Sisi lain Rakha (22)

4K 315 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Dok gimana keadaan pasien?" tanya Rakha berjalan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.

Dokter itu tersenyum, "Kalian tenang aja, pasien dalam kondisi baik-baik saja. Luka yang ada di kakinya sudah saya obati dan juga sudah saya perban." jawab dokter Mira.

"Alhamdulillah," mereka dengan serempak mengucapkan syukur. Ada raut lega di wajah mereka.

"Walaupun tadi sempat drop karena pasien kekurangan banyak darah. Tapi Alhamdulillah nya pihak rumah sakit masih punyak stok golongan darah pasien jadi kami bisa segera melakukan tindakan transfusi darah kepada pasien." jelas Mira.

"Apa pasien harus melakukan rawat inap, Dok?" tanya Bumi.

"Saya rasa pasien tidak perlu rawat inap. Jadi setelah pasien nanti sudah siuman. Pasien boleh di bawah pulang." jawab Mira, "Tapi sebelum itu, biarkan transfusi darahnya sampai selesai ya." ralat Mira dengan senyum yang mengembang.

"Baik, dok." jawab sebagian dari mereka.

"Jadi apa boleh kami masuk kedalam, dok?" tanya Rakha.

"Silahkan, tapi jangan sampai mengganggu ketenangan pasien, ya." nasehat Mira.

"Baik, dok. Terimakasih." jawab mereka.

"Kalau begitu saya permisi dulu." ucap Mira.

"Silahkan, dok. Sekali lagi terimakasih." sebelum dokter itu melangkah pergi dari sana dia membalas ucapan mereka dengan senyum manisnya.

"Zay, gue minta tolong. Lo pergi ke bagian administrasi ya." ujar Rakha.

"Siap bos."

"Gue gak ada uang cash. Pake uang lo dulu nanti gue ganti." tukas Rakha.

"Oke, bisa diatur." ucap Zayyan.

"Zak, ikut gue." ucap Zayyan dengan menarik tangan Zaki untuk ikut dirinya ke tempat administrasi.

"Kalian gak mau masuk?" tanya Rakha.

"Lo duluan aja. Gue mau ke kantin dulu. Gue mau beli makan sama minum untuk kalian semua." ucap Bumi.

"Lang, ikut gue ke kantin." ucap Bumi sembari merangkul pundak Langit dan membawanya pergi dari sana.

"Lo berdua?" tanya Rakha.

Afan dan Aldi mereka sama-sama saling melemparkan tatapan mereka. "Kita ikut lo masuk gapapa kan?" tanya Afan.

Rakha tersenyum menanggapi ucapan Afan. "Ayo masuk!" ucap Rakha lalu lebih dulu melangkah untuk memasuki ruang UGD.

Hal pertama yang mereka lihat adalah, seorang gadis yang terbaring lemah diatas brankar dengan alat infus dan juga alat transfusi darah yang melekat dipergelangan tangannya dan juga alat bantu pernafasan di hidungnya. Tidak lupa dengan kaki yang sudah diperban.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang