tiga satu

2.3K 124 12
                                    

31. rencana kembali

______________

Renaya memandang bangunan restoran ternama yang sedang dia datangi bersama Roy. Elvin? dia tidak ikut karna memang tidak di ajak.

Roy mengulurkan tangannya, meminta putrinya untuk menggandeng tangan kekarnya. "Ayo sayang." katanya membuyarkan lamunan Renaya yang memandangi kagum restoran di depannya.

Renaya menoleh dengan senyum tipisnya, tangannya terulur menyambut tangan Roy. sedetik setelahnya, dahinya berkerut kebingungan.

"Tapi kita ketemu sama siapa?" Tanya Renaya.

Roy hanya membalas pertanyaan Renaya dengan senyumannya, dengan lembut dia menggiring putrinya memasuki restoran itu.

Sampai di ruangan khusus untuk makan malam mereka, Renaya dapat meliat dua paruh baya berbeda jenis kelamin berdiri sembari tersenyum menyambut kedatangan mereka.

"Kalian sudah datang?"

Wanita paruh baya di sana menghampiri Renaya dengan senyuman teduhnya. "Kamu makin cantik saja, sayang" katanya memuja wajah ayu Renaya.

Renaya hanya bisa tersenyum dengan canggung,  sebab situasi ini sangat asing di pikirannya. Roy dan paruh baya di sana juga saling menyapa layaknya teman lama baru bertemu.

"Ayo duduk dulu." mereka mengambil tempat mereka masing-masing, begitu juga Renaya. ia sempat melirik satu kursi yang kosong di sebelahnya. sepertinya tempat Elvin? tapi sayang pemuda itu tidak di ajak.

"Bagaimana kabarmu, nak?" tanya pria di sebrang sana.

Renaya mengangguk pelan sembari tersenyum tipis. "Aku baik" jawabnya.

"Bagaimana keadaan kalian? ah ya, mana putramu?" tanya Roy lagi.

Wanita di sebrang sana tertawa pelan. "Tadi dia izin ketoilet sebentar." pandangan wanita itu mengarah pada Renaya yang menunduk.

"Sabar ya sayang?, Tunanganmu itu tidak bisa hidup tanpa merokok" celetuk wanita itu kembali.

Renaya tersentak kecil, bahkan dia dengn reflek mengangkat wajahnya kaget.

"Tu-tunangan?" ulang Renaya lagi. Wanita itu mengangguk sembari tersenyum.

"Kamu lupa dengan tunanganmu sendiri? jahat sekali." Tiba-tiba suara pemuda yang baru datang menarik perhatian Renaya kembali.

Renaya bisa melihat pemuda tampan yang mendudukan dirinya di samping Renaya, di kursi kosong itu. tiba-tiba satu nama yang terlintas saat melihat wajah pemuda di sampingnya.

Stevenoil cleo rajandra

Antagonis dalam novel ini, Renaya menelan salivanya susah parah. kejutaan apa lagi ini?

Cleo tersenyum manis menatap wajah lucu Renaya yang kaget. "Kenapa? kamu benar-benar melupakanku?" tanyanya lagi.

"padahal aku baru ninggalin kamu 2 tahun lalu, kenapa wajah gadis manisku ini seperti tidak mengenalku?" Cleo bertopang dagu, sedikit menengok pada Roy di sebelah sana.

"Om, calon istriku baik-baik aja kan?" Tanyanya lagi.

Roy tertawa kecil, "pastinya baik-baik saja, Renaya cuman kaget baru bertemu kamu lagi." jawab Roy.

Pria di sebrang sana membalas dengan tawaan renyah. "Sudah papa bilang, boy. harusnya kamu kunjungi tunanganmu setiap seminggu sekali." Katanya.

"Cleo memang bocah keras kepala, dia tidak ingin mengunjungi Renaya, tapi selalu mengeluh merindukan tunangannya ini." Jawab wanita di sebrang sana lagi.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang