BAB 02 - 2/2

1.1K 105 5
                                    

Sedangkan, di dunia entah dimana terlihat seorang? Seonggok?—ya apapun lah itu—pemuda dengan tubuh yang berlumuran darah yang sudah mengering tengah tergeletak di sebuah tempat yang bernuansa gelap, hitam dan merah pekat. Bau anyir dan daging gosong yang bercampur bau bunga mawar membuat suasana tempat itu semakin tidak enak untuk disinggahi.

Setelah merasa sudah terbiasa dengan ruangan aneh itu. Sekelebat ingatan menyeruak masuk ke kepalanya. Ribuan orang yang bersimbah darah tergeletak tak bernyawa. Seruan kebencian, permohonan ampun, dan dengungan kematian membuat kepalanya terasa pening seketika.

“Dimana aku? Kenapa aku bisa bernafas? Tidak tidak, jelas-jelas waktu itu aku sudah mati bunuh diri. Itu berarti harusnya aku tidak akan bereinkarnasi sekurang-kurangnya dalan kurun waktu 10 ribu tahun.. Apa ini sudah 10 ribu tahun kematianku?”

Nafasnya sedikit tercekat dikala dia melihat bayangan besar yang kian mendekatinya. Dia takut, tapi di satu sisi juga bingung apa yang membuat dia takut. Tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang ketikan merasakan ada hawa dingin yang menerpa tubuhnya. Suasana semakin mencekam dikala terdengar tawa yang menggema di seluruh ruangan dan asap hitam memenuhi kepalanya. Merasa tak tahan dengan suara tawa yang terdengar aneh di telinganya, dia berseru dengan kesal.

“BERHENTI TERTAWA SIALAN. SUARA TERTAWAMU MEMBUAT TELINGAKU BERDENGING.”

Dan seketika hening melanda, namun, kini dia melihat dengan jelas ada seorang pria yang tengah berdiri tegak dihadapannya. Terlihat jelas seringai lebar menghiasi wajahnya. “Setelah 500 tahun dengan ribuan yang mati, kini ada yang masih berdiri tegap setelah merasakan auraku. Yiling Laozu memang sehebat yang dikatakan.” Serunya dengan bangga.

“Bukannya aku sudah mati? Karena kematianku disebabkan oleh bunuh diri harusnya ini belum saatnya aku bangkit. Apa yang membuatku berada disini? Tempat apa ini?! Dan yang paling penting kau siapa  brengsek?!”

“Kau mengingat masa lalumu?” Wei Wuxian mengangguk pelan. “Hebat hebat, bahkan sup penghilang ingatan tidak mempan padamu.”

Wei Wuxian menatap jengah pada pria dihadapannya, “Sebenarnya kau ini siapa, bajingan?! Apa kau raja neraka??”

“Raja neraka? Posisi itu terlalu rendah untukku. Aku—”

“Sayang, kenapa lama sekali? Ini sudah seharusnya dia bangkit kembali.”

Pria yang sedari tadi berbicara seketika terdiam, aura yang dipancarkan pun sudah tak lagi mencekam. “Istriku, lihatlah bocah itu tetap hidup setelah aku mengeluarkan auraku. Seperti Hua dan Lou, Yiling Laozu memang sesuai dengan namanya.”

Dengan tatapan jengah Wei Wuxian berkata dengan kesal, “SEBENARNYA KALIAN INI SIAPA. KALIAN MEMBUATKU GILA. BIARKAN AKU MATI DENGAN TENANG.”

“A-Ying... Apa kamu tidak mau hidup kembali?” pria berpakaian putih bersih yang mempunyai tatapan lembut serta suara yang menenangkan mendekatinya dan mengelus rambutnya. Wei Wuxian tergugu, dia bingung harus merespon apa.

Pria cantik laksana dewa surgawi itu tertawa pelan, “Maaf atas ketidaksopanan kami. Saya Chu Wanning, pemimpin para dewa surgawi. Dan ini suamiku, Mo Wei Yu, dia adalah rajanya para raja iblis.” Wei Wuxian terbelalak kaget saat mendengarnya, tapi dengan cepat ekspresinya berubah normal.

“A-Ying... Kami tidak akan memaksakan kehendak kami, jika kamu tidak ingin kembali saat ini tidak apa. Sudah 13 tahun berlalu semenjak kamu meninggal. Banyak hal yang berubah, tapi kebenaran tentangmu hanya sedikit yang terungkap. Tidakkah kamu ingin menyelesaikan semuanya?”

Wei Wuxian menatap Chu Wanning dengan seksama. Pria itu bertubuh langsing dan berpenampilan anggun dengan aura kesucian transenden, wajah yang dihias dengan kecantikan yang tampan. Ekspresinya tajam seperti pisau, mata phoenixnya miring ke atas, hidungnya ramping dan tipis, penampilan yang sangat canggih dan sopan santun tetapi dengan kekerasan di matanya, terlihat sangat jauh dan dingin. Namun, aura kelembutan dan ketenangan dapat Wei Wuxian rasakan ketika pria dihadapannya itu berbicara. Mengingatkan dia pada seseorang yang sampai saat ini menempati hatinya.

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang