaemin duduk di tempat paling sakral di dorm Nct Dream.
Renjun menaruh sebelah tangan di pinggangnya dengan satu tangan lagi terus mengusap ujung hidung dia dengan percuma, tatapannya kosong mengarah ke lantai menunduk tanpa melihat bagaimana seriusnya Jaemin berbicara padanya saat itu.
Jaemin tidak tahu masalah apa yang Renjun alami, pastinya sikap Renjun yang tiba-tiba membuat dia sangat bingung, tapi Renjun sendiri tidak tahu bagaimana harus mengatakannya pada Jaemin
Jika harus mengatakan kalo dia sangat cemburu dengan kedekatan Jaemin dengan lawan main di dramanya, itu pasti akan sangat memalukan bagi Renjun.Pengakuan seperti tidak akan pernah terjadi dalam kamus kehidupan Renjun, sampai titik terakhir pun Renjun tidak akan pernah sanggup mengakui itu.
Setelah waktu yang tidak akan pernah berhenti, dan Jaemin yang masih menunggu dengan kesabaran nya
Akhirnya Renjun mengangkat kepalanya untuk menatap Jaemin dan siap berbicara padanya.
Hanya saja, jawabannya persis seperti apa yang Jaemin pikirkan, berbeda dari harapan yang sudah dia nanti nantikan.“Kamu kembali lebih awal hari ini?”
Jaemin menghela nafas sesak setelah mendengar perkataan dari Renjun itu, tapi masih menanggapinya sesuai dengan apa yang Renjun inginkan.
“Eung. Hari ini Hari terakhirku Syuting”
“SUNGGUH!? Kamu tidak-”
“Kamu terlihat begitu serius, Sepertinya aku terlalu banyak membuat mu terkejut”
“itu bukan sesuatu yang hebat, apa yang kamu banggakan dari itu?!” Jawab Renjun ketus.
Renjun masih belum bisa melupakan hal yang sudah dia lihat tentang Jaemin, itu adalah fakta yang baru dia sadari akhir-akhir ini karena kebersamaan mereka di mana-mana, Renjun hampir lupa tentang fakta jika mereka tidak akan pernah bersama sampai akhir,
Akan ada perubahan masa depan dari waktu ke waktu dan keputusan Renjun untuk menerima ajakan Jaemin adalah keputusan yang mungkin bersifat mengorbankan dirinya sendiri.
Pada akhirnya, Renjun hanya akan melihat Jaemin menikah dengan orang lain, dengan orang yang sudah sewajarnya di tentukan untuk dia.Jaemin adalah anak dari keluarga terpandang tentu saja dia akan menikah dengan gadis yang memiliki riwayat yang sama dengan nya.
Itu adalah salah satu fakta yang hampir Renjun lupakan selama ini.Memikirkannya, Perut Renjun serasa di aduk sesuatu yang panas. Dada nya juga terasa begitu sesak dan tidak nyaman.
Dia ingin sekali memberi Jaemin pukulan yang keras di wajahnya, jika saja Jaemin bukan seorang idol mungkin wajahnya sudah penuh dengan bekas luka pukulan serta cakaran yang dalam.
Dan Renjun akan memastikan agar bekas luka itu selalu ada di wajah Jaemin yang menyebalkan sebagai tanda.Lupakan saja, Itu hanya sebuah keinginan yang terputar di kepalanya.
Setelah semua, itu hanya keluar dengan helaian nafas yang begitu berat dari Renjun ketika dia memandang wajah Jaemin yang terlihat semakin bingung.“Haaaahh..~”
“Ada apa dengan hembusan nafas yang berat itu?” Tanya Jaemin bingung.
“Sudahlah.. Aku tidak ingin membahas apa pun dengan mu sekarang!”
“Kenapa?! Kenapa mood kamu selalu berubah-ubah dengan begitu cepat..”
“Jika kamu masih menggunakan mulut mu untuk menginterogasi ku, Jangan berpikir kamu bisa keluar dari kamar ini tanpa ada luka”
“Astaga! Kamu lebih menyeramkan dari karakter film No Country For Old Men”
Renjun cukup terkejut jika Jaemin mengetahui judul film itu, karena sebenarnya Jaemin adalah orang yang pling tidak tertarik pada apa pun selain kucing dan Workout.
“Bagaimana kamu tahu judul film itu, Apa kamu pernah menontonnya?!” Seru Renjun semangat.
Ini adalah kesempatan Untuk mengalihkan kembali susana hati Renjun yang buruk, Jaemin tidak mungkin menyia-nyiakannya begitu saja.
“Aku memang pernah melihatnya, Tapi saat itu tidak terlalu jelas”“Kamu pergi dengan siapa?”
“sepupuku.”
“Dia seorang wanita?”
“Dia seorang pria”
Sekarang suasana hati Renjun menjadi lebih baik, dia berbicara panjang lebar tentang pengalamannya ketika menonton film yang dia sebutkan sebelumnya.
Mulut Renjun tidak berhenti berbicara sampai Jaemin mersa ngantuk karena hanya mendengarkannya tanpa sangkalan apa pun dan menunjukan reaksi seperti apa yang Renjun inginkan
Meskipun Renjun tidak pernah berbicara untungnya Jaemin sangat mengerti tentang sifat itu.“####@//(-#--°°©®®©%-$+((()”
“Sepertinya kita harus coba pergi menonton film bersama” Usul Jaemin di tengah-tengah ocehan Renjun yang tidak kunjung berhenti
“Hah? Kamu ingin nonton Film horor?”
“Iya! Tentu saja. Itu terdengar sangat seru.”
“Apa kamu yakin? Soalnya aku belum pernah melihat kamu benar-benar tertarik dengan itu”
.“Apa pun,, selama bersama kamu
Aku pasti langsung tertarik.”“Fffufft- FuaHaHaHa... Apa?? Apa yang kamu bicarakan?”
Haaahh~~
Jaemin hanya mampu menghela nafas
Lelah menghadapi tingkah Renjun yang tidak bisa dia atasi dengan baik.
Karena jika dia salah langkah, dia harus mulai dari awal membujuk Renjun agar bisa tertawa seperti sekarang ini.“Ijun-ah..”
“Eung?” Renjun menoleh dengan menggemaskan setelah Jaemin memanggilnya dengan lembut.
“Ayo pergi keluar..”
***