Six Ways To Sunday - 22.2 There's no way I'm letting you go. - TAMAT

19K 1K 96
                                    


Question of the day: suka jajan atau jalan2?

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG, twitter, tiktok @akudadodado yaaw.

Thank you :)

🌟


Aku yang pulang di pagi hari mengagetkan Rei yang tengah mencari dua bocah yang kabur. Kepanikan merajai Rei yang tengah berteriak memanggil seolah ini adalah hutan rimba, bukannya rumah berukuran standar yang satu teriakan darinya lebih dari cukup untuk terdengar.

"Lo lihat Lio sama Ara?"

"Di rumahnya."

"Lho? Mereka lihat lo walk of shame makanya muka lo mutung gitu?"

"Worst. Mereka lihat gue di rumah bapaknya pagi buta."

"Lo telanjang?"

Aku melotot ke sahabatku yang justru fokus ke hal lain, bukannya yang krusial. "Kaga lah. Gue nggak pernah lebih dari kissing sama Amos. Dua bocah itu belum dikasih tahu sama Amos soal hubungan kami, terus tiba-tiba lihat gue di rumah bapaknya pagi-pagi dan cuma berdua." Aku menggigit bibir gusar. "Cara Lio ngelihat gue tadi beda dari biasanya."

Dia mengembuskan napas lega. "Dia kaget kali, Ja. Nggak ada angin atau hujan, kok tiba-tiba bapaknya main rumah-rumahan sama lo."

"Gue salah, ya, Rei? Harusnya bilang sama mereka, ya? Supaya nggak kayak ditodong gini."

"Lo bilang apa ke mereka sebelum balik?"

"Bye Lio dan Ara. Terus gue kabur," jawabku polos yang mendapat jambakan dari Rei. Jika aku tidak sedang mengkhawatirkan kedua bocah itu, aku sudah membalas dua kali lipat lebih kencang.

"Ngapain lo kabur kayak maling? Lebih parahnya, kayak selingkuhan yang ketangkep basah."

Aku menggosok kulit kepalaku yang sedikit nyut-nyutan akibat kebar-baran Rei. "Gue harus gimana? Itu waktu orang tua. Gue kan orang lain. Masa gue mau nimbrung." Lidahku pahit saat kalimat yang bercokol di kepalaku keluar begitu saja. "Gue juga panik."

"First of all, siapa yang nggak kaget kalau bapaknya sama cewek lain yang bukan emaknya di rumah mereka di pagi hari." Rei menekankan setiap kata di. "Kedua, cara dia pandang lo itu mungkin hasil kaget. Atau jealous. Kids around their age tend to be territorial. Mungkin dia takut bapaknya lo ambil juga setelah emaknya hilang gitu aja. Ketiga, kalau lo panik juga itu wajar. Lo lagi di masa honeymoon sama Amos. Lupa sama daratan. Ini kayak disergap terus isnting kabur lo pasti autopilot. Keempat—

"Gue bisa ngobrol sama Amos perihal ini. Gimana buat kasih tahu ke dua bocah itu soal hubungan kami." Aku menggenapi list Rei. Entah itu yang dia maksud atau bukan, tapi aku memang perlu berbicara dengan Amos. Bukannya meninggalkan dia buat beresin kekacauan yang kami buat berdua.

Aku merasa lebih buruk setelah memikirkannya lagi. Seharusnya aku menunggu di dalam kamar hingga Amos kembali. Tapi dia yang mengabaikanku saat anak-anaknya muncul juga menjadi salah satu yang memicu keinginanku kabur.

Dia bapak, wajar kalau panik lihat anaknya di rumah pagi-pagi. Dia mendahulukan anak-anaknya yang mana itu wajar banget.

Aku mencoba merasionalkan semua. Sebagian besar bisa aku terima, tapi sisanya tidak. Yang tidak adalah bagian Amos yang menganggapku tak ada di sana. Ini yang membuatku berpikir kalau aku egois dan malu terhadap diriku sendiri.

Six Ways To Sunday [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang