Penyesalan Rakha (16)

4.4K 332 161
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kamu mau?" tawar Mala seraya menatap kearah Rakha yang saat ini sedang mengelus sayang puncak kepalanya.

Rakha tersenyum menatap wajah Mala yang menurutnya begitu mengemaskan. "Kamu aja yang makan." ucap Rakha.

"Beneran?" tanya Mala sekali lagi.

"Iya, sayang." ucap Rakha. Ia menjauhkan tangannya dari puncak kepala Mala dan menyilangkan kedua tangannya tepat diatas meja kantin yang ia tempati saat ini. Rakha menatap Mala dengan tatapan dalamnya.
Ia tersenyum setiap menatap Mala yang sepertinya menikmati es krim yang tadi ia pesankan.

"Kalau makan pelan-pelan." ujar Rakha sembari mengelap noda es krim yang ada disudut bibir Mala.

Mala mematung seketika saat ibu jari Rakha menyentuh dan mengelap sudut bibirnya yang terdapat noda es krim.

"Dunia serasa milik berdua, ya, bestie." goda Zaki.

"Yang lainnya ngontrak!" timpal Zayyan. Dan seketika Mala tersadar dari lamunanya. Ia dibuat salah tingkah oleh perkataan Zaki dan Zayyan

Rakha menatap Zaki dan Zayyan secara bergantian dengan menggeram tertahan.

"Apalah daya kita yang jomblo!" ucap Bumi.

Memang ya sahabat-sahabatnya Rakha ini tidak bisa melihat yang namanya keuwuhan.

"Sorry, ya. Kalian aja yang jomblo! Gue kan udah ada, Cantika." ucap Afan dengan menyombongkan diri seraya merangkul posesif pinggang Cantika yang saat ini tengah duduk disebelahnya.

Sedangkan kedua gadis lainnya saling bersitatap dan detik selanjutnya saling mengedikkan bahunya.

"Emang boleh wirrr seposesif itu!?" cibir Aldi menatap Afan jengah.

"Lo jomblo kan? Makanya iri!" desis Afan.

"Kamu fokus makan aja, ya. Kayaknya mereka lagi kehabisan OBAT!" lirik Rakha menatap mereka satu-persatu dengan menekan kata OBAT.

"BEROBAT LO!"

Langit seketika menutup kedua telinganya. "Berisik!" tekan Langit. "Emang, ya, yang waras disini cuma gue!" sambungnya.

"Wah, secara tidak langsung lo ngatain Rakha juga gak waras dong?" cecar Bumi. Langit menatap Bumi dengan tatapan sengitnya.

"Belum mandi lo!?" sengit Langit.

"Lo gak lihat gue udah ganteng kayak pangeran-pangeran di sebuah kerajaan. Lo kali yang belum mandi." seloroh Bumi.

"Terserah lo!"

"Ck! Kebiasaan!" Bumi merotasi kedua bola matanya jengah. Emang ya Langit itu kadang susah kadang gampang kalau diajak bercanda. Berbeda dengan Bumi.

"Sabar, ya, punya kembaran kayak saudara lo." ucap Aldi menepuk pelan bahu Bumi.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang