Jantung Renjun berdegup kencang, pikiran-pikiran aneh melayang di kepalanya.
Dia sangat terkejut sekaligus takut dengan tindakan tiba-tiba Jaemin, Renjun sangat ingin untuk bertanya Pada Jaemin tapi terlalu takut jika pertanyaannya hanya akan menjadi pemicu jika dia salah langkah.
Ruangan itu terlalu kecil untuk dua orang, Di sana juga masih ada kloset yang membuat ruangan itu tidak cukup leluasa bergerak untuk 2 laki-laki dewasa. Mungkin kurang lebih 30 cm jarak yang tersisa antara Renjun dan Jaemin.
Renjun juga tidak berani menatap Jaemin, dia terus menunduk untuk mencari pengalihan.
Dan entah kenapa dia menjadi gugup dengan situasi mereka saat itu. Pakaian Renjun sangat basah tapi menjadi terasa panas setelah Jaemin membuat situasi mereka canggung.Renjun tidak berhenti menelan ludahnya karena gugup, ketika dia mencoba melihat ke depannya. Dia menyaksikan Jaemin hendak membuka pakaiannya.
Mata Renjun melebar dengan mulutnya yang menganga setelah melihat setengah tubuh bagian atas Jaemin yang terekspos depan matanya.
Detik berikutnya Tangan Renjun melesat untuk menghentikan Jaemin dengan panik, dia menurunkan kembali pakaian Jaemin dengan cepat.
"Apa Kamu Tidak Tahu Kalo Ini Tempat Umum?!! Apa Yang Kau lakukan?!" . Renjun berbisik tapi masih dengan nada marah, panik sekaligus terkejut dengan tindakan Jaemin.
"Kamu Tidak Bisa Melakukan Itu Di Sini, Bagaimana Jika Ada Orang Yang Melihat Kita? Na Jaemin!!"
Jaemin sama sekali tidak terpikirkan dengan apa yang Renjun pikirkan dengan tindakannya.
Padahal Jaemin hanya ingin memberikan pakaian keringnya untuk Renjun karena Renjun terlihat menggigil dengan pakaian basahnya.
Itulah kenapa ekspresi wajah Jaemin terlihat bingung."Apa maksudmu? Kita hanya akan bertukar pakaian, Agar kamu tidak kedinginan"
Tangan Renjun masih dengan kuat menahan agar Jaemin tidak bisa membukanya, Tapi setelah mendengar penjelasan Jaemin tentang maksudnya.
Renjun melilit tangannya kembali ke tempat semestinya, sambil berdehem kecil untuk mengalihkan perhatian. Dia mendapat serangan kejut yang membuat saraf-saraf di tubuhnya berdenyut.
Tubuhnya sekita memanas, rona merah mulai muncul di pipi tembem Renjun, Reaksinya menjadi malu-malu. Renjun memainkan jarinya tanpa sadar dengan perasaan gugup.
Itu reaksi yang berlebihan pikir Jaemin, Dan juga aneh..
Ketika Jaemin memikirkan kembali reaksi Renjun saat dia akan membuka pakaiannya, Jaemin baru menyadari sesuatu.
"O'Oh,,, Jadi dia tidak sepolos itu?". Pikir Jaemin
Jaemin tersenyum miring ketika dia menatap curiga Renjun yang semakin gugup. sementara Renjun Dia kembali merasa dunia akan segera berakhir di hadapannya.
Jaemin menggunakan kesempatan ini untuk menggoda Renjun yang sudah tak karuan dengan kepanikan yang dia tahan.
Jaemin melangkahkan kakinya, satu langkah ke depan untuk membuat Renjun terpojok di posisinya, Ketika Jaemin melangkah maju Renjun juga akan melangkah mundur sampai tubuhnya membentur dinding di belakangnya.
Jaemin sangat dekat dengan tubuhnya, bahkan Jaemin mendekatkan wajahnya ke depan wajah Renjun. Renjun yang berada di posisi terpojok sulit untuk melakukan apa pun, Jangankan untuk lari dia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Marah juga tidak berguna sekarang, Jika dia teriak itu hanya akan menarik perhatian orang lain.
Jaemin semakin mendekatkan wajahnya, dan mata Renjun seketika terpejam dengan panik.
"Jaemin TUNGgu!!"