BAB 10 - 1/3

1K 82 11
                                    

Bab kesepuluh pun dimulai

Wei Wuxian keluar dari Jingshi setelah memastikan Lan Wangji sudah tidur dengan nyaman. Menatap langit yang masih terlihat cerah, kakinya melangkah dengan tenang ke aula pertemuan. Dia akan mengakui dosa pada Lan Qiren dan Lan Xichen. Wei Wuxian jelas mengetahui beberapa pasang mata tengah menatapnya dengan rasa penasaran. Bahkan ada yang jelas-jelas membicarakannya. Sekte Lan memang sudah ‘melunak’!

Sesampainya di aula pertemuan, terlihat beberapa murid dan para penatua sedang menyantap makanannya. Ah benar, sejak dia terbangun dia belum menyentuh makanan manusia. Dia pun berjalan ke hadapan Lan Xichen yang menatapnya dengan penuh tanda tanya. Aturan Gusu, dilarang berbicara saat makan. Itu membuat Wei Wuxian bergeming dihadapan ketua sekte itu. Menunggu ketua Sekte menyelesaikan acara makan siangnya.

Acara makan siang itu pun selesai dengan cepat. Wei Wuxian yang sedari tadi hanya berdiri mulai menangkup kedua tangannya dan memberikan hormat pada ketua sekte Lan dan para penatua. “Ada keperluan mendesak apa sehingga tuan muda terlihat tergesa-gesa?”

“Zewu Jun, Penatua Lan Qiren, saya akan mengambil hukuman. 300 pukulan.” Lan Xichen terkejut, menjatuhkan cawan yang dia pegang. Sedangkan Lan Qiren terjatuh lemas. “Kau! Kau … Kau! Pergi ke aula hukuman sekarang! Aku sendiri yang akan memukulmu!” Wei Wuxian meringis mendengar perkataan Lan Qiren, dia menelan ludahnya membayangkan betapa menyakitkannya cambukan nanti. Dia mengangguk dan berjalan dengan tenang menuju aula hukuman setelah memberikan hormat.

Sampai sosok Wei Wuxian menghilang, tidak ada satu orang pun yang membuka percakapan. Lan Xichen menghela nafas berat matanya terpejam rapat. Dia mengerti, 13 tahun terpisah dengan orang yang kita cintai itu adalah hal yang berat. Dan sekarang mereka sudah dipertemukan kembali oleh takdir, perasaan rindu yang teramat dalam itu akhirnya terbalaskan, akan tetapi… Bukannya ini terlalu jauh?

Lan Xichen menjadi orang pertama yang meninggalkan aula pertemuan. Kepalanya menggeleng pelan, mengusir pikiran liar yang terlintas, dan helaan nafas kembali terdengar. Dia senang dengan fakta bahwa penantian sang adik telah usai. Tapi, hahhh …

Sesampainya di aula hukuman, Lan Xichen melihat Wei Wuxian yang sudah berlutut dengan jubah luar yang sudah dilepas. Wei Wuxian berlutut dengan yakin, seperti yang sudah dia katakan. Dia akan menerima segala hukuman dari tindakannya. Meskipun jantungnya berdegup gugup, dia tidak akan lari.

“Selain kami berempat, pergilah.” Lan Xichen memberikan perintah pada para murid yang mengekori mereka. Dan kini, di aula pertemuan hanya tersisa Wei Wuxian, Lan Qiren, Lan Xichen, dan Lan Sizhui. “Katakan dengan jelas, apa dan kenapa?!” Lan Qiren bertanya setelah Lan Xichen melemparkan mantra penghening.

“Hehe, anu … Paman, kau tahu sendiri bagaimana orang dewasa menyalurkan rasa rindu mereka. Upss- maaf, aku lupa kalau kau tak pernah merasakan dan melakukannya.”

“WEI WUXIAN! KAU!!!”

“AMPUN PAMAN! HEHEHE, ADUH. TAPI SEBENARNYA KAMI BELUM BERKULTIVAS GANDA KOK! AKU CUMAN MENCICIPINYA SEDIKIT! SUMPAH!!”

“DIAM KAU SIALAN!”

“Kakek, dilarang mengumpat, dilarang berteriak.”

“Hahhh… Kupikir kau sudah sedikit lebih dewasa.”

“Oh ayolah paman, siapa yang tahan jika dihadapkan dengan malaikat cantik yang sialnya sangat menggoda iman itu? Dan lagi, Lan Zhan terlihat sangat menggiurkan… Tapi aku bersumpah aku tidak melakukan hal yang parah. Aku hanya berani mendaratkan beberapa kecupan—dan hisapan—saja! Aku berani bersumpah!”

Sizhui terbatuk, wajahnya memerah karena ucapan Wei Wuxian yang begitu jujur tanpa filter. Begitu juga Lan Xichen dan Lan Qiren, memilih untuk mengabaikan ucapan tak tahu malu Wei Wuxian, Lan Qiren mengambil pemukul dan mulai menghukum Wei Wuxian.

Sizhui berdecak kagum melihat Wei Wuxian masih tetap dalam posisinya tanpa tergeser sedikitpun. Punggung itu masih terlihat kokoh meskipun pakaian yang melapisinya sudah terkoyak dan punggungnya sudah dipenuhi oleh luka. Dan bahkan, Wei Wuxian dengan santainya berbicara dengan Lan Xichen tanpa terdengar suara rintihan sedikitpun.

“Zewu Jun, aku tahu Sizhui adalah calon penerus sekte. Tapi bukannya ini cukup ceroboh mengatakan namaku dengan lengkap dihadapannya? Bagaimana jika dia tidak sengaja membocorkannya pada para kultivator lainnya? Zewu Jun, aku masih merindukan Lan Zhan dan tidak berminat untuk mati lagi.”

“Ehem! Adik Wei, kau tidak ingat siapa Sizhui?”

“Tidak. Apa aku pernah mengenalnya? Ah! Waktu di desa Mo dia berkata bahwa ibunya pasti datang membantu tapi yang datang adalah Lan Zhan, bukan kultivator wanita. Ya walaupun kecantikan dan keindahan Lan Zhan melebihi kultivator wanita. Tapi, Lan Zhan pasti bukan yang dimaksud. Hmm...”

“Kenapa adik Wei tidak bertanya langsung padanya?”

“Bocah, kau siapa?”

“Hormat pada Yiling Laozu, Wei Wuxian. Saya terlahir dengan nama keluarga Wen, nama lahir saya Wen Yuan. Hanguang Jun mengangkat saya sebagai anaknya secara resmi dan memberikan nama kehormatan Lan Sizhui. Ibu yang saya maksud memang Hanguang Jun.”

“W… Wen? Wen Yuan?? Ha ha ha… Tidak. Kau bukan A-Yuan. Kau… Zewu Jun!! Paman! Ini tidak mungkin kan?! B…bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin anak kecil itu tetap hidup? Zewu Jun! Paman!”

“Wangji membawanya padaku disaat semua perhatian berpusat padamu. Tubuhnya mengalami demam tinggi, dan dia terus memanggil namamu dan Wangji. Wangji memintaku untuk menjaganya selagi dia menyusulmu.”

“Ha ha ha… A-Yuan? Kau A-Yuan kecilku? Kau bayi merah yang aku rawat dengan tanganku sendiri? Kau anak kecil yang menganggap aku ayah dan Lan Zhan ibu? Kau…”

“A-Yuan memberikan hormat pada a…ayah.”

“Mn. Paman, berikan pemukul itu padanya. Biarkan dia yang menyelesaikan hukumannya. Aku ingin mengetahui kekuatan dari anakku dan Lan Zhan. Apa anak ini masih pantas memanggilku ayah atau tidak, itu sesuai dengan tindakannya.”

Sizhui tersentak, bagaimana mungkin dia bisa memukul sang ayah? Dengan gemetar dia mengambil pemukul yang kakeknya berikan. Dia menatap pamannya meminta pertolongan tapi yang ditatap hanya tersenyum dan mengangguk kecil. “Lan Sizhui. Anda adalah calon penerus sekte Lan. Anak dari Hanguang Jun yang dididik langsung oleh Zewu Jun dan penatua Lan Qiren. Tunjukkan hasil didikan mereka. Berhasilkah mereka mendidik muridnya atau kau hanya murid gagal yang menjadikan nama Hanguang Jun sebagai tameng?”


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang