21. Kenapaaa?!
______________________________________
Tengah malam, terpaksa renaya keluar dari kamar karna merasa perutnya perih. Dia tidak turun untuk makan malam tadi, Renaya takut akan di beri banyak pertanyaan kalau dia turun dengan mata membengkak.
Ia mengaduk mie instant yang baru saja dia masak untuk mengganjal perutnya yang sudah keroncongan.
sedih minggir dulu, perut nomor satu.
Renaya menyantap makananya dalam diam, dia menatap sekitar rumahnya dengan mulut sibuk mengunyah.
Rumah ini, rumah yang menjadi saksi bisu atas kematian seluruh anggota keluarga mamanya. saksi bisu atas pertumpahan darah waktu silam.
Drrrttt...
Renaya menoleh melihat layar telponnya yang menampilkan tanda ada seseorang menelpon.
Lagi-lagi nomor tidak di kenal.
Dia menggeser ikon hijau lalu mengarahkan benda pipih itu ke telinganya. "Halo?"
"Babe, Miss youu..."
Suara serak basah itu menyapa gendang telinga Renaya, ia menjauhkan sejenak ponsel itu untuk sekedar melihat layar ponsel, lalu kembali meletakan di telinganya.
"Siapa? Lo salah sambung kali." Kata Renaya.
Terdengar suara decakan dari sebrang sana. "Doni, save nomor gue."
Renaya mendatarkan wajahnya. "Nomor yang anda tuju sedang diluar jang--"
"Suara operatornya candu, panggil sayang dulu coba." ucap Doni dari sebrang sana.
Renaya memutar bola matanya. "Dapet nomor gue dari siapa?" Tanya Renaya, sepertinya hidup damainya akan hancur mulai sekarang.
Doni menyilangkan kakinya di balkon, matanya menatap lurus kedepan dimana terlihat bangunan-bangunan yang menjulang tinggi serta lampu gemerlapan di bawah sana.
"Dari Mila" Jawabnya sembari menipiskan bibir, pasti gadis di sebrang sana sedang mendumel tidak jelas sekarang ini.
"Ga usah nyimpen nomor gue!"
Doni menaikan sebelah alisnya. "Yah kenapa? Kalo gue kangen lo gimana?"
"Ga perduli!"
Doni menyesap benda nikotin yang dia apit di sela-sela jari tengah dan telunjuknya perlahan. "Gue perduli sama lo" katanya.
"Makin gajelas lo!"
tuutt..
Doni menjauhkan ponselnya dan menatap menyeringai kedepan. Dia kini membayangkan, bagaimana gemasnya wajah Renaya saat ini? ahh pasti sangat menggrmaskan.
"Fuck!" Tangan Doni memegang dadanya, merasakan detak jantung yang berdetak cepat. Dia menutup mata merasakan perasaan menggelitik itu.
"Bisa-bisanya jantung gue ga karuan cuman karna suara Renaya."
Kembali pada Renaya, Gadis itu mendumel dan sibuk menyebut kebun binatang.
"Tu cowo makin ga jelas anjing." katanya kesal.
Dia kembali menyuapkan mie kemulutnya, dia melihat pada semua menjuru rumah yang sangat sepi.
Renaya berjalan menuju wastafel lalu mencuci piring dan gelas kotor bekasnya barusan. setelahnya dia berjalan ingin kembali menuju kamarnya.
"Bagaimana bisa?! Kalian ini kenapa tidak becus hah!!?"
Langkah kaki Renaya terhenti, dia menoleh kekanan tepat pada ruang kerja Roy. Dia dengan jelas mendengar suara murka dari papahnya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)
Fiksi RemajaTransmigrasi 3 Alur lambat. ----- Ini cerita tentang seorang gadis berusia 25 tahun bernama, Renaya Margaretha. Gadis yang hidup hanya bersama Ibunya tanpa tau siapa Ayahnya. Suatu ketika, lebih tepatnya saat Renaya gajihan. Gadis itu membeli sebu...