tiga puluh

2.7K 140 4
                                    

30. Bau gosong apa nih??

****

"Baik, semuanya udah lengkap?" Tanya Pak Wira di depan barisan seluruh kelas Renaya. Tatapannya berlayar memperhatikan anak muridnya saat ini.

"Sudah pak" jawab ketua kelas mewakili.

Pak wira mengangguk. "Ada yang tidak hadir atau sakit?"

Cakra mengangkat tangannya. "Rega pak, alpa aja. orangnya ga masuk." Kata pemuda itu.

Renaya terdiam saat mendengar nama Rega, ia jadi teringat pembahasannya dengan inti ombanegra beberapa hari lalu. kala di pasangkan dengan mimpinya tadi saat di kelas, keduanya seakan berkaitan.

Apa semua yang di katakan mereka benar??

"Renaya sakit pa." Perkataan Mila barusan menyadarkan Renaya dari lamunannya.

"hah?"

Pak Wira menoleh pada Renaya yang planga plongo di barisannya.

"Kamu yakin ikut olahraga, sanggup?" Tanyanya yang di angguki pasti oleh Renaya.

"Sanggup kok pa." Sahut Renaya meyakinkan.

"Kalau tidah sanggup langsung ke samping lapangan aja ya? jangan di paksakan."

"Siap pa"

Setelahnya Pak Wira menjelaskan materi pembelajaran olahraga hari ini dengan terperinci sebelum melakukan praktek secara langsung.

"Silahkan kalian melakukan pemanasan terlebih dulu, Rara dan Bayu maju kedepan untuk memimpin pemanasan." kata Pak Wira.

****

Renaya berjalan kebawah pohon dekat lapangan tempat dia melakukan olahraga barusan, Pak Wira sudah membebaskan muridnya dari beberapa menit lalu. Jadi teman sekelasnya melakukan kegiatan sesuai keinginan mereka masing-masing.

huufft..

Renaya duduk lesehan dengan kaki dibiarkan lurus kedepan. Tangannya bergerak mengumpulkan rambutnya di genggaman tangannya, Matanya melihat-lihat sekitar kalo-kalo ada benda yang bisa dia ikatkan kerambutnya.

"Buset gada gitu satu aja keselip getah karet di tanah." Kata renaya bergumam kecil.

tiba-tiba Renaya merasakan ada seseorang memegang rambutnya. "Eh?" Renaya mau menoleh, tapi kepalanya di tahan agar tidak bergerak.

"Diem dulu, sayang."

Renaya menghela nafas lelah saat mendengar suara Doni di belakang tubuhnya. "Ga ganggu gue sehari bisa bikin lo mati kayanya." ketus Renaya saat ikatan rambutnya selesai dan Doni duduk di sebelahnya.

Doni mengulum bibirnya menahan senyum, tanpa menoleh. "Kok tau?" katanya.

Renaya mendelik sembari melempar tatapan jengah pada pemuda yang sialnya tampan itu. "Gue ga lagi pantun, dongo!" Doni terkekeh pelan.

"Tapi bener ko, gue mati kalo ga ngapelin lo setiap hari." Kata Doni santai, pemuda itu juga menaik turunkan alisnya berniat menggoda Renaya, tapi sang empu hanya menatap dirinya dengan tatapan datar.

"Kardus!"

Doni menyunggingkan senyum miring andalannya saat tidak sengaja bertatapan dengan Arka di depan sana menatap nyalang padanya, tangan sebelah kanannya terdapat botol air mineral, sepertinya untuk Renaya?

"Kapan lo suka gue?" Tanyanya tidak jelas, bahkan Renaya dibuat menyergit kebingungan dengan pertanyaan tidak jelas dari pemuda di sampingnya ini.

"Ga bakal!" Jawab Renaya sarkas.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang