[A/N: Di 'Second Half' ini akan ada banyak pembahasan dan perubahan strategi tergantung situasi yang mereka hadapi, jadi harap membaca dengan konsentrasi penuh]
⌖⌖⌖
Kediaman keluarga Jung, Hannam. 2 Minggu kemudian.
Jeno dan Sungchan kini telah menjadi anggota baru keluarga Jung. Mengikuti Mark, mereka juga memanggil Jaehyun dengan 'daddy' dan Taeyong dengan 'appa'. Ketiganya juga sangat akrab, mungkin karena memiliki latar belakang yang sama-sama adalah subjek Lab.
"Hyung, tangkap!" seru Jeno tanpa aba-aba melempar sebuah bola basket pada Mark.
"Whoa!" Sungchan yang berada di tengah mereka refleks berjengit dan memiringkan kepalanya karena memperkirakan gerakan Jeno.
Tap.
Mark dengan cepat berpindah ke depan Sungchan dan menangkap bola itu dengan lengan bioniknya.
"Gerakanmu bertambah bagus, hyung" puji Jeno sambil bersiul. "Lengan itu sekarang terlihat seperti lenganmu sendiri"
"Careful, Jeno-ya. Bolanya hampir mengenai Sungchan" kata Mark kemudian menoleh pada adik bungsunya. "Sungchan tidak apa-apa?"
"Maaf, Sungchan-ah" kata Jeno buru-buru mendekat.
"Tidak apa-apa, kok" kata si bungsu riang. Ia menatap kedua kakaknya satu per satu. Mereka kini sangat dekat dan akrab sekali.
Kemampuan mereka bertiga juga sudah meningkat. Berkat bantuan Junmyeon dan Jongdae, Sungchan tak lagi merasakan sakit kepala saat menggunakan kekuatannya. Jeno bisa lebih mengontrol kekuatan yang harus dikeluarkannya saat akan memukul. Sementara Mark sudah semakin lihai dan terbiasa menggunakan tangan bioniknya.
Tiba-tiba, sebuah ide tercetus di kepala Jeno. Anak itu berkata, "Ayo kita buktikan mana yang lebih hebat. Kekuatan, atau kecepatan" katanya. "Sungchan, kau yang jadi wasitnya"
"Hehe" Mark menampakkan smirknya. "Tentu saja lebih unggul jika kau memiliki kecepatan. Misal kau sudah mempertahankan bola dan tak bisa dihentikan pun, aku masih bisa dengan cepat merebut bolamu jika ada kesempatan"
"Hmm? Kekuatanku tidak hanya untuk mempertahankan bola, hyung" jawab Jeno sambil tersenyum. "Akan kutunjukkan bahwa kekuatan dapat melampauimu"
Dan pertandingan berlangsung sengit. Jeno sebenarnya tidak hanya memiliki kekuatan fisik, dia juga memiliki otak yang cerdas. Di saat awal, ia berniat mengecoh Mark agar bola itu tak dapat direbut.
"Feint! (tipuan)" kata Sungchan dalam hati, karena melihat pergerakan Jeno yang condong ke kanan, tak selaras dengan arah matanya yang sekilas mengarah ke kiri.
Dan benar saja, ketika Mark berusaha mencuri bola di tangan kanan Jeno, anak tengah Jung itu langsung mengubah titik tumpunya dan berbelok ke kiri. Ia kira ia berhasil menembus pertahanan Mark, namun dengan cepat Mark menyusulnya dan merebut bolanya.
"You're so slow" kata Mark tersenyum sekilas, lalu segera melesat berlawanan arah menuju tiang ringnya. Kemudian ia shoot bola itu, dan...
Masuk?
Tidak, bola itu gagal masuk karena Jeno menumpukan segenap kekuatan untuk memompa otot di kakinya, sehingga ia bisa meloncat melebihi kemampuannya yang biasanya.
Mark dan Sungchan sampai terbelalak melihat ketinggian yang dicapai loncatan Jeno, menyaksikan bagaimana tangan kekar itu mampu menampik bola hingga terpental dari ring itu.
Mark yang memiliki kemampuan adaptasi dan kecepatan yang luar biasa, juga Jeno yang memiliki otak cerdas yang dapat memanfaatkan kekuatannya. Sungchan amat kagum pada mereka berdua, dan sekaligus merasa sedikit minder karena kekuatannya tak bisa digunakan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATONEMENT [Jung Family] ✔
FanfictionJung Jaehyun, putra kedua dari boss organisasi mafia akhirnya memutuskan untuk keluar dari family. Pria yang dulunya berstatus sebagai cleaner dan caporegime di Park family itu ingin memiliki kehidupan baru dan memulai dari awal. Dalam perjalanannya...