Lan Wangji merendahkan dirinya, mengikis jarak diantara mereka, dan ketika bibir mereka hampir bersentuhan, Wei Wuxian memalingkan wajahnya. Merasa Wei Wuxian menolaknya, Lan Wangji terisak kecil. Oke, Wei Wuxian menyerah, dia menyerah dan akan mengambil hukuman untuk hal yang akan dia lakukan selanjutnya.
Wei Wuxian merengkuh tubuh polos diatasnya, dengan lembut dia mengelus punggung yang terdapat banyak sekali bekas cambukan, menyusuri punggung itu hingga kini kedua tangan terhenti pada segumpal daging kenyal yang seakan minta diremas.
“Lan Zhan, ayo kita hentikan sebelum semuanya terlambat. Aku tidak ingin merusakmu lebih jauh.”
Lan Wangji yang sudah berhenti terisak itu menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Dia ingin pria dibawahnya ini menyentuhnya, menyentuhnya lebih jauh dari ini. Sentuhan intim yang akan membuat pria dihadapannya menjadi miliknya sepenuhnya.
“Lan Zhan, kita akan melakukannya setelah menikah. Kumohon, mengertilah. Aku tidak ingin menodaimu lebih jauh, Lan Zhan. Aku mencintaimu, aku tidak ingin merusakmu.”
Nafas Wei Wuxian tercekat dikala tubuh pria diatasnya bergerak mengusik ketenangan jiwa dan batinnya. “Wei Ying, aku mencintaimu.” Bisikan itu membuat bulu kuduk Wei Wuxian berdiri. Dia memejamkan matanya menahan segala godaan yang dilancarkan Lan Wangji. “Aku menginginkan Wei Ying.”
Tubuh Wei Wuxian menegang saat bibir Lan Wangji mendapatkan kecupan ringan pada telinganya. Tangannya mengepal dengan kuat. “Lan Zhan…” Wei Wuxian mendesis penuh peringatan, disaat lutut Lan Wangji menyentuh gundukan dibagian bawahnya.
Lan Wangji dengan polos melontarkan pertanyaan yang membuat nafsu Wei Wuxian meluap, “Wei Ying, sejak kapan serulingmu menjadi besar? Apa serulingmu bisa membengkak?”
Kerutan imajiner tercipta di kepala Wei Wuxian. Dengan datar dia berkata, “Turun dari tubuhku sekarang, Hanguang Jun.” Lan Wangji memilih untuk berpura-pura tuli, dia duduk dengan tegak di perut Wei Wuxian. Membuka paksa pakaian yang pria itu gunakan. Wei Wuxian panik, “Lan Zhan, apa yang kau lakukan?!”
“Apa lagi? Tentu saja memperkosmu!” jawaban polos terlampau jujur yang Lan Wangji lontarkan membuat Wei Wuxian kehabisan kata-kata.
Untuk urusan kekuatan, tentu, Wei Wuxian tidak kalah dengan Lan Wangji, tapi dalam hal ini dia dibuat tidak bisa melawan. Sedikit saja tubuhnya bergerak, Lan Wangji akan menurunkan posisinya, membuat miliknya dengan sempurna terhimpit oleh kedua buntalan kenyal Lan Wangji.
Pemuda yang dididik begitu ketat oleh pamannya itu dengan jujur mengatakan apa yang ada dipikirannya. “Ah, itu bukan seruling ternyata. Whoah! Wei Ying kecil ternyata sangat besar.”
Demi dewa yang agung. Wei Wuxian lagi-lagi dibuat kehabisan kata-kata mendengar celotehan jujur Lan Wangji.
“Wei Ying! Ayo kita melakukannya!” setelah merasa dirinya sudah mulai tenang, dia membalas ucapan Lan Wangji, “Melakukan apa?”
“Melakukan sesuatu seperti yang ada di buku milikmu waktu itu.”
“Tidak sekarang. Lan Zhan, ayo turun dan kenakan pakaianmu kembali.”
“Kenapa?” Lan Wangji merenggut sedih. Netranya meredup dan itu membuat hati Wei Wuxian dihantam rasa bersalah. Tapi…
“Lan Zhan, kumohon, mengertilah…” Lan Wangji mengangguk, hampir saja Wei Wuxian berseru senang jika tidak mendengar cicitan kecil Lan Wangji. “Aku mengerti, Wei Ying tidak menginginkanku.”
“Lan Zhan… Kenapa kau jadi seperti ini?”
“Wei Ying juga membenciku.”
“Lan Zhan, aku tidak membencimu. Ak—”
“Kalau begitu ayo lakukan!”
“Kau … akh—”
Lan Wangji melampiaskan rasa kesalnya dengan menggerakkan pinggulnya dengan asal, menuai desahan tertahan.
“Lan Wangji!”
“Wei Wuxian~”
Demi dewa yang agung, kenapa kekasih hatinya menjadi begitu nakal? Dimana sosok dingin dan tak tersentuhnya itu?!
Wei Wuxian menyerah, dia memilih menyerahkan semuanya kepada takdir. Kedua tangannya menahan pinggul Lan Wangji, merematnya hingga Lan Wangji menggigit bibirnya sendiri. Kedua tangan mulus itu sudah bertumpu pada dada bidang Wei Wuxian yang sudah tidak terlapisi kain.
“Baiklah, aku menyerah. Ayo kita melakukannya.” Pekikan senang keluar dari Lan Wangji, membuat Wei Wuxian tersenyum.
Wei Wuxian mendekap tubuh polos itu, mendaratkan kecupan-kecupan ringan pada dada Lan Wangji. Mengikuti insting, dia membawa bibirnya mendekati puting merah muda Lan Wangji, meneguk ludahnya kasar sebelum akhirnya mencium dan menghisapnya dengan rakus.
“Ahh~”
Satu desahan lolos dari Lan Wangji. Rasa hangat dari mulut Wei Wuxian pada dada kanan miliknya membuat tubuhnya seakan disengat listrik. Desahan selanjutnya pun lolos ketika Wei Wuxian meremas bongkahan pantatnya, dan desahan demi desahan pun sudah mulai memenuhi ruangan disaat Wei Wuxian yang kalap menggerayangi dada Lan Wangji.
Lan Wangji yang tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa memasrahkan diri pada Wei Wuxian. Mendekap wajah pemuda itu, memaksanya untuk terus memainkan dadanya. Suara-suara yang keluar dari mulutnya membuat dia tersipu malu. Namun, dia dibuat semakin bersemangat mengeluarkan suara-suara ‘aneh’ itu ketika mendengar geraman Wei Wuxian yang seakan menyukai. Lan Wangji senang, sangat senang, terlebih ketika dia tahu jika orang yang membuat Wei Wuxian seperti ini adalah dirinya.
“Wei Ying … ahh mhhh pipishhh … Wei Ying tunggu!! Hwahhh berhentihhh … hngghhhh!!”
Lan Wangji melakukan pelepasan yang mengotori perutnya dan perut Wei Wuxian. Dia memukuli dada Wei Wuxian kesal, dan suara isakan kembali terdengar. “Hikss! Jahat! Wei Ying jahat! Hikss.”
Bagai dihantam batu besar, dada Wei Wuxian berdenyut ngilu. Kewarasannya akhirnya sudah kembali dengan sempurna. Dengan gemetar dia mengelus rambut Lan Wangji sambil terus mengucapkan maaf secara berulang kali. Namun, dia seakan lupa, jika Lan Wangji sangat ‘ajaib’ hari ini. “Jahat! Wei Ying membuatku malu! Wei Ying membuatku pipis di kasur! Huuwaaaa bagaimana ini?! Wei Ying kau harus bertanggungjawab! Wei Ying harus cuci kasur dan seprainya!”
Dan siapa lah Wei Wuxian dihadapan Lan Wangji? Dia hanya bisa mengangguk pasrah mendengar rengekan Lan Wangji. Memilih untuk menghentikan kegiatan mereka sebelum dia benar-benar lepas kendali, Wei Wuxian menggendong tubuh polos Lan Wangji ke kamar mandi dan dengan pelan meletakkannya pada bak mandi yang sudah terisi air itu. Memberikan kecupan singkat pada kening Lan Wangji dan berjalan kembali ke tempat kejadian perkara. Wajahnya memerah melihat betapa kacaunya kasur itu, meskipun mereka tidak melakukan ‘itu’ dengan sempurna. Dengan cepat dia mengembalikan semuanya seperti semula dengan kekuatan yang dia miliki.
Wei Wuxian kembali pada Lan Wangji yang tertidur pada bak mandi. Wei Wuxian yakin jika dia hanya meninggalkan Lan Wangji kurang dari lima menit. Dia mengangkat tubuh kecil itu layaknya pengantin wanita dan menidurkannya di kasur setelah memainkannya piyama. Dia mendesah panjang melihat gundukan dibawahnya belum juga menghilang.
‘Saatnya olahraga jari. Haha. Sialan. Tapi, lucu juga. Lan Zhan oh Lan Zhan.’ Wei Wuxian mengumpat kesal tapi dia juga senang mengingat perubahan yang Lan Wangji lakukan dia hari pertama mereka berinteraksi sebagai Wei Ying dan Lan Zhan.
—
Bab kesembilan pun usai… Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Akankah mereka mendapatkan kebahagiaannya? Atau harus kembali terpisah?*Nantikan kisah selanjutnya hanya di Wild Destiny, Eeeaaaa!*
•
•
•
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD DESTINY
RandomWei Wuxian yang dibangkitkan kembali karena permintaan tulus dari seseorang yang memiliki hati yang murni, bersih, dan tulus, harus menghadapi takdir barunya yang liar. Sosok yang dijuluki Yiling Laozu itu terlahir ke dunia manusia dengan identitasn...