BAB 04 - 3/3

824 70 2
                                    

Meskipun sekte Gusu Lan berkontribusi besar selama pengepungan terhadapnya, pada saat itu, para junior ini belum lahir atau masih anak-anak. Dia seharusnya tidak mengarahkan kebenciannya pada mereka—dan lagi itu adalah tempat sang pujaan hatinya, jadi Wei Wuxian memutuskan untuk berlama-lama dan mengamati apa yang akan mereka lakukan. Setelah beberapa saat, dia merasa ada yang tidak beres.

Mengapa bendera hitam yang berkibar di atas atap dan dinding tampak begitu familiar baginya?

Bendera jenis ini disebut ‘Bendera Atraksi Hantu’. Jika dipasang pada orang hidup, itu akan menarik semua roh, hantu yang bersalah, mayat yang bergerak, atau makhluk jahat di area tertentu, sehingga mereka hanya akan menyerang orang tersebut. Karena orang yang membawa bendera akan diubah menjadi sasaran hidup, maka disebut juga ‘Bendera Sasaran’. Bisa juga dipasang di sebuah rumah, namun rumah tersebut harus ada manusia yang hidup di dalamnya. Kemudian, jangkauan serangan akan diperluas hingga mencakup semua orang di dalam rumah. Karena selalu ada energi jahat yang mengelilingi area di mana bendera itu dipasang, seolah-olah ada angin hitam yang berputar-putar, maka disebut juga ‘Bendera Angin Hitam’. Mengatur formasi bendera di Halaman Barat dan tidak mengizinkan siapa pun mendekati mereka pasti berarti mereka ingin memimpin Walking Corpse ke sini dan menangkap mereka sekaligus.

Bagaimana mungkin mereka tidak terlihat akrab? Pencipta Bendera Atraksi Hantu tidak lain dan tidak bukan adalah Yiling Laozu, dirinya sendiri! Sepertinya, meskipun dunia kultivasi membencinya di permukaan, mereka tetap menggunakan penemuan yang dia hasilkan. Dia tersenyum miris. ‘Betapa munafiknya orang-orang itu.’

Seorang murid yang berdiri di atap melihatnya berlama-lama di sana, dan berkata, “Silahkan kembali. Ini bukanlah tempat dimana orang sepertimu seharusnya datang.” Meskipun dia diusir itu karena kebaikan dan nadanya juga berbeda dari para pelayan di keluarga Mo. Wei Wuxian mengabaikannya dan dengan cepat melompat, mengambil salah satu bendera.

Murid itu terkejut dan melompat turun untuk mengejarnya, “Jangan bergerak. Itu bukan sesuatu yang harus kamu ambil.”

Wei Wuxian berteriak sambil melarikan diri, tampak seperti orang gila dengan rambut acak-acakan dan anggota badan tergerai, “Aku tidak akan mengembalikannya, aku tidak akan mengembalikannya! Aku menginginkan benda ini! Aku menginginkan ini! Dan kau tidak boleh mengambilnya dariku, bocah nakal!”

Murid itu mengejarnya dalam beberapa langkah dan meraih lengannya, “Kauu!! Jika kamu tidak mau mengembalikannya, saya akan memukulmu!”

Wei Wuxian memegangi bendera itu, tidak mau melepaskannya. Sizhui yang sedang menyiapkan formasi bendera melirik pada sumber keributan, dan dengan ringan melompat dari atap menghampiri mereka, “Jingyi, hentikan. Jangan membuat keributan dan ambil saja benderanya dengan tenang.”

Jingyi berkata, “Sizhui, kau tahu kalau aku tidak akan memukulnya! Tapi, lihat dia, dia mengacaukan formasi bendera!”

Selama adegan tarik tambang, Wei Wuxian sudah memeriksa Bendera Atraksi Hantu di tangannya. Motifnya digambar dengan benar dan mantranya lengkap. Tidak ada kesalahan apa pun, jadi tidak ada yang salah saat menggunakannya. Namun, orang yang menggambar bendera tersebut kurang berpengalaman, jadi itu hanya akan menarik makhluk jahat dan memindahkan mayat dari jarak lima li. Tapi itu sudah cukup. Seharusnya tidak ada makhluk jahat di tempat sekecil Desa Mo.

Sizhui tersenyum padanya, “Tuan Muda Mo, langit semakin gelap, dan kami akan segera mulai menangkap mayat berjalan. Ini akan berbahaya di malam hari, jadi sebaiknya anda kembali ke kamar anda.”

Wei Wuxian memperhatikannya. Dia berkulit putih dan halus, dengan penampilan bermartabat dan tersenyum tipis. Wei Wuxian diam-diam menyetujuinya. Formasi benderanya diatur secara terorganisir, dan tingkah lakunya juga penuh hormat, menjadikannya seorang murid dengan potensi yang mencengangkan. Namun, perasaan asing itu kembali lagi. Itu membuat dada Wei Wuxian sedikit sakit.

Sizhui berbicara lagi, “Bendera ini...” Sebelum dia selesai, Wei Wuxian melemparkan Bendera Atraksi Hantu ke tanah dan berseru, “Itu hanya sebuah bendera, jadi apa masalahnya? Aku bisa menggambar jauh lebih baik dari ini!”

Dia berlari saat dia membuang benderanya. Anak laki-laki yang berdiri di atap untuk menyaksikan kesibukan hampir tertawa terbahak-bahak, setelah mendengar kata-kata konyolnya. Jingyi juga terkekeh karena marah dan mengambil Bendera Atraksi Hantu, “Sungguh maniak gila!”

Sizhui berkata dengan lirih, “Aku merasa tidak asing dengannya...” Jingyi yang mendengarnya hanya menatap bingung yang direspon oleh gelengan kecil.

Wei Wuxian terus berkeliaran, tidak melakukan apa pun, dan akhirnya pindah kembali ke halaman kecil milik Mo Xuanyu. Dia mengabaikan baut yang patah dan kekacauan di tanah, memilih tempat yang relatif bersih, dan duduk dalam posisi lotus lagi. Namun, sebelum siang hari tiba, dia ditarik keluar dari meditasi oleh suara bising dari luar.

Serangkaian langkah kaki yang kacau dengan cepat mendekat, bersamaan dengan tangisan dan jeritan. Wei Wuxian mendengar beberapa kalimat diulang, “... Masuk dan seret dia keluar!”

“Beri tahu petugas!”

“Apa maksudmu ‘beri tahu petugas’? Pukul dia sampai mati!”

“Potong-potong tubuhnya!”

Dia membuka matanya dan melihat beberapa pelayan telah masuk. Seluruh halaman terbakar. Seseorang berteriak, “Seret pembunuh gila itu ke Aula Utama dan buat dia membayarnya dengan nyawanya!”

‘ADA APA LAGI SEKARANG, ARGHHH! TIDAK BISAKAH AKU DIBERIKAN WAKTU TENANG SEBENTAR.’

Bab kelima ditutup dengan pertanyaan, kira-kira apa yang akan terjadi pada Wei Wuxian selanjutnya?


To be continue.

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang