"Ck! Kenapa lo gak nolak aja sih!" decak kesal Mala. Kini mereka tengah duduk di kursi taman samping rumahnya.
"Bukannya lo nerima juga kan!?" Rakha melirik gadis disampingnya itu dengan tatapan sengitnya, "Jadi kenapa sekarang lo yang protes!" sarkas Rakha. Saat ini ia berjalan sedikit menjauh dari Mala.
"Gue gak bisa nolak Rakha! Dan gue berharap lo yang nolak!" kesal Mala. Kini ia beranjak dari duduknya dan berdiri disamping Rakha yang tengah besedekap dada.
"Gak bisa nolak!?" Rakha menatap gadis disampingnya lalu tersenyum miring, "Alasan klasik!"
"Gue hutang budi sama bunda dan ayah. Kalau gak ada mereka gue gak tahu nasib gue gimana setelah ayah pergi ninggalin gue." lirih Mala dengan mata yang berkaca-kaca. Mala lemah kalau soal Ayahnya.
.Flash back on.
"Rakha..." Rakha menguntungkan ucapannya, ia menatap tiga manusia itu secara bergantian.
"Yaudah, Rakha setuju sama perjodohan ini." finally. Akhirnya Rakha menerima perjodohan itu.
"Kamu serius, mas?" tanya Salsha.
"Iya, Bund." Rakha mengangguk menatap Salsha.
"Lo yakin nerima perjodohan kita?" tanya Mala dengan wajah kecewanya. Padahal ia berharap Rakha akan mewakili dirinya untuk menolak perjodohan ini.
"Kenapa, La. Kami masih keberatan dengan perjodohan ini?" tanya Arnold.
Mala beralih menatap Arnold. "Eh, enggak kok, Yah. Mala cuma heran aja, Mala kira Rakha bakal nolak perjodohan ini." Mala meringis mendengar jawabannya.
"Oh, kiranin tadi kamu masih keberatan." ucap Arnold manggut-manggut.
"Jadi gimana, Pa?" tanya Salsha.
"Berhubung kalian berdua udah setuju untuk dijodohkan. Ayah bakal mengambil keputusan---" Arnold menghentikan kalimatnya ia menatap Rakha dan Mala secara bergantian. Sedangkan yang Arnold tatap menunjukan raut binggungnya.
"---dalam waktu dekat ini kalian bakalan menikah."
"APA! MENIKAH!?"
"Jangan bercanda! Rakha gak suka!" cecar Rakha.
"Ayah gak lagi bercanda." jawab Arnold terlampau santai. Disini Mala tidak lagi bisa berkomentar. Dia terlalu shock mendengar penuturan Arnold. Mala memang menerima perjodohan ini, tapi dia tidak menyangkan pelaksanaan ini akan dilaksanakan secepat ini.
"Yah! Kita masih sekolah." frustasi Rakha.
"Itu gak masalah. Nanti biar Ayah yang atur semuanya." ucap Arnold. Bukan tanpa alasan Arnold menikahkan mereka dalam waktu yang singkat. Tapi Arnold udah memikirkan semua ini matang-matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHA
Teen Fiction⚠️ Warning! Banyak bahasa kasar dan adegan kekerasan. Jadi, bijaklah dalam membaca setiap paragraf! "Kita adalah dua insan yang memang sengaja dipertemukan oleh takdir." ___________ "Jangan jauh-jauh dari gue. Bunda udah percayai gue buat jagain lo...