"Bang, nasi gorengnya satu, ya." seru Mala pada tukang nasi goreng yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Penjual nasi goreng itu terletak dipinggir jalan disebelah taman.
Setelah bangun dari tidurnya. Tiba-tiba perutnya terasa sangat lapar dan kebetulan Mala juga ingin makan nasi goreng.
Sebenarnya tadi mang Mamat sudah menawarkan Mala agar diantar olehnya tapi Mala cukup keras kepala dia memilih pergi sendiri dengan sepeda listik yang baru aja kemarin Arnold belikan untuk Mala.
"Aduh, neng. Nasi gorengnya udah habis tinggal satu porsi, itu aja punyanya den ganteng yang ada disana." tunjuk penjual nasi goreng kearah cowok yang sedang duduk manis ditempatnya dengan ponsel digenggaman tangannya.
"Yah, padahal saya mau nasi gorengnya bang." desah kecewa Mala.
"Lo mau nasi gorengnya?" suara dibelakangnya mampu membuat Mala menolehkan kepalanya kesumber suara.
"Kata penjualnya udah habis dan itu tinggal punya lo." ucap Mala. Dari raut wajahnya sudah bisa ditebak bahwa saat ini Mala sedang menahan kekecewaannya.
"Yaudah, kalau gitu lo ambil punya gue aja." ujar cowok itu sembari memasukan ponselnya kedalam saku jaket kulitnya. Saat sedang asik memainkan ponselnya cowok pemilik nasi goreng terakhir itu tidak sengaja mendengar percakapan Mala bersama si penjual nasi gorengnya.
Saat cowok itu diam-diam memperhatikan Mala, cowok itu merasa kasihan lalu ada inisiatif untuk memberikan nasi gorengnya untuk gadis itu saja.
"Kan itu punya lo." kata Mala.
"Gapapa, gue bisa cari makan yang lain." ucap cowok itu.
"Gak usah! Takut ngerepotin." tolak Mala.
"Den ini nasi gorengnya udah jadi." tukas penjual nasi gorengnya.
"Lo tunggu sini dulu." ucap cowok itu.
"Ini mang uangnya." ucap cowok itu seraya menyodorkan uang lembar berwarna biru. Dan mulai menerima satu box nasi gorengnya.
"Den, kembaliannya." ujar penjual nasi goreng itu saat cowok itu mulai melangkah meninggalkan tempat penjual itu dan berjalan menghampiri tempat Mala berdiri saat ini. Dimana tempat itu tidak jauh dari tempat penjual nasi goreng itu.
"Gapapa mang ambil aja." seru cowok itu.
"Ini nasi gorengnya buat lo aja." ucap cowok itu seraya memberikannya untuk Mala.
"Maaf gue gak bisa nerima." tolak Mala.
"Gapapa, lo ambil aja. Mungkin lo lebih menginginkan nasi goreng ini dari pada gue. Nanti gue bisa beli menu makan gue yang lain." ujar cowok itu.
"Ambil!" paksa cowok itu.
Mala menatap secara bergantian nasi goreng yang ada tangan cowok itu lalu berganti menatap sang empunya nasi goreng yang saat ini berdiri didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHA
Teen Fiction⚠️ Warning! Banyak bahasa kasar dan adegan kekerasan. Jadi, bijaklah dalam membaca setiap paragraf! "Kita adalah dua insan yang memang sengaja dipertemukan oleh takdir." ___________ "Jangan jauh-jauh dari gue. Bunda udah percayai gue buat jagain lo...