ketiga

12.2K 551 6
                                    

3. Sekolah

---------------------------------------------------------

"Ini gue berangkat sekolahnya  gimana?"

Rena kebingungan, sebab di dunianya dulu dia tidak bisa menggunakan mobil, jangankan memakai, punya aja enggak.

Di tengah kebingungannya, satu hal yang terlintas dalam pikirannya.

"papa punya motor Scoopy gak ya?" Gumamnya pelan.

Kebetulan sekali, di belakangnya ada Roy yang baru saja keluar dari rumah dengan kaca mata dan tablet di tangannya. Dia agak bingung karna anak bungsunya belum juga berangkat.

"Loh Ren? Ini udah jam berapa? Kok belum berangkat juga?" tanyanya sembari mendekat pada Rena.

Rena menoleh dan mendelik. "Rena berangkat pakai apa paaa?" Ucapnya setengah merengek.

Roy menyergit heran. "tuh, si black gak di pake?"

Roy menunjuk dengan gerakan dagu pada mobil yang hitam yang menganggur. Rena semakin  mendelik sebal saja di buatnya.

Andai dia bisa, dia tidak akan berdiam diri berlama-lama di sini. Tapi dipikir-pikir, kalau Rena mengatakan tidak bisa mengendarai mobil akan sangat mencurigakan bukan?

"Rena males nyetir, paah" terpaksa Rena beralasan malas, hanya itu alasan yang lebih efisien untuk saat ini.

Sepertinya Rena harus belajar menyetir, takutnya akan ada yang mencurigainya nanti kan?.

Bisa di usir dia kalau ketauan bukan Rena yang asli karna perihal tidak bisa menyetir.

"Malas nyetir? Tumben, biasanya juga paling semangat buat nyetir sendiri." ucap Roy yang sangat kepoan orangnya.

Tidak tahukah dia kalau Rena menjadi berkeringat dingin hanya karna pertanyaannya barusan?

"Yang namanya malas gak ada obatnyaa kalii pahh"

Roy tertawa kecil menanggapi perkataan Rena barusan.

"Bener juga"

"Ketimbang kamu berdiri gak jelas di sini, mending kamu ikut papa aja. Biar papa yang anterin." Tawar Roy sembari masuk ke mobilnya.

Rena bernafas lega, sedikit mendumel kesal karna lambatnya Roy untuk mengerti situasi.

"Dari tadi kek!" Gumamnya.

Gadis manis itu ikut masuk ke dalam mobil Roy, dia duduk bersampingan dengan Roy di kursi belakang. Bukan Roy yang menyetir, melainkan asisten pribadinya.

Rena memfokuskan diri melihat jalanan yang di lalui mereka selama perjalanan, Roy juga sibuk dengan tablet di tangannya.

"Kamu masih ingat kan lusa itu hari apa?"

Pertanyaan mendadak Roy membuat Rena membisu, Rena tidak tau itu hari peringatan apa. Lagian Rena asli tidak memberi ingatan sedikitpun mengenai kehidupannya lalu.

"Lusa?"

Roy berhenti memperhatikan tabletnya, dia menoleh pada Rena yang diam sembari menatap keluar jendela. 

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang