BAB 06 - 1/5

814 84 7
                                    

Mari kita buka bab keenam~

Netra abu-abu gelap itu terbuka pelan, nafasnya yang terasa tercekik mulai tenang, dan setelah terbiasa dengan cahaya Wei Wuxian mengedarkan pandangannya, menelisik ke segala arah dan terhenti pada sosok yang dia kenal. Mo Ran terlihat fokus menyalurkan energi spiritualnya. Bisa dia lihat raut penuh kekhawatiran terlukis jelas pada wajahnya itu.

“Baba…” Wei Wuxian memanggil Mo Ran dengan lirih. Walaupun panggilannya tidak ditanggapi, dia melihat raut wajah pria itu perlahan melunak. Wei Wuxian merasakan perasaan asing pada dirinya. Sudah berapa lama dia tidak merasakan kasih sayang seorang ayah?

Cukup lama setelah dia memanggil Mo Ran, akhirnya iblis yang kini menjadi ayahnya itu membuka matanya dan berhenti menyalurkan energi spiritualnya, menarik tangan kanannya dan meletakkan kedua jari di denyut nadi miliknya—memeriksa keadaannya. Senyum puas terlukis pada wajah ayahnya, Wei Wuxian menatapnya dengan tatapan bersalah. Bagaimanapun juga, Mo Ran sudah memberitahunya tadi untuk tidak memaksakan diri, tapi tidak dia hiraukan.

“Bagaimana perasaanmu, nak? Sudah lebih baik? Energi yang aku miliki bukan energi putih seperti milik mamamu, jadi mungkin itu akan memengaruhi proses penyempurnaan inti emasmu.” Wei Wuxian mengangguk paham, membenarkan posisi duduknya, berkata dengan pelan, “Tidak masalah, dari awal juga aku sudah terbiasa dengan hal gelap yang berbau iblis, darah, dan lainnya.”

Wei Wuxian mengedarkan pandangannya dan menatap pada kuda hitam yang tengah tertidur pulas, lalu mengalihkan pandangannya pada sang ayah. Mo Ran balas menatapnya, menghela nafas lelah sebelum menjelaskannya, “Tadinya itu hanya kuda biasa yang aku beri energi spiritual. Sekarang kuda itu sudah berubah menjadi kuda iblis. Dia bisa melakukan hal yang tidak bisa kuda biasa lakukan. Dia bisa berlari dengan cepat, berjalan di atas air, melompat tinggi, menahan beban 10 kali lipat dari bobot tubuhnya. Kau bisa mengerti bahasa binatang—salah satu kemampuan yang kami salurkan untukmu. Jadi, kau bisa berkomunikasi dengannya.”

Wei Wuxian tercengang mendengar penjelasan dari Mo Ran, matanya berkedip polos menuai tawa dari sang ayah. “Segel ingatanmu sudah terbuka?” dia mengangguk singkat, raut wajahnya berubah serius. “Baba, ini sudah berapa hari terlewat semenjak aku tidak sadarkan diri?”

“Tiga hari” Wei Wuxian memekik keras, “Pantas saja perut ini berbunyi heboh. Babaaa~ berikan anakmu ini makan atau aku akan mati kelaparan…” Mo Ran memutar bola matanya malas, dia menunjuk pada keranjang makanan di belakangnya, “Makanlah, aku akan kembali ke tempatku. Ingat, jangan memaksakan diri.” Wei Wuxian mengangguk tidak perduli. Dia sibuk mengeluarkan makanan-makanan dari keranjang dan langsung melahapnya tanpa memperdulikan ayahnya yang sudah menghilang.

Setelah pembantaian pada keluarga Mo, sekte Lan disibukkan dengan lengan kiri yang terus mengamuk, menghancurkan banyak kantong penangkap iblis. Ujung jari-jari Lan Wangji sudah memerah karena tidak berhenti memainkan musik penenang untuk lengan kiri. Sizhui yang membantu pun sampai tergores jarinya membuat Lan Wangji melarang Sizhui untuk membantunya. Setelah tiga hari dua malam, akhirnya lengan kiri itu sedikit tenang. Lan Wangji menggunakan kantong penangkap iblis yang sudah dimantrai khusus untuk menyegelnya.

“Ibu, sebenarnya itu apa? Kenapa energi kebenciannya kuat sekali?” Sizhui mewakili teman-temannya yang lain untuk mengutarakan isi hatinya. “Bahkan dalam semalam lengan ini sudah membunuh lebih dari 3 orang…”

Lan Wangji menatap anaknya dengan datar. Bibirnya terkatup rapat, keheningan melanda karena dia sedang memikirkan jawaban untuk pertanyaan yang Sizhui lontarkan. Lengan ini jelas bukan ditarik oleh bendera penarikan roh, kenapa lengan kiri itu bisa berada di kediaman keluarga Mo adalah misteri tersendiri baginya. Dia tidak ingin memberikan jawaban yang belum jelas untuk menghindari pemikiran yang salah. Tapi satu yang dia yakini dengan jelas, tangan ini memiliki energi dari Yin Hufu yang sudah dihancurkan 13 tahun lalu. Siapa pemilik lengan ini, siapa yang meletakkannya dengan sengaja di kediaman keluarga Mo, dan kenapa lengan kiri ini memiliki energi Yin Hufu adalah hal yang bahkan dia juga ingin tahu.

Sizhui yang mengerti bahwa sang ibu tidak ingin menjawabnya atau bahkan tidak tahu jawabannya memilih mengalihkan topik pembicaraan. Dia teringat pada Mo Xuanyu yang terasa tidak asing baginya, seakan mereka sudah saling mengenal satu sama lain. “Ah, ibu… Ada yang ingin A-Yuan ceritakan.” Lan Wangji mengangguk, mempersilahkan sang anak untuk bercerita. Sizhui pun bercerita dengan detail soal pertemuannya dengan Mo Xuanyu tanpa mengurangi atau menambahkan cerita. Dia juga menceritakan tentang Mo Xuanyu yang berjuang menghalau serangan lengan kiri yang akan menyerang murid sekte Lan dan melawan lengan kiri itu bersama ketiga mayat hidup keluarga Mo.

“A-Yuan merasa akrab saat mata kami bertatapan. Saat dia terluka demi melindungi kami, A-Yuan merasa khawatir. Dan, saat dia mengkhawatirkan kondisi kami, A-Yuan merasa senang. Suara siulannya juga terasa tidak asing di telinga A-Yuan.”

Lan Wangji yang mengerti kemana arah pembicaraan Sizhui sedikit tersentak. Dari rentetan kejadian yang Sizhui ceritakan, secara otomatis dia mengaitkan dengan teori-teori yang berada dipikirannya. Jantungnya berdegup kencang saat dia menyimpulkan sesuatu yang terdengar mustahil. Wei Ying-nya kembali dan kini jiwanya terperangkap di tubuh Mo Xuanyu. Itu menjelaskan, kenapa ketiga mayat keluarga Mo menyerang lengan kiri, Wei Ying-nya memanfaatkan energi kebencian dari ketiga orang itu. Itu juga menjelaskan, kenapa Mo Xuanyu bisa bertarung melawan lengan kiri dan serangannya selaras dengan ketiga mayat hidup itu. Dan itu juga menjelaskan, kenapa banyak mayat hidup yang menghalanginya ketika ingin menyelamatkan—menangkap—Mo Xuanyu.

“Wei Ying…” lirih sang ibu disambut dengan anggukan penuh semangat oleh Sizhui, “Un! Ayah…” Lan Wangji terkesiap lalu ia terbatuk pelan, “A-Yuan, jangan ceritakan pada siapapun supaya tidak mendatangkan hal yang tidak kita inginkan.” Sizhui mengangguk, dia tentu paham kenapa sang ibu tidak memperbolehkannya menceritakan tentang hal itu. Tentu saja itu karena, dunia kultivitas akan terguncang jika mengetahui Yiling Laozu hidup kembali. Namun, Sizhui tersenyum senang mengetahui bahwa sang ibu juga memikirkan hal yang sama dengannya.

Lan Wangji bangkit dari duduknya, mengibas pelan pada pakaiannya dan beranjak keluar dari ruangannya dengan disusul Sizhui. Dia berjalan melewati murid sekte Lan dan berujar dengan datar, “Bersiap, perburuan malam.” Tanpa penjelasan lebih lanjut, dia berlalu pergi menggunakan pedangnya.

Sizhui memimpin teman-temannya untuk melakukan perburuan malam setelah melewati malam hidup dan mati di desa Mo, tujuan mereka kali ini untungnya hanya monster-monster kecil yang menggangu di sekitar Gunung Dafan. Berbekal pengalaman traumatis, mereka dengan semangat memulai petualangan mereka. Tentu saja dengan diiringi suara ocehan Jingyi yang ditanggapi singkat oleh Sizhui.

Wei Wuxian sudah merasa cukup baik, merasa bosan, dia membangunkan kuda miliknya, berencana untuk berjalan-jalan disekitar tempat persembunyiannya tadi. Baru dia sadari, ternyata dia sedang di tengah hutan. Langit sudah berubah gelap, meskipun bulan masih enggan untuk keluar.


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang