Duapuluh Sembilan

49 2 0
                                    

    Levi baru sampai di Rumahnya pada pukul 9 pagi, ia mengumpat kesal lantaran melihat ada banyak wartawan berjejer didepan gerbang rumahnya.
Untunglah ada pintu samping yang bisa digunakan, begitu masuk rumah terasa sangat sepi tapi semakin masuk rupanya ada orang Jordan, Irish, dan ke-3 kakaknya tengah menyantap sarapan yang ntah kenapa baru dilakukan sekarang?

"Levi...astaga..."semua yang ada di meja makan spontan berdiri, Levi melangkah maju hendak memeluk Irish.

"Stop!"suara Jordan membuat tubuh Levi kaku lantaran suara Jordan terdengar dingin dan marah.

"Kenapa Dad?"tanya Levi dengan wajah polosnya.

"Masih bertanya kamu?setelah kekacauan yang kamu buat?"

"Ak-aku..."Levi meneguk ludahnya sendiri melihat bagaimana tatapan marah itu tertuju padanya, untuk pertama kalinya.

"Kamu memalukan!ingatlah bahwa kamu sekarang telah menjadi seorang istri!harusnya kamu tidak lepas kendali!apalagi perbuatanmu sampai tersebar di seluruh dunia"

"Sekarang bagaimana Daddy harus membersihkan itu?jawab Daddy?! jika tidak pernah membuat bangga! kenapa tidak hanya diam dan jangan buat ulah?tidak bisahkah kamu lakukan itu?"nafas Jordan memburu begitupun Levi yang ikut terpancing emosi.

"Kenapa tidak ada di Kantor Polisi?!kemana kamu semalam?! kamu bahkan kabur seorang diri! menyelamatkan diri sendiri, meninggalkan Liora!"kening Levi menggeryit tak suka apa-apaan ini membawa-bawa Liora? bahkan Liora yang menjebaknya kesana...mengajaknya ke tempat itu!akh Levi yakin sekali jika Liora bekerja sama dengan Naren...jalang itu...

"Egois!bodoh!selalu bertindak tanpa berpikir!kamu pikir apa yang membanggakan dari diri kamu?"tiap kata yang Jordan keluarkan mampu menusuk ulu hati Levi.

"Daddy bisa stop?setiap kata yang Daddy keluarin nyakitin aku"air mata Levi menetes keluar saat mengatakan hal tersebut.

"Kamu memalukan, kamu pantas mendapatkannya...ini memang salah Daddy, Daddy yang salah karena terus menutup mata kalau kamu sudah terlalu rusak!"air mata Jordan menetes ia merasa gagal menjadi seorang Ayah, meskipun tidak pernah menegur bebasnya Levi dalam bergaul tapi Jordan tahu bagaimana bebasnya dunia Levi selama ini.

    Ayah mana yang tidak kecewa anaknya dipermalukan, dilecehkan dan dihina oleh orang-orang diluaran sana yang bahkan tidak pernah bertemu Levi secara langsung?tapi itu bukan salah mereka, mereka tidak tahu Levi...ini juga bukan salah Levi, ini salahnya sendiri yang tidak pernah membatasi Levi.

"I'm done, Daddy bahkan nggak nanyain gimana keadaan aku, apa yang terjadi sama aku"

"Berhenti, berhenti membela diri kamu sendiri!COBALAH UNTUK BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATAN KAMU!cukup akui...sesulit itu?"Levi mengusap air matanya menggunakan punggung tangan kanannya setelah itu Levi mengigit punggung tangannya sendiri menahan untuk tidak terisak keras.

"Kamu membully, Daddy lindungi, kamu nakal, Daddy lindungi bahkan kamu membunuh pun masih Daddy lindungi!sekarang...wajah kamu terpampang di seluruh jejaring media sosial sedang disentuh oleh Pria yang ntah siapa?! kamu pikir mau ditaruh dimana muka Daddy, Levi?!"

"Belum lagi tindakan egois kamu! yang meninggalkan pesta itu seorang diri!kamu juga pasti telah menggunakan obat-obatan itu bukan?kamu takut makanya kamu lari?!"

"Dad?!"Levi tak habis pikir dengan Jordan yang terus menerka betapa liar dirinya sedangkan Jordan benar-benar mengumpati tindakan bodoh Levi yang tidak ada di tempat kejadian penangkapan...jika Levi masih disana orang-orang bahkan dirinya tak akan menuduh jika Levi-lah yang menggunakan obat terlarang itu.

"Mau mengelak lagi?!mau membela diri lagi?sebenarnya apa yang kamu cari dari pergaulan Bebas itu? kamu tertekan karena apa?kamu sudah menikah, urusi hidupmu sendiri...Daddy tidak akan ikut campur untuk masalahmu yang sekarang"Jordan membalik tubuhnya dan berlalu pergi dari Ruang makan.

The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang