BAB 01 - 1/3

2.8K 134 4
                                    

Bersiaplah, kisah akan dimulai. Penantian panjang itu akan berhenti.

Sudah 13 tahun lamanya, setelah penyerangan di bukit Luanzhang. Itu berarti sudah 13 tahun pula Hanguang Jun berduka karena kepergian pria yang dia cintai. Penyesalan selalu datang menghantam dirinya.

“Wei Ying, andai aku lebih berani mengungkapkan perasaanku.. Akankah kau tetap disini? Akankah kau tetap bisa aku lihat? Wei Ying.. Kenapa? Kenapa kau harus melepaskan tanganmu? Kenapa kau tidak membawaku juga? Wei Ying, kembalilah..”

Ruang keheningan atau Jingshi yang kini menjadi kediaman Lan Wangji tidak lagi hening seperti dulu. Sudah 10 tahun lamanya melodi-melodi menyayat hati terdengar dari ruangan itu. Sudah tak terhitung berapa hari yang dihabiskan oleh Lan Wangji untuk meratapi kepergian orang yang dicintai.

Para dewa agung bahkan para iblis yang melihatnya merasa sangat prihatin. Mereka tidak menyangka bahwa pria sesuci dan se-agung Lan Wangji akan terpuruk begitu dalam. Perasaan itu pastilah sangat dalam. Maka untuk pertama kalinya para dewa dan iblis bekerja sama untuk manusia suci itu. Para dewa akan menganugerahi takdir yang tak akan pernah terputus meskipun kedua manusia bereinkarnasi ribuan kali. Sedangkan para iblis akan mencarikan cara untuk membangkitkan yang telah lama mati dan juga kekuatan.

“Aku memohon pada para dewa dan iblis atau pada apapun yang bisa mengabulkan permintaanku. Aku hanya ingin Wei Ying kembali, aku ingin kami bahagia, aku ingin Wei Ying..”

Dan tepat setelah Lan Wangji berdoa, para dewa dan iblis tersenyum. Meskipun mereka merasa aneh, mereka mengabulkan permintaan sang Hanguang Jun. Karena, mereka tidak mempunyai alasan untuk menolaknya. Setengah dosa dari Wei Wuxian telah ditanggung olehnya. Bahkan, orang itu tetap menjalani hukuman mandiri selama 10 tahun. Meskipun begitu, Lan Wangji tetap melakukan kewajiban duniawi-nya  walaupun terlihat seakan tak memiliki nyawa.

Manusia yang tengah berdoa itu, telah menyelamatkan nyawa anak kecil yang tak bersalah. Telah mengajarkan banyak hal yang bermanfaat. Telah menolong mereka yang ditindas dan menghukum mereka yang bersalah. Dibalik dukanya, dia tetap melakukan kewajiban sebagai kultivator yang rendah hati, seperti mendiang sang terkasih.

Dengan semua alasan itu, baik dewa maupun iblis sekalipun tentu tidak mempunyai alasan untuk tidak mengabulkan permintaannya kan? Karena selama 13 tahun ini, permintaan tidak pernah berubah. Cinta, kebahagiaan, dan Wei Ying.

Setelah selama 2 hari dia memainkan Inquiry walaupun tidak satupun ada jawaban dari jiwa yang diharapkan, sang Hanguang Jun pun jatuh karena kelelahan. Di luar Jingshi, terlihat dua pemuda dengan perawakan yang cukup berbeda tengah mondar mandir dengan cemas. 30 menit kemudian setelah tidak mendengar suara apapun yang lebih tua menerobos masuk.

“Wangji... Wangji.. Sizhui, ambilkan air dan kain.” Tanpa menunggu perintah kedua, yang diperintahkan langsung mengambil tindakan.

Sizhui atau pemuda yang terlahir sebagai Wen Yuan, yang kini telah berubah marga menjadi Lan dan memiliki nama kehormatan Lan Sizhui. Pemuda yang diselamatkan nyawanya oleh Wei Wuxian bersama beberapa orang bermarga Wen dulu yang kini telah resmi menjadi anak angkat Lan Wangji sejak umurnya 5 tahun.

Kini anak itu tumbuh menjadi pemuda yang tegas, disiplin, juga penyayang. Dia tidak menganggap Lan Wangji sebagai ayahnya, tapi dia menganggap Lan Wangji sebagai ibunya. Karena, Sizhui telah menganggap Wei Wuxian sebagai ayahnya. Dan lagi, tolong jangan salahkan pemuda yang hampir berusia 18 tahun itu. Tapi, kita juga tidak bisa menyalahkan Lan Wangji yang memiliki tubuh ramping dan wajah yang cantik itu.

Selama hidupnya, Sizhui tidak pernah sedikitpun merasakan kekurangan kasih sayang. Walaupun sikap Lan Wangji yang dingin dan irit bicara, Sizhui tidak pernah melupakan wajah khawatir Lan Wangji ketika mengetahui dirinya demam ataupun terluka setelah pulang dari perburuan malam. Dibalik sikapnya itu, Sizhui jelas mengetahui bahwa sang ibu sangat menyayanginya. Begitupun dengan mendiang ayahnya, pemuda yang memiliki hati putih dan kesabaran yang sangat tinggi juga memiliki permohonan yang sama dengan sang ibu.

Fakta itu membuat para dewa dan iblis semakin sungkan untuk tidak mengabulkan permintaan kedua makhluk suci itu.

Malam itu, Sizhui dengan telaten merawat sang ibu. Menyalurkan sedikit energi spiritualnya dan terus memanggil nama sang ibu, berharap sang ibu bisa bangun lebih cepat.

“Sizhui, paman kembali ke Hanshi ya? Kamu bisa merawat Wangji kan?”

Sizhui bangkit dari duduknya dan memberikan hormat pada pria dihadapannya, “Zewu Jun terimakasih. Tentu, Sizhui bisa merawat Hanguang Jun dengan baik. Harap Zewu Jun dapat beristirahat dengan tenang, Sizhui akan melapor jika terjadi apa-apa.”

“Sizhui, jangan terlalu formal pada pamanmu ini. Adik Wei akan memarahi paman jika melihat kau terlalu kaku begini.” Lan Xichen mengulas senyumnya dan menepuk pelan kepala sang ponakan. “Kau juga jangan lupa istirahat, kamu tidak mau kan jika ibumu itu sedih karena kamu sakit? Istirahatlah..” Xichen melanjutkan perkataannya seraya berjalan keluar Jingshi setelah mendapatkan anggukan kecil dari Sizhui.

Sizhui mendesah pelan, pikirannya berkecamuk, dan matanya terasa panas. Tidak ingin membuat sang ibu semakin sedih, dengan kasar dia mengusap matanya menahan air mata yang siap keluar kapan saja. “Ibu.. Ibu, A-Yuan mohon jangan seperti ini.. A-Yuan sedih melihat ibu yang seperti ini.. Ibu, ibu masih memiliki A-Yuan.. A-Yuan janji, A-Yuan akan jadi orang yang kuat dan hebat agar bisa melindungi ibu, agar bisa membuat ibu bangga. Tolong, dukung A-Yuan dengan senyuman ibu.. A-Yuan sayang ibu.”

Sizhui memilih tidur di dekat ibunya. Lantai Jingshi terasa sangat dingin bagi Sizhui yang mengharapkan kehangatan. Namun, apa pedulinya? Saat ini dia hanya tidak ingin berjauhan dari sang ibu, tidak perduli jika saat matahari menyapa badannya akan remuk dan kesakitan, dia hanya ingin memastikan sang ibu baik-baik saja.

To be continue.

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang