#Kamar.

393 21 3
                                    

Ada banyak kehampaan dalam hati Jaemin, dia melamun tanpa sepatah kata di perjalanan pulang bersama manager Hyungnya.

>

Sementara Jeno dan Renjun menikmati waktu mereka saat menonton drama dengan artis yang mereka sukai.

Entah itu sangat kebetulan atau hanya Jeno yang merasa harus melakukan itu, setiap itu Renjun.
Tidak tahu alasannya apa, yang pasti sesuatu yang membuat Jeno kecanduan hanya sebuah Game. Jeno mungkin akan gila tanpa bermain Game atau melewatkan pergi bersepeda bersama Jaemin itu salah satu dari apa yang Jeno gemari, jadi dia tidak bisa melewatkannya.

Jika menonton drama, dia hanya melakukan itu jika Renjun yang mengajaknya. Di tegaskan lagi jika itu Renjun dia tidak akan menolaknya,
Tapi yang lain mungkin Iya.

>

Drama nya hampir selesai, Renjun berbicara karena menyayangkan sesuatu,

"Wahh... Itu cukup menegangkan, Jika saja kita menonton Film horor itu pasti menyenangkan" Seru Renjun di kesan terakhirnya saat menonton bersama Jeno.

Jeno masih tersenyum untuk menanggapi itu, bahkan saat dia sedang berbicara. Jeno masih menampilkan wajah yang lebih dengan penuh senyuman kecil di wajahnya.

"Apa kamu tidak takut, menonton Film horor di malam hari?" Tanya Jeno yang sebenarnya tahu jelas kalo Renjun seorang penakut.

"Ada kamu" . Jawab Renjun ringan tanpa merasa bersalah sedikit pun ketika dia menjawabnya.

".. Haha~ Aku pikir kamu cukup berani jika menonton film horor sendirian, apa lagi tengah malam."

"Tentu saja aku takut, tapi film horor masih membuat ku sangat tertarik"

"Percuma saja, jika kamu menutupi matamu saat menonton Film nya". Celetuk Jeno

"Aku masih ingin melihatnya.." Kekeh Renjun.

Jeno akhirnya menyerah untuk berdebat sesuatu yang percuma dengan Renjun. Dia akan membiarkan Renjun melakukan apa pun yang dia inginkan.

"Baiklah, terserah kamu saja. Ini sudah malam, hari ini cukup sampai disini.. Untuk Film horornya ayo lanjutkan besok. Sekarang ayo tidur ini sudah larut." Ucap Jeno.

Mereka berada di kamar Renjun untuk menonton Filmnya, jadi Jeno yang harus pergi dari sana untuk membiarkan Renjun tidur.

"Baiklah, selamat malam Lee Jeno"

"Eung. Selamat malam juga Renjun-ie.."

Jeno akhirnya keluar dari kamar Renjun,

Dan ketika dia keluar dari kamar Renjun, Jeno berpapasan dengan Jaemin yang baru kembali dari pekerjaannya.

Mereka melakukan kontak mata sebelum Jeno salah tingkah dengan tatapan Jaemin yang tajam.

"Kamu sudah kembali?" Tanya Jeno untuk mengalihkan kecanggungan yang ada terbentuk karena dia melakukan kontak mata dengan Jaemin.

Jaemin tidak mengatakan apa pun, dia hanya mengangguk untuk respon bagi jeno, tatapannya masih setajam pisau. Jeno menyerah untuk menghadapi Jaemin.

"Uh.. Kalo begitu istirahat lah, kamu sampai pulang sangat larut.."

"Aku akan pergi ke kamar" Lanjut Jeno

Jeno bahkan tidak melirik Jaemin ketika dia bergegas segera untuk kembali ke kamarnya dan segera tidur nyenyak untuk memulai hari esok.

Kenapa Jaemin menatap Jeno seperti itu, karena dia melihat Jeno yang baru keluar dari kamar Renjun di tengah malam. Pertanyaan seperti "Apa yang mereka lakukan sampai tengah malam?" . Pertanyaan seperti itu selalu meracuni pikirannya untuk membenci keadaan seperti ini.
Tapi Jaemin tidak membiarkannya begitu saja, Jaemin melawan perasaan buruknya itu.

펟,괸시든🐰🦊. [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang