Bab 9

540 35 7
                                    

Heppy reading🥰🥰

Warning typo

🖤🖤❤❤

Dikamar, saint memandangi obat-obatan nya dengan tatapan sedih. Pikirannya mulai melayang kemana-mana.

Setelah obat ini habis, apa yang akan terjadi padaku. Aku tidak mungkin menggunakan uang yang di berikan Perthku untuk kontrol. Dia akan mengusirku dari rumah ini kalau aku menghamburkan uangnya untuk sesuatu yang tidak penting. Aku kan tidak penting baginya, kalaupun aku mati, mungkin dia akan senang. Kenapa hatiku sakit memikirkannya.

Saint segera memasukkan obat itu kedalam lemari. Lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Selang beberapa lama, dia tidak dapat memejamkan matanya.

"Perthku sudah tidur, belum ya..." gumam saint.

Pemuda itu pun kembali mengendap-endap menuruni tangga menuju kamar Perth. Namun, saat memutar gagang pintu, ternyata pintu kamarnya terkunci.

"Dia menguncinya," saint bergegas pergi ke belakang kamar Perth, mengintip lewat jendela.

Bagai mendapat durian runtuh, saint begitu kegirangan mendapati jendela di kamar suaminya itu ternyata tidak terkunci.

Dengan sangat hati-hati, saint memasuki kamar Perth. Kakinya berjinjit berjalan mendekati pembaringan suaminya itu agar langkah kakinya tidak terdengar.

Dia menatap wajah Perth yang sedang tertidur dengan kekaguman. Senyum pun kembali terbit di sudut bibirnya.

Saint pun harus kembali menjadi penyelinap dan masuk ke dalam selimut yang di pakai Perth, lalu berbaring disana.

Maafkan aku, harus menyelinap ke sini lagi. Aku akan kembali ke kamarku sebelum kau bangun.

Pemuda itu kembali tertidur di kamar itu setelah puas memandangi wajah Perth yang sedang tertidur lelap. Tengah malam, Perth terbangun dan mendapati ada tangan kecil melingkar di perutnya. la terlonjak, berusaha mengumpulkan kesadarannya.

Kekesalan pun kembali merajai hatinya. Perth segera menyalakan lampu kamar. Saat akan meneriaki pemuda itu, ia menatap dalam wajah saint yang tertidur lelap.

Ada perasaan tidak tega di hatinya yang entah berasal dari mana. Perth menghela napas, pelan-pelan memindahkan tangan saint yang melingkar di pinggangnya, lalu beranjak dari tempat tidur dan memilih tidur di sofa.

Aku akan memberimu pelajaran besok pagi karena sudah berani menyelinap masuk ke kamarku.

Sekitar jam 5 pagi, saint terbangun dari tidurnya la meraba tempat di sebelahnya dan tidak menemukan apapun. Matanya seketika membulat sempurna.

"Mati aku"

Saint bangkit dari posisi berbaringnya. Tubuhnya sudah bergetar saat menyadari Perth tidak berada di sampingnya. Dan, saat mendapati Perth tertidur di sofa, jiwa ketakutannya kembali meronta-ronta.

Hah, sejak kapan dia bangun? Dia pasti menemukan aku tidur di sini? Dia akan menelanku hidup-hidup pagi ini.

Saint menelan saliva, pelan-pelan turun dari tempat tidur empuk itu, lalu mengendap-endap menuju pintu. Saat memutar gagang pintu terdengarlah suara Perth mengagetkannya.

"Mau kemana kau?" Saint mematung di tempatnya berdiri mendengar suara Perth yang terasa seperti mengancam.

"Hehe, ka-ka-kau sudah bangun?" tanya saint seraya menyunggingkan senyum getirnya.

Perth bangkit dari posisi berbaringnya, berjalan mendekati saint. Pemuda itupun beringsut bersandar di dinding.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku lagi?"

terjerat cinta mafia kejam ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang