Heppy reading🥰🥰
Warning typo
🖤🖤❤❤
Sayup-sayup kicauan burung terdengar begitu merdu, menghiasi indahnya pagi. Menemani sang mentari menyapa alam semesta.
Di dalam sebuah kamar, dua insan masih tertidur lelap. Hangatnya hembusan napas di antara keduanya bertiup bagai angin segar.
Saint menggeliat dalam pelukan Perth, membuat pria itu mengerutkan keningnya dengan mata yang masih terpejam. Dalam benaknya mengapa bantal guling di pelukannya seolah hidup dan bisa bergerak. Perth mempererat pelukannya, mengira yang ada di pelukannya benar-benar sebuah bantal. Hingga bibirnya terasa menyentuh sesuatu yang lembut dan halus. Bibir Perth mendarat di alis pemuda itu.
Perth perlahan membuka matanya bersamaan dengan saint yang juga baru bangun tidur. Dan kemudian, tatap muka.
"AAA!!!" terdengar teriakan menggelegar antara Perth dan saint di pagi itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?" teriak Perth dengan suara menggelegar.
Gelagapan, saint buru-buru turun dari tempat tidur itu, berlari keluar kamar menuju kamarnya di lantai dua. Sedangkan Perth yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya masih di penuhi emosi.
"Apa yang di lakukan anak kecil itu di sini...?" gumam Perth.
Pria itu kemudian bangkit, melepas kaos yang dikenakannya, lalu berdiri di depan cermin sambil mengamati tubuhnya.
tidak melakukan apapun pada tubuh ku, gumamnya seraya memutar tubuhnya di depan cermin, curiga jika saint melakukan sesuatu pada dirinya.
Saint masih mencoba mengatur napasnya yang berhembus lebih cepat karena terkejut sekaligus takut. Perth pasti marah besar karena kelakuannya yang malah pergi tidur di sana.
"Ya ampun, kenapa aku bisa tidur Senyenyak itu, tadi kan aku berencana bangun sebelum dia bangun. Supaya aku bisa kembali kesini. Aduuhh... dia pasti akan marah-marah lagi," gumam saint.
Tok tok tok
terdengar suara pintu yang di gedor dengan kencang, mengagetkan saint. Pemuda itu kemudian membuka pintu kamarnya.
"Kenapa kau dikamar terus? Cepat turun, buatkan aku kopi!" pinta Perth dengan nada ketusnya.
"Iya," sahut saint dengan senyuman. la kemudian ikut turun lalu menuju dapur.
Saint berkeliling menatap setiap bagian dapur itu. Dia mengambil gelas kosong dan sendok.
Pemuda itu membuka satu-persatu toples yang terdapat di lemari gantung. Mencari serbuk hitam yang bernama kopi. Hingga dia menemukannya.
"Bagaimana cara bikinnya? Aku kan belum pernah membuat kopi," gumam saint.
Pemuda itu naik kembali ke kamarnya mengambil ponsel dan mulai mencari di internet dengan kata kunci 'cara membuat kopi'...
Saint terlihat serius membaca artikel itu, hingga di rasa paham, barulah dia mulai membuatnya. Masukkan kopi satu sendok, lalu tambahkan gula secukupnya.
Gula? Gulanya yang mana?
Saint kembali di buat bingung, Ada tiga toples dengan bubuk halus yang bentuknya hampir sama.
"Mungkin semuanya gula," saint pun memilih toples yang ada di tengah lalu memasukkan dua sendok serbuk putih itu ke dalam kopi. la mengaduknya dengan penuh semangat.
Perth sudah menunggu di meja sambil memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, saint datang dengan membawa secangkir kopi.
"Ini kopinya," saint menyodorkan kopi itu di hadapan Perth lalu ikut duduk disana. Menatap Perth dengan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
terjerat cinta mafia kejam ( End)
RomanceWarning mengandung banyak bawang Sebelum baca tolong sediakan tisu Area LGBTQ yg gk suka silakan skip