Awal kehidupan Mala (PROLOG)

9.3K 310 13
                                    

RAKHA.

PROLOG.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Mala," panggil Salsha. Ia berjalan menghampiri Mala yang sedang duduk termenung di ayunan yang ada dibelakang rumah, dimana disana terdapat kolam renang.

"Bunda." cicit Mala, ia sedikit merapihkan anak rambutnya yang menutupi sedikit wajahnya.

"Ngapain malam-malam disini? Lagi ngelamunin apa?" tanya Salsha sembari duduk di bangku yang tidak jauh dari ayunan itu. Ia duduk setelah meletakan secangkir susu coklat hangat

"Gapapa kok, bund." jawab Mala dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Sini duduk didekat, bunda. Bunda udah bawain kamu susu coklat hangat." ujar Salsha.

Mala yang nurut, ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Salsha, lalu ia duduk di kursi yang ada disebelah Salsha.

"Diminum." titah lembut Salsha.

"Makasih, bund." walaupun masih canggung Mala tetap harus memanggil Salsha dengan sebutan, Bunda. "Mala minum, ya, bund." izin Mala, setelah mendapat anggukan serta senyuman dari Salsha, Mala dengan segera meminum susu coklat hangat buatan Salsha hingga isinya tinggal setengah.

"Bunda kalau ngelihat kamu, serasa ngelihat Raysha." Salsha menatap lekat ke arah Mala yang saat ini sedang meminum susu coklat hangat buatannya.

"Bunda," panggil Mala. Namun Salsha masih saja menatap Mala dengan lekat.

"Bunda," Mala sedikit mengeraskan suaranya. Agar dapat didengar oleh Salsha.

Salsha yang mendengar suara Mala sedikit mengerjap. Ia kini telah sadar dari lamunannya, dan atensinya teralihkan oleh suara Mala barusan. "Kenapa, sayang?"

"Bunda kenapa? Kok natap Mala kayak gitu?" tanya Mala. "Ada yang salah, ya, sama Mala?"

Salsha menggeleng, lalu tersenyum. "Enggak, La. Bunda, kalau lihat kamu. Seperti bunda lihat putri bunda sendiri." jawab Salsha.

Salsha manggut-manggut. "Emang putri bunda kemana?" tanya Mala.

"Putri bunda udah meninggal satu tahun yang lalu." jawab Salsha. Mala yang mendengar jawaban Salsha merasa tidak enak. Ia gelagapan. Ia takut menggores luka lama dihati Salsha.

"Eumm... Maaf, Bund. Mala gak tau." ucap Mala merasa tidak enak.

"Gapapa, bunda udah ikhlas kok, La. Cuma tadi bunda teringat aja sama putri bunda. Bukan berarti bunda belum ikhlas." pungkas Salsha.

"Oh ya, ngapain Mala malam-malam disini sendirian?" tanya Salsha balik.

"Gapapa kok, bund." jawab Mala. Tapi, Salsha melihat dari raut wajah Mala seperti ada yang mengganjal.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang