20. Cctv 20 tahun lalu.
___________________________________
"Pah! kami pulang."
Roy yang tadi bolak balik dengan gelisah menunggu kepulangan anaknya akhirnya bisa bernafas lega saat melihat keduanya sudah datang.
Dia menghampiri kedua anaknya, lalu menatap meneliti sembari memutar badan putrinya.
"Abis dari mana si? Kenapa baru pulang? Kamu ini gak tau kalo lagi musim penculikan?" Kata Roy tersirat nada kekhawatiran.
Renaya menatap Roy tak enak. "Pah, Renaya udah gede, Udah bisa jaga diri sendiri." katanya menjawab pertanyaan beruntun Roy.
"Lagian kalo ada yang nyulik dia pasti bakal mikir dua kali pah, Orang makannya aja kaya kuli." Ujar Elvin menceletuk bercanda.
Renaya melempar tatapan tajamnya, lalu membuang muka. "Paaahhhh."
Roy ikut melempar tatapan peringatan pada Elvin membuat pemuda itu ngacir menuju kamarnya.
"Ngaduaan huuuuu!" Ejek Elvin sebelum lenyap di telan tangga di atas sana.
Gadis itu merentangkan tangannya ke arah Roy. Entahlah, dia hanya ingin memeluk Roy.
Roy Mengerti jika putrinya kelelahan menarik anak gadisnya masuk kedalam dekapan hangatnya. Sesekali dia memberikan kecupan singkat pada pucuk kepala Renaya sebagai bentuk rasa sayangnya.
"Papa khawatirin kamu. Lain kali, kabarin papa kalo mau mampir kaya tadi." ujarnya yang di angguki patuh oleh Renaya.
"Maafin Renaya."
Roy menghela nafas panjang, dia juga tidak bisa memarahi Renaya.
"Papa maafin." katanya.
Renaya menyudahi acara pelukannya lalu melempar senyuman manis pada Roy yang di balas sama oleh papanya itu.
"Renaya gerah, kalo gitu aku ke atas ya pah" Izinnya yang di angguki tanpa protes oleh Roy.
Setelah mendapat persetujuan, Renaya berlalu melewati papanya dan menaiki tangga untuk sampai pada kamarnya yang berada di lantai dua. Renaya terdiam sejenak saat sudah di udakan tangga paling atas, dia menoleh ke bawah melihat Roy yang duduk santai di ruang tamu.
Dia menghela nafas, Entah apa yang akan terjadi kedepannya. Semoga saja tidak seperti pikirannya ini.
Renaya melanjutkan langkahnya yang terhenti, sampainya renaya di kamar, dia menggantung tas sekolahnya di tempat semestinya.
Tidak banyak fikir, dia mengambil handuk dan masuk menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.
Beberapa menit berlalu, Renaya selesai. bahkan dia sudah mengenakan baju piama dengan handuk melilit rambutnya yang basah.
tok tok tok
Renaya menoleh dengan sebelah alis terangkat, ia berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Ternyata pelayannya yang mengetuk barusan.
"Ini non susu coklat panasnya." ucap pelayan dengan sopan sembari menyodorkan segelas minuman hangat itu.
Renaya tersenyum tipis sembari menyambut gelas yang disodorkan itu.
"Bilangin ke papa buat makan malam duluan. Soalnya Renaya harus ngerjain pr dulu." Kata renaya sebelum pelayan itu berbalik.
"Baik non" jawabnya dengan patuh, sebelum berlalu dia menunduk sekilas pada Renaya sebagai bentuk hormatnya.
Setelahnya Renaya kembali menutup pintu kamarnya dan mengunci dari dalam. Dia ingin istirahat sejenak saja, haja sejenak tanpa pengganggu. boleh kan?
Renaya menyesap perlahan susu coklatnya, lalu dia menaruh di nakas samping kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)
Fiksi RemajaTransmigrasi 3 Alur lambat. ----- Ini cerita tentang seorang gadis berusia 25 tahun bernama, Renaya Margaretha. Gadis yang hidup hanya bersama Ibunya tanpa tau siapa Ayahnya. Suatu ketika, lebih tepatnya saat Renaya gajihan. Gadis itu membeli sebu...