BAB 12 - 1/4

434 62 8
                                    

Bab kedua belas pun dimulai, bagaimana keseruan Wei Wuxian, Lan Wangji, dan Sizhui dalam memecahkan misteri potongan tubuh itu??

Wei Wuxian menggerutu kecil saat sang anak belum juga tiba di tempat yang sudah dijanjikan. Lan Wangji mengelus lengan Wei Wuxian untuk menenangkan pria yang dicintainya itu.

“Tunggulah sebentar lagi.”

“Memang apa yang dilakukan anak itu. Kenapa belum juga tiba disini? Bukannya sudah dikatakan kita akan berangkat jam 5. Haiishh, sebenarnya menurun dari siapa sifatnya yang satu itu??”

Lan Wangji menatap Wei Wuxian dengan senyum kecil. Tanpa dia katakan pun semua orang akan tahu jika sifatnya Sizhui yang satu itu diturunkan oleh siapa. Terkadang Lan Wangji berpikir jika Sizhui adalah anak kandung Wei Wuxian, melihat betapa miripnya kedua sosok itu.

“Lan Zhan, jangan menatapku seperti itu. Kau melihatku seperti aku yang menurunkan sifat jelek pada A-Yuan.”

Mendengar kekehan kecil dari pujaan hatinya malah membuat Wei Wuxian tambah kesal. Karena secara tidak langsung Lan Wangji membenarkan ucapannya.

“Jangan merajuk…”

“Kau menyebalkan. Lan Zhan kau benar-benar menyebalkan.”

“Wei Ying, jangan marah… Aku tidak bermaksud seperti itu…”

“Aku tidak akan marah lagi jika kau memelukku.” pipi Lan Wangji sontak memerah karena godaan Wei Wuxian. Namun, dia tetap mengikuti keinginan sang kekasih. Dengan malu-malu, Lan Wangji mendekatkan dirinya pada Wei Wuxian, dan memeluk pria yang kini tubuhnya lebih besar daripada dirinya. Lan Wangji menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Wei Wuxian. Menghirup lamat-lamat aroma sang kekasih.

“Aku mencintaimu, Lan Wangji.”

Lan Wangji merasa mukanya seperti terbakar. Semua tentang Wei Wuxian memang selalu saja bisa membuatnya lupa diri. Wei Wuxian menciumi kepala Lan Wangji dengan penuh kasih sayang. Ah, benar apa yang dikatakan keluarganya dia sangat beruntung mendapatkan pasangan seperti pria yang sedang memeluknya ini.

“Lan Zhan, bagaimana jika aku berubah menjadi sosok yang menyeramkan? Akankah kau akan tetap mencintaiku, Lan Zhan? Akankah kau akan tetap berada disisiku?”

Tubuh Lan Wangji tersentak. Dia menjauhkan dirinya dari Wei Wuxian, netra emasnya menatap pria di hadapannya dengan lekat, menyelam pada iris yang lebih gelap. Mencari alasan kenapa pria dia kenal sangat ceria itu berubah menjadi seperti ini.

“Wei Ying, tidak peduli kamu akan menjadi apa. Tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain, aku akan tetap berada disisi Wei Ying. Aku pernah menyesal tidak berada di samping Wei Ying kala itu. Kali ini, aku tidak ingin mengulanginya lagi. Aku akan menggenggam erat tangan Wei Ying. Aku tidak akan meninggalkan Wei Ying lagi. Tidak lagi, cukup satu kali, tidak untuk kedua kalinya.”

Bisa dirasakan mata Wei Wuxian memanas dan hatinya menghangat. Melihat bagaimana sosok pujaan hatinya itu mencintai dirinya. Sungguh, dia bersyukur bisa hidup kembali dan bisa bersama dengan kekasih hatinya itu.

“Lan Zhan, aku sangat amat mencintaimu. Namun, tolong jangan merasa bersalah. Kematianku bukan salahmu, bahkan kamu tidak ada sangkut pautnya, sayang.”

“Mn, aku mencintai Wei Ying dan hanya Wei Ying.”

Wei Wuxian mengelus pipi Lan Wangji dan mendarat kecupan singkat pada bibir sang kekasih. “Aku lebih mencintaimu, sayang.”


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang