Dua belas

7K 362 6
                                    

12. Bianglala bersama Calvin

____________________________________

Sedang asiknya mengocehkan kekesalannya pada Arka, matanya berbinar saat melihat biang lala yang berwarna warni. secara ajaib, kekesalannya hilang.

Dia kembali berhenti, memarkirkan mobilnya di tempat yang memang sudah di sediakan.

Dengan perasaan senang dia keluar dari mobil, tidak lupa dia membawa tas selempang hitam agar mempermudah dia membawa hp dan dompet serta kunci mobilnya.

"Gue tau umur gue udah hampir 26, tapi disini umur gue baru 17 tahun. gue bakal nikmatin momen ini lagi." gumamnya kecil

Dengan langkah tidak sabaran dia memasuki sebuah pameran itu dengan senyum indahnya, renaya akan memborong jajanan manis disini dan akan memakannya nanti di rumah.

"Mang pengen permen kapasnya 1"ujar Renaya memesan.

"Siap neng" jawab mamang itu ramah.

Renaya menunggu dengan sabar, sesekali gadis itu melihat pada sekitarnya. ternyata renaya baru sadar, kalau hari sudah gelap.

Renaya tersenyum masam. "gue benar-benar kejebak" gadis itu terkekeh miris.

"Neng ini permennya"

Lamunan renaya buyar, gadis itu menyerahkan uang sepuluh ribu dan menerima permen kapas itu. entah lah, renaya sangat suka dengan makanan ringan ini.

"Makasih ya mang" ujarnya lalu berlalu dari sana.

Sepanjang jalan, renaya membeli banyak jajana yang sekiranya menggugah selera. saat tangannya sudah penuh jajanan barulah renaya berhenti belanja. pikirnya makanan ini sudah cukup.

Sampai langkah kakinya terhenti tepat di wahana biang lala. renaya ingat sekali waktu dia hidup sebagai renaya dewasa dulu, dia seringkali naik biang lala ini bersama ibunya walau sudah dewasa.

Dan terdapat satu fakta, bahwa renaya suka menaiki wahana ini, tapi dia takut ketinggian. mengingat hal itu, niat ingin menaiki biang lala sendirian menjadi sirna.

Dapat diliat raut sedit dari mata indah gadis itu.

"Mau naik?" pertanyaan mengejutkan itu menyadarkan renaya.

Renaya menoleh kesamping dengan perasaan dongkol, seperti makhluk fiksi disini sangat senang datang tiba-tiba.

"Calvin? ngapain di sini?" tanya renaya,gadis itu juga melihat ke sekitar mereka, siapa tau calvin pergi bersama orang lain kan?

Calvin mengangkat tangannya mengelus surai renaya dengan senyum tipisnya. dia sedikit mencondongkan wajahnya.

"Ngikutin cewe gue." jujurnya, bahkan tangannya menjawil hidung mancung renaya.

Renaya mendelik. "siapa cewe lo? lo kan jomblo" renaya tersenyum remeh saat melontarkan pertanyaan yang ada makna sindiran di dalamnya.

Calvin menegakan badannya. dia enggan berdebat diwaktu begini. "mau naik?"tanya calvin lagi, lebih tepatnya dia mengalihkan pembicaraan.

Renaya menaikan sebelah alisnya. "naik apaan?" tanyanya ngelag.

Calvin merotase bola matanya. "mau naik bianglala ga?" tanya kesal calvin.

Renaya yang awalnya menatap judes calvin berubah sumbringah. dia mengangguk antusias pada calvin membuat pemuda itu tertegun sebentar.

Setelah beberapa bulan terakhir akhirnya dia bisa melihat senyuman tulus dari renaya, kenapa bisa dia menyakiti perasaan gadis cantik di depannya? padahal renaya sudah sangat sempurna. calvin merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya menyakiti gadis sesempurna renaya.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang