BAB 07 - 3/4

784 78 7
                                    

Jantung Wei Wuxian  tiba-tiba melonjak. Dia menatap Lan Wangji, “Lengan kanan atas dan kakinya bukan milik sang Dewi. Mereka adalah pasangan lengan kiri.” Lan Wangji terdiam, dia mengeluarkan kantong penangkap roh, dan benar saja lengan itu bereaksi.

Kaki kanan dan lengan kanan atas terlihat sangat membenci Jin Ling, karena kini anak itu tengah menjadi target sang Dewi. Mata Wei Wuxian terbelalak lebar saat dalam sekejap Jin Ling sudah berada di genggaman sang Dewi. Tanpa pikir panjang, Wei Wuxian menerjang kaki kanan sang Dewi, membuatnya terjatuh dan Jin Ling terhempas kedalam dekapan Sizhui. Melihat Jin Ling yang terluka parah, Wei Wuxian terbakar amarah dan menyerang sang Dewi dengan membabi buta, terutama pada lengan dan kaki kanannya.

“SIAPAPUN BUATKAN AKU SERULING!” sebelum ada yang bisa memproses permintaannya, Lan Wangji melempar seruling yang langsung ditangkap oleh Wei Wuxian. “LAN ZHAN, BUAT ARRAY PELINDUNG, LINDUNGI YANG LAIN. FOKUS PADA KESELAMATAN ANAK-ANAK.” Lan Wangji mengangguk dan berkata dengan lirih, “Hati-hati.”

Bersama dengan cahaya biru yang terlihat membentuk lingkaran, suara seruling terdengar mengalun dengan irama yang terdengar cukup menyeramkan. Beruntung posisi Wei Wuxian tengah membelakangi yang lain, jadi tidak ada yang melihat perubahan warna matanya yang memerah.

Meniup seruling dan bertarung adalah keahliannya, namun, sehebat apapun dia dulu. Kini, dia hanyalah seorang pemuda yang baru bangun dari kematian, hal itu membuat kemampuannya sedikit menurun. Kelelahan setelah pertarungan di desa Mo belum sepenuhnya hilang, membuat Wei Wuxian beberapa kali terpental dan memuntahkan darah.

“LAN ZHAN! JANGAN KELUAR DARI ARRAY. LINDUNGI ANAK-ANAK DAN TENANGKAN LENGAN KIRI ITU. JANGAN PIKIRKAN AKU. AKU BERSUMPAH TIDAK AKAN MATI MALAM INI.” Wei Wuxian berteriak, sedikit membentak pada Lan Wangji yang terlihat ingin memaksakan diri untuk membantunya. Netra Wei Wuxian yang memerah melirik sekilas pada netra emas Lan Wangji yang berkilat penuh kekhawatiran.

Lan Wangji terdiam sejenak sebelum mengeluarkan Guqin miliknya. Menatap Sizhui dan berkata dengan tenang, “Obati yang terluka, perhatikan pertarungan.” Sizhui mengangguk dan langsung melaksanakan perintah ibunya. Dengan cekatan, dia dibantu dengan Jingyi yang masih memiliki energi spiritual cukup banyak mengobati para kultivator yang terluka dan menyalurkan sedikit energi spiritualnya.

“J…Jenderal Hantuu!! Itu Jendral Hantu!!”

“Benar benar! Itu Jendral Hantu! Wen Ning!!”

Semua orang mengalihkan perhatiannya pada pertarungan sengit dihadapan mereka. Seorang pria bertopeng yang melawan patung Dewi Menari dengan dibantu oleh Jendral Hantu, Wen Ning. Jendral Hantu adalah sebutan untuk Wen Ning yang merupakan boneka kejam ciptaan sang Yiling Laozu. Yang seharusnya sudah terbakar habis bertepatan dengan kematian tuannya, lalu… Kenapa Jendral Hantu itu ada dihadapan mereka? Dan kenapa pria bertopeng itu bisa mengendalikannya? Semua yang didalam array sibuk mengeluarkan teorinya tanpa memperhatikan Wei Wuxian yang sudah terlihat sangat mengenaskan.

“SIAPA DIANTARA KALIAN YANG MASIH MEMILIKI ENERGI SPIRITUAL?!… SELAIN LAN ZHAN!” Sizhui mengajukan dirinya, energi spiritualnya memang sudah pulih semenjak kehebohan yang para kultivator kecil itu lakukan. Wei Wuxian meliriknya sekilas, “Katakan seberapa hebat ilmu bela dirimu?”

“Jika kamu ingin menggunakannya untuk bertarung, itu hanya akan menghambatmu. Sizhui tidak akan bisa mengikuti pola seranganmu.” Wei Wuxian mengangguk paham, Lan Wangji pasti sudah mengamati keadaan dengan cermat, maka yang bisa dia lakukan hanya percaya pada keputusannya. “Aku dan Wen Ning akan mengahalau serangan, dan kau bocah, kau bertugas menyegel kedua makhluk biadab itu. Kalau hanya itu, dia bisa melakukannya kan Lan Zhan?”

Setelah mendapatkan anggukan persetujuan dari Lan Wangji, Wei Wuxian memerintahkan Wen Ning untuk fokus menahan kaki kanan, sedangkan dirinya akan mengatasi lengan kanannya. Lan Wangji memberikan 2 kantong penangkap roh yang sudah dia mantrai pada Sizhui, “Fokuskan pikiranmu, jangan melakukan hal yang tidak diperlukan.”

“SIZHUI, SEKARANG!” Sizhui sontak keluar dari array dan langsung mengarahkan salah satu kantong penangkap roh pada kaki kanan yang telah ditahan oleh Wen Ning. Energi spiritualnya cukup banyak terkuras walaupun hanya menangkap kaki kanan. Lengan kanan yang merasa menemukan mangsa yang lebih lemah langsung mengincarnya. Wei Wuxian berlari mendorong Sizhui, membuat tubuhnya menjadi korban—tehempas dan hampir mengenai para kultivator dibelakangnya jika tidak ada array yang melindunginya.

“Wen Ning, lengan kanan. Tahan.” Seakan luka-luka di sekujur tubuhnya tidak mendatangkan rasa sakit. Wei Wuxian kembali meniup serulingnya, nadanya terdengar sedikit kacau namun aura mengintimidasi jelas menguar dari nada-nada yang dihasilkan itu. Tak lama setelah perintahnya dikeluarkan, Wen Ning berhasil menahan lengan kanan itu, kini tanpa diperintah Sizhui langsung mengarahkan kantong penangkap roh yang terakhir ke lengan kanan—Sizhui terjatuh karena kelelahan. Wei Wuxian dengan sigap menangkap tubuh itu, menatap Lan Wangji dan meletakkan tubuh itu dipangkuan Lan Wangji.

Wei Wuxian mengambil ketiga kantong penangkap roh itu, melumurinya dengan darah miliknya, merapalkan mantra—ketiga kantong itu melayang sejenak dengan cahaya merah yang menyelimuti—setelah tidak terlihat adanya pergerakan, dia memberikannya pada Lan Wangji. Dia berjalan mendekati Jin Ling dan memeriksa denyut nadinya tanpa memperdulikan Jendral Hantu yang sedang dikepung oleh para kultivator kecil—dasar tuan tidak berprikehantuan.

“Paman Xian… Lukamu…” ucapan Jin Ling terpotong oleh tatapan tajam Wei Wuxian, “Memang kenapa dengan lukaku? A-Ling dengar ya. Sekalipun semua organ dalamku keluar, aku tidak akan mati. Aku sudah bersumpah pada Lan Zhan. Istirahatlah dulu, setelah keadaan Sizhui sedikit membaik, kalian bisa turun dari gunung, cari penginapan dan tabib.”


To be continue

WILD DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang