Hannam-dong, Seoul.
Sudah beberapa hari berlalu sejak Jung Jaehyun mengurus kepindahannya di negeri ginseng itu. Sang mantan anggota mafia itu tak menemui kesulitan yang berarti untuk memiliki sebuah mobil dan tempat tinggal baru di daerah Hannam. Siapa juga yang akan kesulitan jika membawa uang dengan nominal mencengangkan ke dealer dan agen properti?
Kendati demikian, bukan berarti Jaehyun lantas menghambur-hamburkan puluhan juta dollar itu dengan tak bertanggung jawab. Ia berencana untuk mewujudkan impiannya yaitu memiliki keluarga kecil yang bahagia. Jaehyun sudah bertahan sambil mengumpulkan sejumlah besar dana selama di family untuk ini.
Pagi itu ia membuka matanya dan menatap cahaya matahari yang menembus dari balik jendela kamarnya. Sama sekali tak pernah dibayangkannya akan menyambut hari dengan kehidupan layaknya orang biasa pada umumnya seperti ini, alih-alih terbangun di mansion megah keluarga Park di Kanada —atau di basement family belahan negara lainnya— lalu bersiap untuk urusan family.
"Kurasa ini hari yang baik untuk jalan-jalan" katanya tersenyum. "Aku juga lapar. Aku akan mandi dan membeli makanan"
Seharian yang tenang itu pun dilewatinya, hingga hari pun sudah mulai gelap lagi. Tanpa sadar ia sudah membawa dirinya berkelana jauh ke distrik Itaewon. Larut malam, ketika hendak pulang, entah darimana tiba-tiba terbersit sebuah keinginan sederhana di benak Jaehyun.
"Aku ingin makan croissant" gumamnya. "Apakah ada bakery yang enak dan masih buka?"
Kedua kakinya menyusuri area pertokoan yang ramai itu, lalu berhenti ketika sebuah pintu terbuka dan kumpulan pelanggan keluar dari sana. Membiarkan aroma harum roti yang baru dipanggang keluar dan terhirup oleh Jaehyun.
Merasa menemukan tempat yang tepat, pemuda yang kini bermarga Jung itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Seorang pemuda yang berdiri di kasir melihatnya dan menyapa.
"Selamat datang, sonnim (pelanggan). Silahkan memesan" katanya ramah.
"Aku ingin memesan satu croissant, dan—" ucapan Jaehyun terputus ketika menatap wajah pria manis di depannya. Ia tak bohong, parasnya sungguh indah dan jarang ia temui di negara manapun.
"Coklat hangat?" canda pemuda manis dengan nametag bertuliskan 'Lee Taeyong' yang tersemat di kemejanya. Ia tertawa kecil karena salah tingkah melihat Jaehyun yang sangat tampan.
"Oh ya, boleh"
Jaehyun menjawab seperti tersihir. Padahal dalam hati ia ingin memesan kopi panas, tapi terserah pemuda itu saja.
'Lagipula, croissant cocok dimakan dengan coklat' pikirnya mengubah pendapatnya.
Setelah pesanannya disuguhkan, mereka berdua berpura-pura menyibukkan diri satu sama lain. Jaehyun mengambil duduk agak jauh dari kasir dan menyantap makanannya, sementara Taeyong membersihkan etalase. Padahal sebenarnya, keduanya tahu tak banyak yang bisa dilakukan di tempat yang sudah sepi itu.
'Ini sangat canggung' pikir Jaehyun dalam hati.
Ia berdeham sedikit sebelum berkata pada Taeyong. "Lee Taeyong-ssi, boleh aku memesan satu lagi?"
"Tentu saja" jawab Taeyong ramah. "Mau pesan apa?"
"Tolong ambilkan salah satu roti atau cake yang kau suka lalu duduklah dan makan bersamaku disini"
Taeyong tertegun mendengarnya. Namun bagaimanapun, ia tetap menuruti perkataan pelanggannya itu. Lagipula, itu bukan permintaan yang terlalu berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATONEMENT [Jung Family] ✔
FanfictionJung Jaehyun, putra kedua dari boss organisasi mafia akhirnya memutuskan untuk keluar dari family. Pria yang dulunya berstatus sebagai cleaner dan caporegime di Park family itu ingin memiliki kehidupan baru dan memulai dari awal. Dalam perjalanannya...