Ch. 11 : Becoming A Defect

521 42 8
                                    

Rumah Sakit Severance, Seodaemun-gu, Seoul. Di waktu yang sama.

"Dokter Choi bilang tak ada masalah dengan lengan bionikmu, Mark-ya" ujar Jaehyun. "Bahkan katanya kau beradaptasi dengan sangat baik hingga lengan itu bisa kau gunakan seolah bagian tubuhmu sendiri"

"Syukurlah, dad" kata Mark tersenyum melihat lengannya.

Setelah kontrol, kini mereka berdua duduk sebentar di bangku yang disediakan di taman belakang rumah sakit. Jaehyun menggunakan kesempatan ini untuk berbincang lebih banyak dengan Mark.

"Tadi dokter Choi juga bilang tubuhmu memiliki adaptasi dan respon obat yang cepat. Lalu refleks dan kontrolmu juga di atas kemampuan manusia biasa. Apa kau pernah melakukan suatu training, Mark?" tanya Jaehyun.

Mark menegakkan tubuhnya. "Daddy ingat ceritaku bahwa aku pernah menjadi subjek percobaan di salah satu laboratorium ilegal? Disana mereka membuatku jadi begini"

⌖⌖⌖

Paragon Laboratory, Mundong, Korea. 10 tahun yang lalu.

"Injeksikan lagi"

"Tapi nanti tubuhnya tidak kuat—"

"Lakukan saja!"

Entah obat, racun, atau senyawa apa yang disuntikkan pada para subjek Lab itu dengan sering. Ketiga subjek batch alpha tersebut juga tidak tahu operasi apa yang dilakukan dengan membuka dan mengutak atik jaringan saraf mereka.

Mereka adalah "sample" yang berasal dari Paragon Hospital di tiga benua yang berbeda. Mark atau MK-α001, berasal dari Kanada, Jisung atau JS-α002 dari Korea, dan Felix atau FX-α003 dari Australia.

Tiap malam ketika mereka keluar dari ruang eksperimen yang terpisah usai menyelesaikan uji hari itu, masing-masing dari mereka akan melihat 'teman' mereka dengan kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya.

Mereka biasanya hanya sempat berbincang sebentar di pinggir ruangan ketika para ilmuwan menggelar evaluasi harian untuk membahas hasil uji. Tidak pernah ada rencana untuk kabur bersama yang terlintas di benak anak-anak subjek itu, karena badan mereka sudah tidak sanggup.

Mark terdiam menatap baju Jisung yang terdapat banyak bekas darah dan Felix yang melangkah gontai dengan wajah yang sangat pucat. Diraihnya tangan kedua temannya itu dan ia melihat mata mereka dalam-dalam.

"Kita pasti bisa keluar dari sini" katanya meyakinkan. "Bertahanlah"

Jisung tersenyum lemah. "Bagaimana hyung? Tidak ada jalan keluar, penjagaan sangat ketat. Jika kita kabur, kita pasti akan diburu"

Felix mengiyakan. "Jika eksperimen ini berhasilpun, kita tetap akan dijual pada seseorang. Aku pernah mendengar mereka berkata begitu. Semuanya sama saja"

"Kumohon jangan menyerah dulu" pinta Mark. "Aku akan coba mencari celah untuk kita bertiga agar bisa keluar"

"Mark hyung, kalau kau berhasil keluar, tolong tetaplah hidup dengan baik sebagai ganti dari kami juga" pesan Felix. "Berjanjilah"

"Tidak, aku tak akan meninggalkan kalian" kata Mark gusar.

"Kalau begitu, jika salah satu dari kita berhasil keluar, tolong carikan pertolongan dari pihak luar" usul Jisung.

ATONEMENT [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang