Heppy reading🥰🥰
Ketemu lagi dengan cerita baru aku🥰
🖤🖤❤❤
Dor Dor Dor
Terdengar suara tembakan beberapa kali. Seorang pria berpakaian hitam menembaki beberapa pria di ujung jalan sana.
Satu tembakan yang entah darimana asalnya tepat mengenai bahu kiri laki-laki itu. Darah segar meluncur bebas dari lengannya. Dia meringis kesakitan memegangi bahu kirinya.
Seorang pria yang terlibat dalam aksi itu langsung panik melihat bosnya terkena tembakan. Buru-buru menghampiri bosnya itu.
"Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu.
"Tidak apa-apa. Ayo cepat pergi dari sini," ajak pria itu.
Mereka kemudian berusaha menghindari tempat itu dengan bersembunyi di tempat yang di rasa aman.Namun, beberapa pria tiba-tiba menodongkan senjata pada mereka. Terjadilah perkelahian di antara mereka. Seorang pria kemudian membidikkan senjata pada pria yang terkena tembakan di lengan kirinya, melihat itu, asisten wanitanya tidak tinggal diam.
"Bos, AWAS!!" teriak pria itu seraya mendorong tubuh bosnya. Tembakan pun meleset.
Mereka kembali baku hantam hingga saling berebut senjata. Tiba-tiba, tanpa sengaja pria itu menarik pelatuk pistolnya.
Terdengar suara tembakan. Sayup-sayup dari kejauhan terdengar suara sirine mobil polisi. Beberapa orang yang tadi terlibat aksi baku tembak itu segera berlari menuju mobil masing-masing dan pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Sementara pria yang tertembak di lengan kirinya itu masih mematung manakala matanya menangkap seorang pria remaja yang masih menggunakan pakaian seragam sekolahnya meringis kesakitan memegangi perutnya yang mengeluarkan darah. Pria itu membulatkan matanya menatap ke depan sana. Pistol di genggamannya terjatuh begitu saja.
Pria itu dengan cepat berlari ke arah pria remaja itu, meraih tubuhnya yang sudah tergeletak di jalan. Saat melihat wajah pemuda itu, air matanya meleleh begitu saja.
Bukankah dia adalah pemuda yang sudah ku cari-cari? Sedang apa dia di sini? batin pria itu.
Pria itu ingat betul, pemuda itu adalah pria yang dia cari sejak beberapa minggu lalu. Pemuda yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Ya, dia benar-benar pemuda itu. Aku masih ingat betul wajahnya. Apa yang kulakukan? Aku telah menembak nya"
"Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja menembakmu," ujar pria itu.
Dengan wajah pucat, pemuda itu berusaha menyunggingkan senyum, menahan kesakitannya. "A-pa aku akan ma-ti?" tanya pemuda itu terbata-bata.
"Tidak, kau tidak akan mati. Kau akan selamat. Dokter pasti akan menyelamatkanmu. Aku mohon bertahanlah sebentar," ujar laki-laki itu.
"A-ku ti-dak ku-at..."
"Aku mohon bertahanlah!!" Pria misterius itu memeluk pemuda itu seraya menangis. Mengutuki kebodohannya mengarahkan senjata kesembarang arah, sehingga pemuda tidak berdosa itu harus menjadi korban.
"Bos, ayo cepat pergi dari sini. Polisi semakin dekat!" Asisten laki-laki dan beberapa pria segera menarik bos-nya naik ke mobil meninggalkan pemuda yang tidakberdaya itu sendirian di jalanan.
"Apa kau sudah gila? Pemuda kecil itu terkena tembakanku. Bagaimana kalau dia mati?" teriak laki-laki itu pada para anak buahnya.
"Bos, antara dia yang akan mati atau kita yang akan mati? Jika kita tetap di sana polisi akan menangkap kita." ujar seorang pria bernama plan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
terjerat cinta mafia kejam ( End)
RomanceWarning mengandung banyak bawang Sebelum baca tolong sediakan tisu Area LGBTQ yg gk suka silakan skip