BAB 12 - 2

466 62 6
                                    

“Ehem! Bukannya ini masih terlalu pagi untuk bermesraan?”

Suara Lan Xichen mengalihkan perhatian Wei Wuxian dan Lan Wangji. Dengan canggung Wei Wuxian menyapa Lan Xichen dan dua setan kecil yang berada di belakangnya.

“Ibu, maaf, A-Yuan terlambat, karena Jingyi memaksa untuk ikut. Dan berakhir kita harus menghadap ke penatua Lan Qiren terlebih dahulu.”

Wei Wuxian yang mendengar penjelasan dari anaknya hanya mengangguk malas. Lalu dia menatap pada sosok setan kecil yang lainnya. “Mau apa kau?” tanya Wei Wuxian dengan sinis.

“Aku mau ikut. Kenapa emangnya, hah?!”

“...”

Jingyi menelan ludahnya gugup, dia menundukkan kepalanya, tubuhnya bergetar ketakutan saat merasakan tatapan tajam Lan Wangji yang menghunus tepat padanya. Wei Wuxian tertawa canggung diantara kondisi itu.

“Lan Zhan...”

“Mn?”

“Sudah, lihat dia sampai ketakutan seperti itu.”

“Mn.”

Tiba-tiba, kantong penangkap iblis itu bergerak liar membuat Lan Wangji merasa sedikit kewalahan. Wei Wuxian langsung mengambil alih kantong itu dan mengeluarkannya, tentunya setelah diberikan array agar anggota-anggota tubuh tidak lari kemana pun.

Jingyi buru-buru bertanya, “Hanguang-Jun, bagaimana?” Lan Wangji menjawab, “Telusuri sampai ke sumbernya.”

Wei Wuxian, “Itu benar. Kalau ditelusuri sampai ke sumbernya, kita akan menemukan mayat utuh dari hantu anggota tubuh ini. Kita juga bisa tahu siapa orangnya dan bagaimana cara menyelamatkannya.”

Meskipun Jingyi tahu kalau Wei Wuxian bukanlah orang gila, dia masih bicara dengan nada mengkritik, “Kau membuatnya terdengar mudah. Ritual pemanggilan arwah saja tidak berhasil dan malah jadi masalah besar. Jadi bagaimana kita menemukannya?”

Lan Wangji berujar, “Ke barat-laut.”

Sizhui penasaran, “Barat-laut? Kenapa ke arah barat-laut, Ibu?” Wei Wuxian menjawabnya dengan malas, “Hahhhh... Bukankah sudah jelas terlihat?” Jingyi kebingungan, “Jelas terlihat? Apanya?” Wei Wuxian, “Itu.”

Semua orang di sana langsung sadar kalau Wei Wuxian menunjuk hantu anggota tubuh itu. Lengan dan kaki itu menunjuk ke satu arah. Saat seseorang mengubah posisinya, lengan itu langsung kembali ke posisi awal. Tidak ada yang pernah melihat situasi seperti ini sebelumnya.

Jingyi tergagap, “Itu? Apa... Apa yang ditunjuk?” Wei Wuxian menjawab dengan nada malas, “Apa lagi memangnya? Mungkin bagian tubuh lain, atau pembunuh yang sudah membuatnya seperti ini.” Begitu mendengar perkataan Wei Wuxian, Jingyi yang berdiri di sebelah barat-laut segera menyingkir.

Lan Wangji melirik Wei Wuxian, “Hari sudah semakin siang.”

Wei Wuxian mengangguk sedangkan Jingyi merenggut. Jingyi menatap Sizhui dengan berkaca-kaca, “Apa aku benar-benar tidak boleh ikut?”

Sizhui hanya bisa melemparkan tatapan ibanya. Dia tentu tidak bisa membantah keputusan orang tuanya. Jika ayahnya saja tidak bisa membujuk sang ibu, apalagi dirinya?

Wei Wuxian diam-diam melingkarkan tangannya ke dalam hanfu Lan Wangji membuat pria itu tersentak. Lan Wangji sontak mencubit tangan-tangan Wei Wuxian, yang hanya ditanggapi dengan kekehan kecil.

“Menjauh lah,” lirih Lan Wangji sembari berusaha melepaskan diri dari Wei Wuxian, “Jangan disini.” sambungnya yang membuat Wei Wuxian tersenyum puas.

Sizhui, Jingyi, dan Lan Xichen yang melihatnya hanya bisa mengalihkan pandangannya dari kedua pasangan itu dengan wajah yang bersemu merah.


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang