Duapuluh Lima

51 4 0
                                    

"Boy, What if I fall?" Sudah lebih dari seminggu Levi juga Boy bersama-sama di Harbin ini, ditengah-tengah Keluarganya yang tengah menyusun rencana untuk membuat Levi kembali pada mereka ia malah menghabiskan waktu bersama Benjamin Orion layaknya pasangan suami-istri baru yang tiap harinya semakin lengket.

Well, now they are look like a young couple married.
Makan dengan suap-suapan romantis, menonton film atau berjalan-jala. Keluar sambil mengobrol juga bercanda ria, hingga tidur di ranjang yang sama, mereka menikmati waktu seharian dengan terus bersama-sama.

"I catch you"Boy mengenggam jari-jemari Levi, mereka tengah bermain seluncur es di festival musim dingin yang setiap tahun-nya di adakan disana.

"no, not in our game now"Boy menatap wajah Levi yang berada di depannya.

"Whatever game it is, I will always catch you and hug you like now"kali ini Boy melingkarkan tangan-nya di pinggang ramping Levi, membuat tubuh Levi lebih dekat pada tubuhnya sendiri.

"I think I fall in love with you"Awalnya Levi menganggap Boy juga mainan seperti pria lain yang dirinya temui tapi tentu semakin lama bersama Boy membuat Levi semakin jatuh kedalam dekapan Boy...Levi tidak bisa tidak jujur pada perasaan-nya sendiri, setidaknya dengan Levi mengungkapkan perasaan-nya ia akan tahu seperti apa seorang Benjamin Orion.

Jikalau Boy memang pantas untuk di cintai maka Levi tak akan segan untuk benar-benar menjatuhkan dirinya pada Boy tapi jika respon Boy jauh dari apa yang Levi bayangkan maka Levi juga tidak akan segan untuk pergi meninggalkan Boy.

"Can I?"can I falling in love with you, Levi melanjutkan perkataan-nya dalam hati.

"Of course, who wouldn't fall in love with me?"Boy menahan senyum-nya, ia menangkup rahang Levi dengan kedua tangannya.

"Untuk sekarang, besok, dan nanti jangan harap lo bisa pergi setelah menyerahkan diri ke gue!"Boy menjeda tiap kalimat-nya.

"Gak akan ada jalan keluar yang ngebawa lo untuk pergi dari sisi gue"Boy mengelus rahang Levi.

"Lo akan selama-nya terjebak di hidup gue yang cukup rumit"
"Lo harus tau kalau hidup gue penuh bahaya begitu lo masuk akan ada banyak peluru, belati, anak panah yang akan lo terima"

"But I promise you, that I will always protect you from the front, back, side, top and bottom"

"You just need to be quiet, stand in the position I have prepared for you and hold my hand"Meskipun Boy tidak membalas pernyataan cinta yang Levi ajukan tapi ntah kenapa jawaban Boy terasa cukup untuk Levi yang semakin yakin jika Boy adalah Lelaki yang tepat untuk dicintai-nya....setidaknya Boy adalah orang yang tepat untuk menemani Levi menghabiskan sisa waktunya.

Levi tidak pernah memiliki keinginan yang tinggi, segala hal telah dirinya dapatkan...Levi juga tidak merasa kurang akan kasih sayang tapi saat bersama Boy...Levi hanya merasa, lengkap!seolah potongan puzzle dalam hidupnya yang sempurna itu menemukan kepingan terakhir-nya, tak ada yang lebih jika di bandingkan dengan Benjamin Orion Yerizchi.

Maka tanpa membuang waktu Levi mendekatkan wajahnya sendiri pada wajah Boy, Levi memimpin ciuman lembut, menuntut, dan dipenuhi rasa bahagia itu pada Boy yang tentu Boy imbangi.

~~~

"C'mon"Besoknya saat jam telah menunjukan pukul 10 pagi waktu setempat Boy menyuruh Levi berdandan juga memakai pakaian yang telah Boy siapkan.

"Mau kemana sih?"Levi yang baru selesai bersiap-siap bertanya dengan nada heran apalagi Boy juga tampak rapih dalam balutan kemeja warna putih yang dimasukan ke celana jeans biru yang Boy kenakan sebagai setelan bawah-nya, lengan kemeja digulung dan 3 kancing teratasnya dibiarkan terbuka.
Levi sendiri memakai dress dengan panjang 3/4 berwarna putih dengan model yang sederhana, rambutnya Levi biarkan tergerai namun ia tetap mengenakan pita yang seperti-nya sepaket dengan dress, berikut dengan hills 5 cm-nya yang juga berwarna putih.

The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang