BAB 08 - 1/3

870 67 26
                                    

Bab kedelapan pun dimulai~

Setelah kedua sosok itu menghilang, Sizhui memerintahkan Jingyi untuk memeriksa kondisi yang lain. Sedangkan dirinya berjalan mendekati Jin Ling. Tanpa senyum atau tatapan lembutnya, dia mengambil lengan kiri Jin Ling dan memeriksa kondisinya. Sizhui yang dikenal dengan kesopanan dan kelembutannya kini seakan menjadi pribadi yang berbeda. Matanya berkilat marah, rahangnya mengeras, dan tatapannya berubah menjadi tatapan dingin.

“Tuan Muda Jin, kondisi anda sudah jauh lebih baik karena Tuan Muda Mo telah menyembuhkan luka internal dan luka-luka yang akan berakibat fatal. Dengan sedikit istirahat, kondisi anda akan segera pulih.” Setelah mengatakan hal itu, dia memerintahkan murid Gusu untuk bersiap menuruni gunung. Dia berbalik tanpa sedikitpun menatap Jiang Cheng.

“Jangan memberikan hormat pada orang yang bahkan tidak tahu cara mengucapkan terima kasih.” Jingyi tersentak, bukan hanya dia tapi semua orang yang berada disana menegang. “Sizhui, bukannya itu tidak sopan??”

Sizhui menghentikan langkahnya, berbalik menatap Jingyi dengan datar, dan seketika Jingyi menyadari kesalahannya. Jingyi tersenyum canggung, perasaan gugup menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya tanpa sadar menunduk dan memilin pakaiannya. Dia merasa berhadapan dengan Lan Wangji yang akan menghukumnya.

“Karena kebenciannya, dia bahkan tidak menganggap nyawa orang lain penting. Bagaimana aku bisa menghormatinya? Beliau sudah menyelamatkan kita dua kali. Beliau sudah mengorbankan nyawanya untuk sekolompok orang yang bahkan tidak beliau kenal. Beliau terluka parah untuk melindungi kita semua. Dan dengan tidak tahu malunya, dia mencambuk orang yang telah menyelamatkan kita dari kematian tepat dihadapan kita. Dia memang ketua sekte, dia memang hebat, tapi bukan berarti dia pantas untuk dihormati. Aku tidak tahu apa yang membuat dia membenci ayahku sebegitu dalam. Tapi yang jelas, di mataku dia hanya sampah. Jika dia yang merupakan seorang ketua sekte bisa membenci orang lain dan menghukum semua orang yang berkultivasi sama dengan ayahku, kenapa aku tidak bisa? Jingyi, aku adalah anak dari orang yang dia benci, aku adalah anak dari orang yang dia bunuh, dan aku adalah orang yang telah diselamatkan oleh orang yang dia cambuk. Kemarahanku sekarang tidak bisa aku tahan. Rasanya aku ingin membunuhnya jika aku melihatnya. Tapi itu tidak mungkin, bukan karena aku takut. Aku hanya tidak ingin menjadi sampah sepertinya. Jadi, bisa kita pergi sekarang? Kumohon, aku akan menerima dan menanggung semua hukumannya ketika sampai di Yun Shen Bu Zhi Chu.”

Penjelasan Sizhui membuat yang lain semakin menegang. Jingyi yang sudah berteman dengan Sizhui sejak kecil memahami dengan jelas emosi yang pemuda itu rasakan. Dia menyetujui perkataan Sizhui dan mengagumi sikapnya yang tegas. Setelah semua ini, apalagi yang harus Jingyi lakukan selain menuruti perintah calon penerus sekte itu?

Sizhui yang melihat Jingyi mengangguk kecil merasa sedikit lebih tenang. Namun, tepat ketika dia ingin berbalik, Jin Ling menahannya, menatapnya dengan tatapan mata yang sendu dan sedikit memohon. “Bawa aku, bawa aku ke Gusu. Aku ingin berada di samping paman Xian.” Sizhui membisu, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia menatap Jingyi, Jingyi yang juga menatapnya merasakan kebingungan yang sama.

Sizhui menghela nafas, memejamkan matanya sejenak guna menetralkan emosinya. Setelah merasa lebih baik, dia menatap Jin Ling yang terlihat masih enggan untuk melepaskannya, “Tuan Muda Jin, paman anda membenci Tuan Muda Mo, tindakan anda saat ini bisa menimbulkan perpecahan antar Sekte. Paman anda membenci Tuan Muda Mo dan menganggap beliau sebagai ayah saya, Wei Wuxian. Jadi Maaf--”

“LALU KENAPA?! LALU KENAPA KALAU PAMAN XIAN ITU ADALAH PAMAN WUXIAN?!” Sizhui terhenyak mendengar teriakan Jin Ling, dia mengambil langkah mundur dan memberikan sedikit ruang antara dia dan Jin Ling, namun tatapannya masih sama, tatapan datar yang menyiratkan kebencian dan kemarahan yang mendalam. “AKU TIDAK PERNAH MEMBENCINYA. AKU TIDAK PERNAH MEMBENCINYA! SIZHUI! JIKA BUKAN KARENA PAMAN XIAN, AKU SUDAH MATI. TIDAK ADA YANG MENYAYANGIKU DI LANLING JIN. MEREKA MENINDASKU, TAPI PAMAN XIAN SELALU DATANG UNTUK MENOLONGKU. DIA MENJADIKAN DIRINYA SEBAGAI TAMENG UNTUK MELINDUNGIKU. DIA YANG MERAWATKU TANPA MENGELUH SEDIKITPUN. DIA YANG MENGAJARI AKU BELA DIRI. BAHKAN BEBERAPA SAAT LALU hiks… DIA TERLUKA PARAH KARENA AKU. DIA MENGOBATIKU TANPA PERDULI DENGAN LUKANYA SENDIRI. LANTAS KENAPA, SIZHUI!? PERSETAN DENGAN DIA WEI WUXIAN ATAUPUN MO XUANYU DUA-DUANYA ADALAH PAMANKU. PAMAN XIANKU. Hiks-kumohon… Bawa aku… Aku tidak pernah membencinya… Aku tidak pernah berpikir bahwa paman Xian menghancurkan hidupku.… Hiks—”

Sizhui memeluk Jin Ling, membiarkan pemuda yang baru berusia 13 tahun itu menangis dalam dekapannya. Matanya menyorot tajam pada pepohonan dihadapannya. Melihat itu, Jingyi mengerti, Sizhui menyetujui permintaan Jin Ling. Jadi, tanpa diminta dia menatap Jiang Cheng yang sedari tadi membisu. “Kami akan membawa Jin Ling ke Gusu, kalau begitu kami pamit. Permisi.”

Sizhui membalikkan badannya dan berjalan menuruni gunung dengan Jin Ling yang menangis didalam gendongannya, ada perasaan aneh yang bergejolak dalam hati Jingyi saat melihat itu, namun dia memilih untuk tidak menghiraukannya.


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang