Ch. 26 : Let's Kick In

392 37 11
                                    

Paragon Laboratory, beberapa saat yang lalu.

Tepat di saat helikopter milik Park Chanyeol terbang rendah dan mendarat di atas gedung Paragon Lab, Doyoung berkata. "Dia datang, Park Chanyeol"

"Anak-anak, bersiap dan tunggu sinyal" ujar Doyoung lalu melihat kepada ketiga anak Jung. Ketiganya sudah memakai rompi anti peluru dan mengenakan google infrared mereka. Google ini juga memiliki sambungan komunikasi dan kamera yang terhubung dengan monitor laptop Doyoung, sehingga pria Kim itu bisa memantau dan memberi komando.

"Misi kalian bertiga adalah menerobos penjagaan di lantai 1 dan turun ke lantai B1 untuk melepaskan dan membawa para subjek keluar"

Taeyong membantu memakaikan rompi milik Mark. "Tolong hati-hatilah dan jaga kedua adikmu" katanya berpesan.

Mark mengangguk. "Kami mengerti, appa. Percayalah pada kami" katanya meyakinkan.

Ia kemudian berpaling dan menepuk kepala Jeno serta Sungchan. "Saling jaga, ya. Apabila menghadapi musuh yang jauh lebih kuat, kalian tidak boleh asal menyerang"

"Para penjaga harusnya tak sekuat itu" celetuk Sungchan. "Mereka tak akan bisa apa-apa tanpa borgol antipower"

"Tetap saja tidak boleh lengah, Sungchan-ah" ujar Taeyong. "Kita tak tahu apa yang bisa terjadi di depan. Sekarang kalian bersiaplah"

Tanda dimana misi anak-anak Jung dimulai adalah ketika sinyal komunikasi milik Jaehyun terputus ketika ia mengaktifkan pengacak sinyal di ruang VIP. Itu artinya para tamu akan kehilangan kontak dengan dunia luar, dan para penjaga tidak akan tahu apa yang terjadi di dalam sana.

"Sekarang!" komando Doyoung dan ketiga anak itupun berangkat mendekati Paragon Lab. Sesampainya di pos penjagaan lab, mereka langsung dicegat oleh seorang penjaga yang berpatroli. Tentu saja.

"Pergi sebelum kami memukuli kalian" penjaga itu memperingatkan.

"Ahjussi" ucap Sungchan polos lalu maju mendekat tanpa takut. "Kami hanya mau ijin baik-baik untuk mengeluarkan para subjek di lab, boleh ya?"

Sungchan bisa mendengar kedua hyungnya berusaha keras menahan tawa.

"Sialan!" ucap si bungsu dalam hati. Ia 'ditumbalkan' para hyungnya karena katanya ia yang paling manis, polos dan jago aegyo.

Padahal sebenarnya itu tidak sedang diperlukan sama sekali untuk hal ini.

"Kami janji tak akan membuat keributan dan para penjaga tidak usah repot-repot bertarung" katanya dengan mata rusanya yang memelas. "Itu lebih baik, kan? Boleh ya?"

"Pergi sebelum hitungan ketiga, atau kau akan babak belur" balas sang penjaga dingin lalu segera menggenggam tongkat pemukulnya. "Satu"

"Hahh" kata Sungchan sebal. "Negosiasi gagal. Lagian itu adalah ide bodoh, hyung"

"Dua"

"Hahaha, sudah tahu begitu kenapa kau masih menurut sih?" Jeno terbahak.

"Tiga"

Ayunan keras tongkat itu sudah hampir mengenai kepala Sungchan yang sedang menoleh, namun dalam sekejap penjaga itu sudah terbanting dan terjerembab di tanah dengan Mark yang menarik kedua tangannya ke belakang. Si sulung kini berjongkok di atas penjaga itu.

Sang penjaga begitu kaget bahkan tak sempat mengedipkan mata.

"Kecepatan ini... aku pernah mendengar ada suatu batch yang diberi kemampuan accelaration. Tapi tak kusangka masih ada subjek batch alpha yang tersisa" batinnya tak percaya.

ATONEMENT [Jung Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang