BAB 11

902 34 0
                                    

Dua hari kemudian...

Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi. Rose baru pulang dari kerja. Putra pula sudah beberapa hari pergi menjalankan misi dan langsung tidak menghubunginya.

Sudah biasa dengan cara Putra yang memang akan mendiamkan diri sepanjang menjalankan tugas. Tahu-tahu dah balik, tahu-tahu esok atas meja ada hadiah.

Tipikal Putra Qadi.

Berulang alik Will Corp dan Brioc Swiss Global tidak menjejaskannya dirinya walau sedikit penat. Mujur saja jarak dua syarikat besar itu tidaklah jauh mana. Rose sendiri komited dalam memastikan hasil kerjanya tersusun. Itu pun dibantu oleh Lucas.

Rose bergerak ke arah biliknya lalu menyimpan begnya di dalam almari.

Setelah pakaiannya ditanggalkan, Rose capai tuala seraya berjalan ke arah bilik mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah pakaiannya ditanggalkan, Rose capai tuala seraya berjalan ke arah bilik mandi. Pintu ditutup lalu Rose melangkah ke arah shower. Pili dibuka dan dia membiarkan air shower mengalir di serata badannya.

Air suam yang mengalir di badan terasa nyaman dan penatnya beransur hilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air suam yang mengalir di badan terasa nyaman dan penatnya beransur hilang. Lama Rose membiarkan dirinya dibasahi sehingga dia dapat rasakan hembusan nafas seseorang di belakang badannya.

Matanya terbuka luas apabila ada satu tangan yang menjalar di tubuhnya yang tidak ditutup oleh sebarang kain. Hampir saja Rose menjerit namun tangan kekar itu pantas menekup mulut Rose dan menolak tubuhnya ke dinding kaca.

Walaupun keadaan bilik mandi yang dipenuhi dengan wap namun Rose nampak dengan jelas wajah yang berada di depannya ketika itu.

Bila masa dia balik?

"Putra!"

Laju saja tangan Rose naik menampar pipi putih Putra.

Pang!

Terteleng ke tepi muka Putra. Kesan dari tamparan itu membuatkan pipi kanan Putra berbekas merah. Putra tersenyum. Perlahan-lahan matanya memandang tubuh isterinya tanpa seurat benang pun.

Automatik wajah Rose bertukar merah. Tidak tahan diperlakukan begitu, Rose  mengorak langkah mahu pergi namun tangan kekar itu menahan dan kedudukan mereka kembali seperti tadi. Rose bersandar di dinding manakala Putra mengunci dirinya.

THE BRIOC: HIS PRISONWhere stories live. Discover now