"WOY, TUNGGU!" teriakan seseorang dari arah belakang itu seketika menghentikan langkah dan obrolan asik ketiga gadis yang ingin berjalan menuju pintu gerbang utama.
"Kalian manggil kita?" tanya Gizelle setelah ketiga gadis itu membalikan badannya kebelakang. Tangan Gizelle bersedekap dada menatap sinis ke arah ke empat gadis yang ada di depannya.
Keempat gadis yang memanggil Gizelle dkk itu berjalan beriringan menghampiri Gizelle dkk dengan raut wajah yang tidak bersahabat.
"Masih bisa asik ngobrol sama bahagia ya lo pada!?" sengit Devi sembari membenarkan letak tasnya yang ia sampirkan di salah satu bahunya.
"Maksud omongan lo apa!?" kini nada bicara Alifah tidak kalah sengit.
"Lo masih bisa tanya maksud omongan Devi tadi apa? Ngerasa gak punya dosa aja lo ye!" sengit Haura.
Alifah terkekeh pelan, "Lo pada kenapa dah?"
"Jangan berlagak gak punya salah! Maksud lo apa ngengunciin Mala di gudang pojok belakang sekolah, Hah!?" tanya Cantika tak kalah sengit.
"Jangan asal tuduh!" kini Gizelle akhirnya buka suara.
"Kita gak asal nuduh kok. Kita juga ada saksi." seru Alea menimpali.
"Heh, cupu! Diem lo ya!" cicit Vio.
"Biarpun dia cupu! Seengaknya dia gak cupu kayak tindakan lo pada!" skakmat. Mereka bertiga kini seakan dikuliti oleh ucapan Cantika.
"Kena ulti kan lo pada." kini suara tawa mengejek seakan menggema disana.
"Bacot!" desis Gizelle membuat tawa mereka pudar dan kini raut wajah ke empat gadis itu berubah menjadi raut wajah seriusnya.
"Lo apain Mala!?" tanya Devi to the point.
"Jangan asal nuduh!"
"Heh!" Devi geram, ia mendorong bahu Gizelle dengan kencang.
"Gak usah dorong-dorong!" kini Gizelle membalas dorongan Devi.
"Apa, lo!?" Haura tidak terima ia membalas mendorong Gizelle lebih kencang dari pada Devi.
"Gak usah dorong-dorong!" sengit Vio membalas mendorong Haura.
"Bacot!" Cantika geram ia menarik keras rambut Vio.
"Arghtttt, sakit bego!" teriak Vio yang mendapat tarikan secara tiba-tiba.
"Ini gak seberapa sama apa yang lo lakuin sama Mala, su!" geram Cantika.
"Gue gak apa-apain Mala, njing!" ucap Vio tidak mau kalah, ia juga membalas menarik rambut kepala Cantika dan terjadilah aksi jambak-menjambak.
"KALIAN, STOP! APA-APAAN INI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHA
Teen Fiction⚠️ Warning! Banyak bahasa kasar dan adegan kekerasan. Jadi, bijaklah dalam membaca setiap paragraf! "Kita adalah dua insan yang memang sengaja dipertemukan oleh takdir." ___________ "Jangan jauh-jauh dari gue. Bunda udah percayai gue buat jagain lo...