Brak!
Brak!
Brak!
"Mala buka! Aku tahu kamu didalam!" teriak Rakha dari luar. Tangannya sedari tadi tidak tinggal diam. Rakha terus saja mengedor pintu utama rumah Cantika.
"Rakh, tenang." seru Afan yang sedari tadi setia menemani Rakha di luar. Kenapa Afan ada disana? Karena Afan takut kalau Rakha akan bertindak diluar kendalinya. Dan disini Afan berniat mencoba untuk menenangkan Rakha.
"Gak bisa, Fan." Rakha meraup wajahnya yang basah akibat terkena air hujan. Ya, sekarang diluar cuacanya sedang turun hujan. Ia menyugar rambutnya kebelakang dengan sedikit frustasi.
"La! Buka!" teriak Rakha lagi. Dari raut wajah Rakha, ia mati-matian menahan seluruh emosinya.
Emosi Rakha seketika menjadi tidak stabil saat Mala memutuskan untuk meninggalkannya malam ini dan Mala lebih memilih untuk bermalam di rumahnya Cantika. Rakha tidak tenang sebelum masalahnya dengan Mala selesai. Ia tidak ingin masalah ini seakan digantung begitu saja dengan sang istri.
Sedangkan didalam, Mala sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan sebuah handuk. Sebelum turun dari taxi, ternyata diluar sudah turun hujan dan Mala tidak membawa payung dan itu membuat rambut Mala sedikit basah oleh guyuran air hujan.
"La, ini teh hangat buat Lo." ucap Cantika berjalan menghampiri Mala dan duduk disampingnya sembari membawakannya teh hangat.
"Makasih, Can." cicit Mala menerima teh hangat buatan Cantika itu.
"Diminum ya. Biar badan Lo sedikit hangat." tukas Cantika.
"Lo gak mau?" tanya Mala setelah menyeruput sedikit teh hangat itu.
"Buat Lo aja." jawab Cantika dengan senyumannya.
"La, ada Rakha diluar. Lo gak ada niat buat bukain pintu buat dia?" tanya Cantika.
"Gue butuh waktu, Can. Untuk malam ini gue boleh kan bermalam disini?" pungkas Mala.
"Gue sih gak keberatan Lo bermalam disini. Lo juga tahu sendiri kan kalau gue tinggal disini sendiri. Nyokap sama bokap gue sibuk kerja diluar kota. Tapi---" Cantika menggantung ucapannya. Ia merasa tidak enak kalau harus meneruskan ucapannya.
"Tapi apa, Can?" tanya Mala.
"Gue takut sama Rakha. Gue takut kena imbasnya." ucap Cantika hati-hati.
"Gue yang jamin kalau Rakha berani macem-macem sama Lo." ucap Mala, ia berdiri dan meletakkan teh hangat itu keatas nakas yang tidak jauh dari jangkauannya.
Setelah meletakan teh hangatnya, Mala kembali duduk disamping Cantika. Ia sedikit mengusap kedua telapak tangannya berniat untuk menyalurkan rasa hangat pada tubuhnya.
"Lo beneran gak mau nemuin Rakha?" tanya Cantika, Mala menatap Cantika dengan tatapan yang sulit diartikan detik selanjutnya ia menggeleng pelan.
"Gue mau nenangin diri gue disini dulu, Can. Minimal malam ini aja." jawab Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHA
Teen Fiction⚠️ Warning! Banyak bahasa kasar dan adegan kekerasan. Jadi, bijaklah dalam membaca setiap paragraf! "Kita adalah dua insan yang memang sengaja dipertemukan oleh takdir." ___________ "Jangan jauh-jauh dari gue. Bunda udah percayai gue buat jagain lo...