BAB 10 -2/3

955 73 6
                                    

Sizhui terkesiap, dia menelan ludahnya, dan mulai mengangkat tangannya pelan. Setelah menenangkan diri, dia mulai memukul untuk menyelesaikan hukuman sang ayah dengan segenap tenaga yang dia miliki.

Wei Wuxian tersedak oleh ludahnya sendiri. Pukulan Sizhui tidak bisa dikatakan pelan, kekuatan lengannya tidak bisa diragukan lagi. Anak yang dididik langsung oleh ketiga orang besar Gusu memang sesuatu sekali. Tapi, dia tersenyum. Sedikit banyak dia merasa bangga. Dia memiliki anak yang hebat. Meskipun 50 pukulan terakhir membuat punggungnya terasa kebas.

Wei Wuxian bangun dengan dibantu Lan Xichen yang sedari tadi tersenyum mengamati perubahan ekspresi Wei Wuxian. “Jadi adik Wei, bagaimana hasil didikan kami?”

“Zewu Jun, jika 300 pukulan tadi dilancarkan olehnya, mungkin punggungku akan hancur tak tersisa.” Wei Wuxian memberikan hormat pada Lan Qiren dan Lan Xichen, “Wei Ying mengucapkan terima kasih karena telah merawat dan mendidik A-Yuan dengan baik.”

“Jika bukan karena Wangji aku akan berpikir berulang kali.” Respon Lan Qiren dibalas kekehan kecil oleh Wei Wuxian. Dia mengambil jubah luarnya dan memakainya. “Jangan katakan tentang hal ini pada Lan Zhan. Aku juga sudah mengambil hukuman untuknya. Ah, punggungku terasa kebas. A-Yuan, kau kejam sekali pada ayahmu ini.”

Sizhui tidak dapat lagi menahan dirinya untuk tetap diam. Dia menerjang tubuh sang ayah, memeluknya dengan erat, mengabaikan luka sang ayah. Wei Wuxian terhuyung kebelakang, dia membalas pelukan anaknya, menepuk punggungnya untuk menenangkan anaknya yang mulai terisak. “Maaf, ayah tidak langsung mengenalimu. Ayah merindukanmu.”

“Hmm, tidak apa. A-Yuan merindukan ayah. Terima kasih karena sudah kembali. Ayah, jangan meninggalkan kami lagi. Kami menyayangi ayah.”

Wei Wuxian mengangguk kecil, “Baiklah baiklah, ayo sudahi dulu acara berpelukan kita. Ayah harus segera mengganti pakaian sebelum ibumu bangun dan menanyakan banyak hal.”

Sizhui enggan mengikuti perintah sang ayah, dia mengeratkan pelukannya. Dan Wei Wuxian hanya mendesah pasrah, dia mengangkat tubuh Sizhui dengan mudah dan berjalan ke Jingshi. Lan Xichen dan Lan Qiren yang melihat hal itu dibuat terkejut dengan kekuatan Wei Wuxian. Dengan luka di punggungnya yang masih basah, dia bisa mengangkat tubuh remaja berusia 18 tahun dengan mudah. Ternyata, Wei Wuxian memang sudah berubah menjadi lebih dewasa.

Wei Wuxian menurunkan Sizhui disebelah sang ibu yang masih terlelap. Mengambil pakaian bersih di lemari dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sizhui menunggu sang ayah dengan patuh. Dia memperhatikan sosok ibunya yang terlihat tidur dengan tenang. Dia mengulas senyum kecil, “Ibu, penantian kita selesai. Keluarga kita sudah berkumpul kembali. A-Yuan harap kita tidak terpisahkan lagi.”

“A-Yuan, tidak ada yang mengetahui bagaimana masa depan kita. Kita hanya bisa berharap, tapi takdir yang menentukan.”

Sizhui terjatuh dari kasur saat mendengar suara sang ibu. Dia yakin, ibunya masih tertidur pulas tadi. Tapi, apa ini? Apa ibunya memiliki kemampuan berbicara dalam tidurnya?

“A-Yuan kau tidak apa-apa? Kenapa kau ceroboh sekali?” Sizhui mengerjap pelan, dia berkata dengan pelan, “Ibu mengangetkan A-Yuan.” Lan Wangji hanya tertawa kecil. Dia bangkit dari tidurnya, duduk bersandar.

“Ayahmu sudah mengetahuinya?” Sizhui mengangguk, “Selesai makan siang tadi kita berbincang banyak hal.”

“Lalu, dimana dia saat ini? Tidak mungkinkan dia pergi meninggalkan kita, kan? Atau para penatua sedang menyiksanya?” Sizhui tertawa geli melihat ibunya yang sedikit panik. “Lan Zhan tenanglah. Aku disini, suamimu yang tampan ini baik-baik saja.”

Lan Wangji tersenyum senang, dia menghampiri Wei Wuxian dan memeluknya erat, disusul dengan Sizhui yang juga ingin berpartisipasi dalam acara ‘mari berpelukan' itu. Wei Wuxian yang mendapatkan serangan tiba-tiba itu hanya bisa mendengus geli, dia mengelus rambut keduanya. Ah, betapa bahagianya dia, keluarga kecilnya sudah kembali utuh.

“Baiklah baiklah… Tidakkah kalian ingin memberikanku sesuatu untuk dimakan? Kupikir aku akan mati karena kelaparan saat ini.”

“Ah, benar! Kau baru bangun setelah tertidur selama dua minggu dan langsung membantuku untuk menenangkan ketiga roh itu. Jangan mati!”

“A-Yuan akan menyiapkan makan malamnya!”

“Tidak tidak tidak. Bagaimana jika kita menyiapkannya bersama? Bukannya itu terdengar menyenangkan? Lan Zhan, A-Yuan, cepatlah mandi.” Lan Wangji mengangguk patuh dan segera pergi ke kamar mandi. Dan Sizhui juga melakukan hal yang sama. Dia segera keluar dari Jingshi setelah berpamitan, “A-Yuan akan segera menyusul ayah dan ibu. Sampai jumpa di dapur.”

Wei Wuxian terkekeh geli melihat betapa menggemaskannya putranya itu. Wei Wuxian memutuskan bersila di atas kasur dan bermeditasi untuk menyembuhkan luka-lukanya, selagi menunggu sang pujaan hati membersihkan dirinya.

Kehadiran Lan Wangji yang diikuti pria bertopeng membuat suasana dapur menjadi mencekam. Wei Wuxian yang memang sedari awal tidak bisa menahan tawa melihat tatapan penuh keheranan itu terkekeh. “Kenapa?”


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang