Sembilan

85 4 0
                                    

    Sudah 5 hari Levi di Rumah sakit keadaan-nya sudah membaik meskipun ia masih sering panas juga merasa gatal di sekujur tubuhnya.

"Levi....maafin gue yahh"Camilla datang menjenguk tentunya dengan Naren yang ikut serta, sedari tadi gadis itu tak henti mengucapkan maaf lantaran merasa bersalah atas apa yang Levi alami.

"Ihh dibilangin bukan salah lo, udah sih santai aja"

"Ya tetep aja, lo jadi kaya gini gara-gara gue"

"Bukan....astaga"mereka terus berdebat kecil.

"Lo bukannya Naren?"suara Liora berhasil membuat ruangan hening.

"Hmm.."jawab Naren sambil menganggukan kepalanya.

"Kita satu kampus, satu angkatan juga"Naren kembali menganggukan kepalanya.

"Gue Liora"Liora mengulurkan tangannya dihadapan Naren, Naren merasa tak enak jika harus mengabaikan uluran tangan Liora tersebut apalagi dihadapannya ada semua anggota keluarga gadis ini.

"Grandpa...."seru Levi saat pintu ruang rawatnya terbuka menampilkan Atma.

"Sudah mendingan?"tanya Atma sambil memasuki ruang rawat Levi, Levi mengangguk.

"Udah tapi katanya masih ada perawatan intensif"ujar Levi, Atma mendekat ia mengelus-elus surai Levi sambil memberikan ciuman ringan di kepala gadis itu.

"Grandpa bawa cheese bread kesukaan kamu"Atma memberikan plastik dengan merk toko kue ternama.

"Thankyou Grandpa"Levi mengambil plastik tersebut dan langsung membukanya.

"Bisa berikan waktu?saya butuh bicara berdua dengan Levi"Levi yang sedang mengunyah rotinya jadi berhenti mengunyah.

"Ayo anak-anak, Camilla sama Naren juga keluar dulu yah?kita ke caffe aja sekalian makan siang gimana?"ucap Irish.

"Boleh tan, gue keluar sebentar yah"ujar Camilla, setelahnya satu-persatu dari semua orang meninggalkan ruangan.

"Kamu tidak ikut keluar Jo?"tanya Atma karena Jordan tak kunjung beranjak dari tempat duduknya disoffa.

"Om bisa ngomong apapun, aku nggak perlu keluar"Atma mendenggus pelan,  ia mendudukan diri dikursi samping brangkar.

"Kamu melakukan-nya"mata Atma menatap tajam pada Levi.

"Apa?"tanya Levi dengan raut polos.

"Cassandra Mauvero"

"Grandpa tau dari mana?"

"Kamu sering menghubungi bahkan bertemu dengan Galang"

"APAA?!"Jordan berteriak marah.

"Grandpa ketemu Papah?"Levi menghiraukan teriakan Ayahnya dan malah membalas perkataan Yohan.

"PAPAH?!"tanya Jordan tak percaya mendengar putrinya memanggil oranglain dengan sebutan 'Papah'

"Sepertinya hubunganmu dengan Galang cukup baik?"

"Kenapa harus nggak baik?"Levi bertanya balik.

"Dia orang yang membunuh Ibu kamu tidak seharusnya kamu malah berada di pihaknya"

"Mommy meninggal atas keputusannya sendiri...kenapa Grandpa malah nyalahin Papah?bahkan masih nyari-nyari dia?seolah dia penjahat yang memang harus dimusnahkan?"

"Levi...kamu serius membela-nya?"Jordan bertanya dengan nada dingin, Jordan tidak suka Levi dekat dengan Galang sudah cukup dulu Galang yang menjadi Ayah untuk Levi sekarang ada dirinya!tidak perlu orang lain.

"Tetap saja jika dia memperlakukan ibumu dengan lebih baik, Ibumu tidak akan mengambil keputusan untuk bunuh diri!"

"Kalau gitu harusnya Grandpa salahin diri Grandpa sendiri!kenapa Grandpa malah memberikan putri semata wayang Grandpa pada orang yang bahkan belum Grandpa tahu seperti apa?Papah bukan hanya bikin Mommy menderita tapi juga Papah!"

The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang