Heppy reading🥰🥰
Warning typo
🖤🖤❤❤
Perth duduk di meja makan sambil menikmati secangkir kopi. Saint menghampirinya dan duduk di hadapannya.
"Maaf, aku pikir kau akan makan malam dengan pemuda itu. Jadi aku tidak menyiapkan makan malam. Apa aku siapkan makan malam untukmu?"
"Tidak usah. Aku sedang tidak ingin makan masakanmu," kata Perth tanpa menoleh pada saint.
Saint hanya membalas dengan senyum cerah seperti biasanya, namun senyumnya memudar ketika mendapat pelototan dari Perth. "Boleh aku tanya sesuatu?"
"Apa?"
"Bolehkah aku bekerja?" dia bertanya dengan nada takut.
"Kau mau bekerja? Pemuda sepertimu yang biasa dilayani seperti seorang pangeran bisa apa?"
"Aku bisa bekerja."
Perthku, aku akan menunjukkan padamu kalau aku bukan pemuda manja."Terserah kau. Aku kan sudah bilang aku tidak peduli kau mau apa dan mau kemana. Tidak usah minta izinku."
"Hehe, baiklah."
"Ingat tugas utamamu tetap ada di rumah ini. Membersihkan rumah, memasak, dan mencuci pakaian. Aku tidak mau kau mengabaikan tugasmu," kata Perth penuh penekanan.
"Aku akan membagi waktuku agar aku bisa mengerjakan semuanya."
"Baiklah. Kalau pekerjaanmu tidak beres, aku akan menendangmu dari sini."
"Baiklah,"
Saint terus memandangi wajah Perth yang terlihat serius memainkan ponselnya. Perth yang bagai memiliki mata elang, menyadari bahwa saint sedang memandanginya.
"Berhenti menatapku!" bentaknya membuat saint terlonjak.
Bagaimana dia tau kalau aku memandanginya.
"Hehe, Maaf... Entah kenapa wajahmu seperti ada magnetnya. Aku selalu ingin memandangimu."
Perth pun mulai kesal mendengar ucapan saint. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada saint dan terkejut begitu melihat wajah saint yang sangat pucat.
"Kenapa wajahmu sangat pucat? Apa kau sakit?" Perth terlihat khawatir membuat saint menjawab gelagapan..
"Ti-tidak, aku tidak sakit," jawabnya seraya mengusap wajahnya.
"Baguslah. Jangan sakit! Kau tahu kan, biaya rumah sakit itu mahal."
Nah kan, Perthku pasti akan benar-benar membuangku ke jalanan kalau mengetahui aku sakit dan butuh biaya banyak. Dia akan semakin membenciku.
"Aku akan kembali ke kamarku. Selamat malam," ucap saint kemudian.
Pemuda itupun beranjak meninggalkan Perth dan naik ke kamarnya. Sesampainya di kamar, pemuda itu menatap wajahnya melalui pantulan cermin.
"Benar, wajahku sangat pucat." gumamnya dengan wajah sedih.
Drrttt Drrttt
Ponsel milik saint bergetar. Pemuda itu segera meraih benda pipih itu.
"Siapa ini?" gumam saint ketika melihat di layar ponselnya tertera nomor yang tidak dikenal. Karena penasaran, saint segera menggeser tanda berwarna hijau.
"Saint..." panggil seseorang di seberang sana.
"Siapa ini?"
"Ah, sekarang aku benar-benar yakin kau punya penyakit pikun akut," kata seorang pria yang menelepon. Saint berpikir sejenak, mencoba mengingat suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
terjerat cinta mafia kejam ( End)
RomanceWarning mengandung banyak bawang Sebelum baca tolong sediakan tisu Area LGBTQ yg gk suka silakan skip