Bab 38

649 44 19
                                    

Heppy reading🥰🥰

Warning taypo

🖤🖤❤❤

Hari terus berlalu dengan cepat, hampir dua minggu lamanya saint tinggal di rumah perth. Kini, tak ada lagi saint yang dahulu bertubuh kurus kering dengan wajah pucatnya. Wajah pemuda itu kini berseri-seri dan tubuhnya menjadi lebih berisi. Senyumpun tak pernah pudar dari wajahnya yang manis dan cantik itu.

Seakan ingin membayar semua kesalahannya di masa lalu, perth memperlakukan sang istri layaknya seorang pangeran dalam sebuah kerajaan yang hidupnya serba dilayani. Perth sangat memanjakan saint.

Bahkan, dia melarangnya melakukan aktivitas apapun, sehingga di rumah itu, kegiatan saint hanyalah makan tidur dan nonton tv. Sisanya, menemaninya di tempat tidur.

Pagi itupun dimulai dengan perdebatan dua orang yang masih betah bergelung di bawah selimut.

Aku sudah bilang tidak boleh! Artinya tidak!"

"Tapi kenapa? Aku tidak apa-apa, aku kan sudah sembuh." Saint mulai memberanikan dirinya protes pada perth yang sangat over protective itu.

"Aku mohon, dengarkan aku... Setidaknya sampai kau benar-benar pulih!"

Saint mulai kesal dengan suaminya yang baginya sangat berlebihan, "Kau melarang ini dan itu, semuanya tidak boleh. Dulu kau bilang aku boleh melakukan apapun sebanyak yang aku suka, kenapa semuanya tidak bisa dilakukan sekarang?"

"Sayaang..." Perth mulai frustrasi menghadapi saint yang terus memohon agar diizinkan pergi bersama earth. Sedangkan, perth tetap tidak mau memberinya izin keluar rumah.

Tiba-tiba...

Hueeekk...

Saint menutup mulutnya yang tiba-tiba merasa mual, dengan cepat pemuda itu berlari masuk ke kamar mandi, menumpahkan kembali semua makanan yang baru saja dia
makan. Perth mengekor di belakangnya dengan panik. Memijat tengkuknya dari belakang.

"Sayang, Apa kau sakit?" tanyanya dengan wajah penuh kekhawatiran.

Saint mengusap wajahnya yang tiba-tiba menjadi pucat. Perth pun semakin panik. Dia menggendong saint dan membawanya kembali ke tempat tidur lalu kembali menyelimutinya.

"Mana yang sakit? Apa perutmu sakit? Kau pusing?" Perth begitu paniknya sampai wajahnya ikut memucat. Dia meletakkan tangannya di kening sang istri, ingin memastikan suhu tubuh saint.

"Aku tidak apa-apa, hanya muntah saja. Itukan biasa..." ucap saint dengan santai, namun semakin menambah raut kekhawatiran di wajah suaminya.

"A-Apa? Biasa? Apa kau sering muntah-muntah seperti tadi?" tanya perth dan langsung dijawab anggukan kepala oleh saint.

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sakit? Kenapa kau merahasiakannya?"

Saint berdecak heran melihat kepanikan perth yang menurutnya berlebihan, "Aku kan sudah biasa mengalaminya. Phi Mew bilang itu normal, hanya efek samping obat yang aku minum."

"Obat apa yang dia berikan padamu? Kenapa kau sampai muntah-muntah begitu?" perth meraih tubuh saint dan memeluknya, "aku mohon, jangan pernah merahasiakan apapun dariku lagi. Kalau kau sakit, beritahu aku."

Perth ingat betapa saint dulu barusaha merahasiakan sakitnya dari semua orang, karena mengira suaminya tidak akan mampu membiayainya. Dan, perth menyadari mengapa istrinya itu tidak memberitahunya apa yang dia alami.

Dulu, perth selalu membentaknya dan mengatakan melarangnya sakit karena tidak mau direpotkan jika saint sampai sakit. Dan hal itu masih menyisakan trauma di hati sang istri.

terjerat cinta mafia kejam ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang