Prologue

3.1K 129 3
                                    

Dari empat belas tahun ia hidup, Kafka akhirnya sadar mengapa skenario hidupnya seperti ini. Dari dua puluh empat jam dalam sehari, Kafka akhirnya paham mengapa hari-harinya sangat monoton seperti tak berarti.

Rupanya ini memang takdirnya, rupanya Tuhan memang menyiapkan agar dia lebih siap di kedepannya. Karna faktanya, Kafka harus menjalani hidup lebih dari praduganya, tidak sekedar monoton, tapi Kafka harus bertaruh nyawa.. Untuk hidup, memastikan nafasnya tetap terjaga, sebelum, setidaknya tidak orang yang merasa terbebani padanya.

"Aku gak akan mati karna ini, kan, Ma?"

Terkadang ada rasa ingin menyerah. Bahkan ketika dirinya diambang sekarat, ada saja yang berusaha cari celah untuk mengganggunya tetap waras, ditengah hidup yang begitu keras.

"Batu kena air aja lama-lama bisa bolong. Apalagi gue. Sakit juga lama-lama. Kalo bisa milih mah, hidup aja kayaknya gak mau kalo begini caranya.."

-Rakafka Itmam Haydan-
_________________________

ABOUT RAKAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang