Setelah makan, Lan Wangji memerintahkan ketiga remaja itu untuk membersihkan diri dan kembali ke Jingshi setelah selesai. Dia meminta Jingyi untuk meminjamkan salah satu pakaiannya pada Jin Ling yang tentunya dibalas dengan anggukan kepala oleh Jingyi.
Setelah ketiga sosok itu pergi, Lan Qiren membuka pembicaraan, “Kondisinya tidak berubah?” dengan raut wajah datarnya, Lan Wangji menggelengkan kepalanya. Lan Xichen mendekati Wei Wuxian dan kembali menyalurkan energi spiritualnya, dia sedikit tersentak ketika dia merasakan penolakan dari tubuh Wei Wuxian. “Aneh. Kenapa adik Wei menolak energi spiritualku?”
Lan Wangji segera menghampiri sang kakak dan memintanya untuk mengatakan dengan jelas walaupun yang dia lakukan hanya menatap datar sang kakak, namun, itu tidak membuat ketua sekte Lan itu bingung. Lan Xichen menjelaskan dengan tenang, “Aku merasakan adik Wei tengah berada di dunia lain dan sedang dialiri energi spiritual oleh seseorang. Walaupun hanya sebentar, tapi aku dengan jelas merasakan bahwa adik Wei sudah sadar. Namun, seperti ada kekuatan yang menahan adik Wei untuk membuka mata. Itulah kenapa adik Wei terlihat seperti orang yang tengah koma. Tapi tenang saja. Aku tidak merasakan hal yang berbahaya dalam tubuhnya, walaupun ini masihlah spekulasiku, orang itu berniat menyembuhkan adik Wei, jadi Wangji tenang saja. Jangan memasang wajah khawatir seperti itu. Kita akan bertanya padanya ketika adik Wei sudah bangun.” Lan Wangji menganggukkan kepalanya dengan patuh. Berbanding terbalik dengan Lan Qiren yang kebingungan dengan kemampuan keponakan sulungnya yang bisa dengan mudah membaca raut wajah dan pikiran sang bungsu.
Cukup lama mereka bertiga berbincang, Sizhui, Jingyi, dan Jin Ling akhirnya kembali ke Jingshi dengan kondisi yang jauh lebih baik. Wajah mereka sudah terlihat sudah segar karena sudah mandi dan berganti pakaian. Lan Xichen menyuruh mereka untuk masuk, dia dengan tenang dia melemparkan beberapa pertanyaan pada Sizhui yang langsung dijawab dengan lugas tanpa keraguan. Sizhui menceritakan semua yang mereka alami dari desa Mo dan kejadian di gunung Dafan. Tanpa mengurangi ataupun melebihkan ceritanya.
Sizhui mengalihkan tatapannya pada sang ibu yang menatapnya dengan datar. Dia mengatakan perilakunya yang sudah melanggar aturan Gusu. Dengan tenang dan tanpa emosi Lan Wangji menanggapi perkataan Sizhui, “Pergi ke aula hukuman, ambil hukumanmu.” Lan Xichen dan Lan Qiren tidak bisa menahan ataupun meringankan hukumannya, karena dengan Sizhui bercerita dengan tatapan yang lurus pada Lan Wangji, secara tidak langsung dia meminta sang ibu yang menghukumnya. Sizhui bangkit dari duduknya dan berjalan keluar menunju aula hukuman setelah memberikan hormat pada ketiga orang besar di Gusu. Matanya menatap tajam pada Jingyi yang berniat untuk mengikutinya membuat Jingyi mengurungkan niatnya.
Jin Ling meminta izin pada Lan Wangji untuk melihat kondisi pamannya, dan setelah mendapatkan anggukan, dia dan Jingyi mendekati Wei Wuxian. Jin Ling berbalik, dia menatap Lan Wangji dengan ragu. Lan Wangji menghela nafas lelah, “Tidak. Tidur dikamar yang telah disediakan.” Jin Ling merenggut, tapi dia mengangguk kecil, dalam hatinya dia bertanya bagaimana bisa Lan Wangji mengetahui keinginannya, bahkan orang itu dengan tegas menolaknya. Ah, menyebalkan.
Jin Ling menatap Lan Xichen, “Ketua sekte Lan, apa aku bisa meminta tolong untuk tidak mengatakan keberadaanku pada ketua sekte Jin?” meskipun bingung, Lan Xichen mengangguk menuai pekikan senang dari Jin Ling. “Dilarang membuat kebisingan,” bibir Jin Ling langsung tertutup rapat.
Terhitung sudah dua minggu Wei Wuxian tertidur. Lan Wangji masih setia disampingnya, menyalurkan energi spiritualnya, mengelap tubuh Wei Wuxian pagi dan malam, selalu membawa makanan lebih untuk berjaga-jaga jika Wei Wuxian terbangun, memainkan lagu-lagu agar jiwa Wei Wuxian tenang, dan memandangi wajah Wei Wuxian yang sesekali dia lepas topengnya.
Sedangkan di dunia lain, Wei Wuxian sedang diperkenalkan oleh kedua kakaknya, Huacheng dan Binghe. Selama dirinya tidak sadarkan diri, dia sebenarnya sedang dilatih oleh keluarganya. Mereka menyalurkan kekuatan mereka, hal itulah yang menyebabkan dirinya tidak sadarkan diri. Beruntungnya, proses itu tidak terlalu memakan waktu yang lama, karena energi spiritual Lan Wangji dan lagu-lagu yang dia mainkan, ah, beruntungnya Wei Wuxian mendapatkan pasangan sepertinya.
“A-Ying, aku sudah memberikan setengah dari kemampuan. Sekarang kau memiliki ribuan prajurit iblis. Jentikan jarimu dan sepuluh iblis terkuat akan muncul. Beri mereka nama dan ikat mereka dengan darahmu. Mereka tidak akan pernah berkhianat. Ya, meskipun mereka akan sedikit nakal sih, hehehe” Wei Wuxian mengangguk kecil mendengar penuturan dari, Lou Binghe.
“A-Ying, jika Binghe memberimu prajurit iblis maka aku memberimu kekuatan dalam hal segel, mantra, dan spiritual. Segala segel yang kamu gunakan sekarang tidak akan bisa dengan mudah dipatahkan, meskipun jika orang itu menyerahkan nyawanya. Inti iblismu sudah aku bentuk dengan sempurna tanpa memengaruhi proses penyempurnaan inti emas milikmu.” Wei Wuxian berkedip polos, hanya dalam beberapa hari dia mengalami peningkatan sebesar ini. Wah, menakjubkan sekali!
“A-Ying, darahmu sekarang bisa dijadikan sebagai dari berbagai racun. Obat dari berbagai macam penyakit. Dan itu akan berlaku pada setiap keturunanmu. Kemampuan yang aku wariskan padamu, sebagian sudah kamu ketahui. Sisanya kau harus tetap berlatih untuk mendapatkan itu.” Wei Wuxian menatap iblis tua yang berada dihadapannya. Sosok yang sekarang menjadi ayahnya. Entah dengan apa dia harus berterima kasih.
“Pergilah, temui dia. Kau selalu membuat dia menunggu.” Dengan semangat, Wei Wuxian menganggukkan kepalanya. Dia memberikan hormat pada keluarganya dan pergi dari dunia iblis itu. Samar-samar dia mendengar teriakan kedua kakaknya, “Jika kau butuh bantuan, katakanlah. Kita saling terhubung! Lakukan telepati A-Ying!!”
—
Bab kedelapan pun usai, kini si iblis sudah sepenuhnya bangkit secara sempurna.•
•
•
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD DESTINY
RandomWei Wuxian yang dibangkitkan kembali karena permintaan tulus dari seseorang yang memiliki hati yang murni, bersih, dan tulus, harus menghadapi takdir barunya yang liar. Sosok yang dijuluki Yiling Laozu itu terlahir ke dunia manusia dengan identitasn...